chapter 16

2.3K 157 0
                                    

Brak

Rafaizan membuka pintu ia melihat Adzkiya yg sudah terisak, ia melihat isi kamarnya yang berantakan

"Sayang" Rafaizan menghampiri Adzkiya lalu memeluk nya

"K-kiya t-takut" lirihnya dengan suara bergetar

Rafaizan tau jika istrinya trauma akan hal ini

"Kamu tenang ada abang di sini"

Rafaizan melihat sebuah pisau dengan berlumur darah dan juga cermin yg berisi ancaman

"Kita ke ndalem sekarang oke"

Sesampainya di ndalem Syifa panik melihat Adzkiya

"Ada apa iz" Rafaizan tak menjawab ia membawa Adzkiya ke kamar nya karna khawatir Syifa mengikuti mereka

"Ada apa sebenarnya iz"

"Tan Faiz izin untuk tinggal di sini dulu"

"Iya boleh tp ada apa sih".

"Kami di teror" jawabnya

"Astagfirullah siapa yg meneror kalian"

"Faiz akan selidiki semuanya"

"Hati hati ya iz"

"Tentu tan"

"Ada apa iz" tanya seorang lelaki setengah baya menghampiri mereka

"Ada yg meneror Adzkiya dan juga faiz om, mereka ngasih bangkai tikus ancaman sampai pisau yg berlumuran darah"

"Inalillahi, itu darah manusia?" Mendapatkan gelengan kepala dari Rafaizan

"Sepertinya bukan itu hanya darah hewan"

"Syukurlah, tinggal di sini kasih tau om jika ada sesuatu" Rafaizan mengangguk

Adzkiya masih ketakutan Rafaizan menghampiri Adzkiya memeluk nya lalu mengecup ubun ubun Adzkiya

"Tenang ya, ga perlu takut ada abang di sini"

"Hiks taku kiya, k-kiya"

"Syutt sudah yaa semua akan baik baik saja in sya Allah" katanya

_______

Keesokan harinya Rafaizan menyelidiki semuanya di bantu oleh Fahreza

"Za gue minta siapin semua anak anak"

"Iya iz gue juga berfikiran kayak lo, kita harus selalu siaga gue yakin mereka akan melakukan apapun saat kita lengah"

"Gue heran gerbang pondok ini di jaga ketat tapi kenapa mereka bisa masuk rumah gue"

Setelah Adzkiya pulang sekolah Rafaizan menjemput nya

"Abang ngapain" kata Adzkiya melihat Rafaizan berdiri di depan kelasnya

"Nunggu kamu"

"Ya ampun kan bisa nunggu di ndalem"

"Abang khawatir" gumamnya

"Aaa kiyowokk" ucapnya ia sedikit berjinjit agar bisa menggapai Rafaizan, dia mencubit hidung mancungnya

Rafaizan mengusap ubun ubun Adzkiya

"Mau pulang?" Adzkiya mengangguk

Di sepanjang perjalanan Adzkiya terus mengoceh membuat Rafaizan terkekeh

"Bang nanti temenin kiya kan pas hari kelulusan yaa"

"Iyaa sayang"

"Harus dapat nilai terbaik ya" kata Rafaizan

RAFAIZAN RAKHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang