xxii. menjijikan___
“Lo harusnya tau diri.”
Tangan Luna mengepal. Apa apaan wanita di depannya ini. Kembali mengganggunya di kafé. Dan sekarang ....
“Lo kenapa sih!”
Sasya mendekat. Berdiri di hadapan Luna. “Diko deketin lo tujuannya sama kaya gue.”
“Gue-ga-deket-sama-dia.” balas Luna menekan perkata.
Sasya tertawa kecil. Mengusap pipi Luna yang sekarang terlihat memerah. “Semua yang deketin lo itu cuman mau tubuh lo.” Mendorong Luna dengan perlahan dengan tatapan yang masih menancap pada mata gadis itu. “Jadi ga usah kegeeran. Emang ga cukup gue doang?” Sasya Mendorong tubuh Luna dengan telunjuknya hingga Luna jatuh ke kasur. Memposisikan tubuhnya di atas Luna. Kepala Luna diantara tangannya yang menjadi tumpuan. “Jalang lo?”
Tangan Luna mencoba mendorong Sasya, yang seperti biasa, tidak berhasil.
“Lo harusnya tau diri. Lo itu bukan kelasnya Diko. Dia main-main doang.” tekan Sasya dengan mata bagaikan pisau.
“Gue cukup tau diri kalau gue miskin ...” Mata Luna mulai memerah. “ ... dan bukannya lo juga sama kaya dia?”
Senyum terbit di wajah Sasya. “Bagus. Tau diri penting. Gue? kaya dia?” tawa Sasya muncul diakhir. “Gue ga sepengecut dia. Dan tentang seks, bukannya kita setuju untuk ngelakuin ini, hm?”
Luna membawa kepalanya untuk menatap ke samping. Air matanya sudah keluar sedikit. Ia menggigit bibirnya keras agar air yang lain tak ikut tumpah.
Basah mulai terasa di telinganya. Kuluman semakin liar di sana. “Lo harusnya bersyukur dengan gue masih terima badan lo yang ga terlalu bagus ini.” ucapnya di sela hisapan. “Ga ada yang menarik dari diri lo selain bikin penasaran buat cicip.” Kemudian menyesap leher Luna, suara lenguhan terdengar menyebabkan Sasya tersenyum. “Setelah itu? lo akan dibuang.”
Lenguhan semakin besar saat Sasya mulai brutal. Dagu Luna di cekram hingga kini mereka bertatapan. Sasya mulai menciumi setiap inci wajah Luna yang tidak melakukan pergerakan. Bahkan Luna sendiri hanya menatap kosong ke atap. Sasya mulai mengulum bibir Luna yang sama sekali tidak membalas, karena kesal ia pun mengigit bibir itu hingga pemiliknya membuka mulut. Lidahnya mulai menyusup pada setiap inci mulut Luna. Lalu membelit daging tak bertulang itu.
Luna mendorong bahu Sasya yang masih menciumnya rakus. Kini mata mereka kembali bertatapan. “Gue lepas kesepakatan kita. Dan lo, jangan pernah sentuh gue lagi.”
Mata Sasya melebar. Terkejut, tentu saja! Ini melenceng dari rencananya, sial. Sasya pun tertawa dan kembali mengendalikan eskpresinya. “Terus lo mau sama cowok itu?” tanyanya dengan nada remeh.
“Gue— ah...”
Luna tak kuasa menahan leguhan ketika Sasya menyerang titik kelemahannya dengan sangat terampil. Tangannya mulai meremas bahu Sasya yang masih sibuk dengan lehernya.
Leguhan terus terdengar, kini tangan Sasya mulai masuk pada kaus yang dikenakan oleh Luna. Mengusapnya pelan dengan mulut yang masih aktif pada leher sang submisiv.
Luna mendorong Sasya dengan keras hingga terjengkang saat dia mulai membuka bra yang dipakai Luna tadi. Luna langsung berlari ke kamar mandi dan mencoba memuntahkan sesuatu dari perutnya. Sekelibat bayangan Sasya yang mengolesi badannya dengan brownies kembali menerpa. Dimasukan jarinya hingga memencet uvula berharap ia dapat memuntahkan isi perut.
Luna sudah terduduk lemas di kamar mandi sambil menenggelamkan wajahnya diantara paha. Sedangkan Sasya hanya menampilkan wajah datar di kasur sambil memperhatikan ke arah toilet yang terbuka. Luna keluar dari kamar mandi dengan mata yang memerah, “Mending lo pulang.” katanya dengan nada putus, suaranya nyaris tak terdengar, habis. “Gue lagi ga mood.” Luna menidurkan dirinya, menarik selimut dan membelakangi Sasya.
Sasya tak bicara, ia hanya berjalan ke sofa dan mengambil jaketnya. Lalu keluar dari kamar kos itu. Saat ini pikirannya sedang berisik. Banyak suara yang saling berdebat, membuat dirinya pusing saja. Dengan nafas berat akhirnya ia menjalankan mobil dan memecah heningnya jalanan Jogja pada dini hari, tepat pukul 00:00.
[]
Guys, gue free kritik ya kalau emang ada tanda baca yang salah atau kata yang typo. Jangan ragu untuk komen, di sini juga gue sekalian belajar, kok!
Oh, iya, mau nanya, sejauh ini, gimana ceritanya menurut lo?
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] LunaSya
Teen Fiction[ Lunatic Series #1 ] Dua wanita dengan kepribadian sama saling memutuskan untuk menjadi pemuas satu sama lain. Jika Luna membutuhkan Sasya maka Sasya akan segera meluncur ke tempat wanita bergigi kelinci itu, pun sebaliknya. Kegiatan itu berjalan...