chapter 5

2.9K 217 0
                                    

"kak Adzkiya!!" Panggil seorang gadis yg sepertinya adik kelasnya

"Iya kenapa?"

"Di suruh ke ndalem" katanya

Adzkiya hanya mengangguk

"Ngapain ya" gumamnya

Tak ingin berlama-lama ia segera menuju ndalem

"Ada apa ya umah" katanya pada istri bagas ya semua santri di sini memanggil bagas aba dan istrinya umah

"Umah bisa minta tolong adz"

"Boleh umah ada apa?" Tanya nya heran

"Belikan kebutuhan pesantren, nih uang dan catatan kebutuhan yg harus dibeli"

Adzkiya mengambil nya

"Banyak banget ya umah"

"Iya,tunggu sebentar Faiz lagi ngambil kunci mobil dulu"

"Hah?" Beonya

"Iya kamu sama faiz berangkatnya masa mau jalan kan ga mungkin"

Tak lama Rafaizan datang, Adzkiya sedikit terpaku atas kedatangan Rafaizan pasalnya ia menggunakan kacamata hitam dan pakaian yg sering ia gunakan koko sarung dan jas

Ya memang tak asing lagi tapi rasanya setiap kali melihat Rafaizan tak bosan di pandanga

"Sudah siap" tanyanya

Adzkiya mengangguk

"Masuk" titahnya

Adzkiya masuk ke dalam mobil.

Selama di perjalanan tidak ada yg membuka suara sedikitpun terutama Rafaizan ia hanya terdiam tanpa sepatah kata pun

Setelah selesai berbelanja tiba tiba mata Adzkiya menangkap seseorang yg ia kenali, sedang bersama wanita dengan rambut pendek serta dress di atas lutut sedang mengobrol dan terlihat begitu mesra di sebrang jalan

Tanpa sadar ia memberikan belanjaan itu pada Rafaizan, Rafaizan menoleh ke arah Adzkiya yg begitu saja pergi ia buru buru memasukan belanjaan ke dalam mobil dan menyusul Adzkiya

"Angga!!" Lirihnya matanya sudah berkaca kaca

Angga sendiri ia panik kenapa tiba tiba Adzkiya ada di sini

"Dia siapa!!" Tanyanya.

Diam

"Dia siapa jawab!!!" Suaranya kian meninggi

Rafaizan berdiri tak jauh di belakang adzkiya

"Harusnya gue yg tanya lo siapa? Pakaian norak gini" ucapnya, melihat Adzkiya yg mengenakan tunik serta rok di lengkapi Khimar yg selalu terpasang di kepalanya

"Jadi ini kelakuan kamu di belakang aku iya? Oke mulai saat ini juga gue mutusin hubungan kita"

"Yaudah silahkan gue udh ga respect sama lo lo norak sekarang ga secantik dulu"

Adzkiya terisak sakit rasanya di khianati orang yg ia sayangi

"Adzkiya" suara berat dan dingin itu menghampiri adzkiya

Angga dan wanita itu menatap remeh ke arah Rafaizan

"Ini lagi pak ustadz ngapain di sini" kata wanita itu.

Rafaizan tak menggubris wajahnya masih datar.

"Kita pergi dari sini" katanya

Adzkiya terus menangis membuat Rafaizan pusing sendiri

"Sudah tak perlu menangis biarkan yg pergi jangan di tangisi Ali bin Abi Thalib pernah berkata jika kau mencintainya maka biarkan dia pergi jika ia kembali maka ia milikmu" ucap Rafaizan berusaha menenangkan Adzkiya yg sedari tadi menangis

RAFAIZAN RAKHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang