chapter 40 (END)

3.3K 161 10
                                    

Perihal takdir, tak ada satupun yang tau hidup ini akan bagaimana ntah berakhir bahagia ataupun berakhir dengan luka

Begitu juga dengan Adzkiya, ia tak pernah menyangka takdirnya akan semenyakitkan ini di tinggal oleh orang yg paling ia cintai

Sebuah pertemuan pasti akan ada sebuah perpisahan begitu juga dengan Rafaizan dan Adzkiya di pertemukan lalu di pisahkan

Adzkiya menatap nanar gundukan tanah di depan matanya yg batu nisal bertuliskan nama "Rafaizan Rakhan Rasya"

"Mah ini hanya mimpi kan ini ga beneran terjadi?" Ucapnya parau, bagi siapapun yg mendengar nya akan merasa iba

"Nak kamu harus ikhlas, agar faiz tenang di sana"

"Mah, abang udah janji buat selalu ada untuk kiya, akan selalu di samping kiya tapi sekarang? Abang pergi meninggalkan kiya"

Ia tak hentinya menangis, sungguh sesak dada nya melihat kepergian sang suami yg begitu menyayangi nya dengan amat tulus kini meninggalkan nya

Ia meremas kuat dadanya rasa sesak di dadanya begitu terasa, baru saja ia berbahagia atas kepulangan nya tapi secepat itu ia pergi

Kenyataan memang sepahit ini tapi yakinlah akan ada sebuah kebahagiaan yg tak pernah terduga akan terjadi

Mungkin kehilangan orang yg sangat begitu berarti untuk kita sangatlah menyakitkan bukan begitu?

"Mi baba kenapa pergi, haidar kan pengen sama baba" ucap anak kecil itu dengan air mta yg membasahi pipinya

Sesak sangat sesak ia melihat putra pertama nya yg begitu dekat dengan ayahnya melihat kepergian sang ayah

Sungguh malang nasib anak ini, di tinggal pergi oleh sosok ayah di usianya yg masih sangat kecil

"Sayang yg sabar ya, haidar anak sholeh ga boleh sedih baba bilang Haidar ga boleh sedih" ucap Adzkiya begitu terdengar menyakitkan

____

Satu minggu berlalu setelah kepergian Rafaizan

Kosong,dan sepi tanpa sosok Rafaizan lagi di sana. Sepi sunyi tak ada lagi tawa nya di sini tak ada lagi yg akan menasehati nya, memeluk nya mencium nya menjaganya

"Kenapa? Kenapa semua ini terjadi?" Lirih nya begitu terdengar menyakitkan

Ia meremas dadanya kuat, begitu menyakitkan rasanya

"Abang udah janji untuk selalu di samping kiya tapi sekarang?abang pergi ninggalin kiya untuk selamanya" katanya

Ia berjalan menuju kamarnya membuka perlahan pintu itu. sesak di dadanya ketika ia melihat kamar itu dimana semua waktu ia habiskan bersama dengan Rafaizan

"Abang sayang kamu"

"Nona manis"

"Gadis nakal"

"Peluk abang"

Semua itu kini hanya sebuah kenangan yg indah, yang tak akan pernah bisa di lupakan. Sosok lelaki yg begitu menjaganya dengan baik menyayangi nya dengan tulus

Ia menuju lemari mengambil koko Rafaizan yg sering ia pakai, Adzkiya mencium nya aroma wangi khas Rafaizan tercium dari baju koko itu

Buliran air mata jatuh sungguh ia sangat rindu dengan wangi ini, dengan pelukan hangatnya dengan tutur katanya

"Jika kiya tau itu pelukan terakhir abang kiya ga akan pernah lepasin pelukan itu" ucapnya terdengar parau

Ia menatap sekeliling kamarnya dengan tatapan yg begitu menyakitkan

RAFAIZAN RAKHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang