CHAPTER 7

2.7K 198 5
                                    

"cinta itu datang tanpa di minta"

-AdzkiyaNailaTaleetha-
-------

Hari yg paling dinanti telah tiba kini Rafaizan sedang berada di masjid dekat rumah calon istrinya

Dengan tangan yg menjabat lelaki paruh baya yg nantinya akan menjadi ayah mertua nya

Jantung nya kini berdebar begitu cepat rasa gugup yg menyerang nya

"Oke baik bisa di mulai" ucap penghulu

Semua mengangguk

"Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Adzkiya Naila taleetha alal mahri majmueat min 'adawat alsalat, 500 jiram dhahab,milyar rubiat naqdan hallan" ucap adam ayah dari mempelai wanita

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq" ucap Rafaizan dalam satu tarikan nafas

"Alhamdulillah" yg ucap semua

Rafaizan mengembangkan senyumnya. Apa tdi Adzkiya ya yg Rafaizan khitbah dan menjadikan istri adalah Adzkiya murid babarnya itu

"Wahh selamat iz ga nyangka si secepat ini" kata Fahreza

"Alhamdulillah za takdir Allah" ucapnya

Lelaki dengan jubah putih serta jas hitam tak lupa sorban yg menjadi ciri khas nya terlihat begitu bahagia ia berhasil memiliki gadis yg ia kagumi selama ini

"Iz kamu akan bilang sama Adzkiya kapan?"

"Menunggu waktu yg tepat ma" ira mengangguk

Acara ini hanya acara kecil ijab qobul dan sedikit syukuran, Rafaizan yg meminta nya karna pernikahan ini masih di rahasiakan dari mempelai wanita

______

"Adzkiya allahu" pekik Annisa

"Apa sih nis"

"Itu loh kasurnya kenapa berantakan bngt ih beresin dong"

Adzkiya melirik tempat tidurnya

"Iya ntar aku beresin aku mau mandi"

Ia melenggang pergi.

Selesai mandi Adzkiya memilih pergi ke taman belakang pesantren ia ingin menghafal di sana ah lebih tepatnya merenung

"Hari ini ustadz Faiz resmi jdi suami orang" ucapnya lesu

"Tadz saya salah ya suka sama ustadz" gumam nya

Ntah mengapa hatinya begitu sesak mendengar kabar ini seharusnya dulu ia tak perlu menaruh rasa terhadap Rafaizan

"Cinta itu datang begitu aja, dan sekarang arghh aku harus lupain perasaan ini mumpung belum terlalu dalam" ucapnya

Tapi ntah mengapa bayang bayang Rafaizan selalu saja muncul di dalam pikirannya

"Arghh" umpatnya.

Dari pada ia terus memikirkan ustadz nya itu lebih baik ia berjalan jalan

Adzkiya tengah berjalan jalan di sekitar daerah pondoknya, setelah itu ia segera kembali karna ia hanya di beri waktu 15 menit

Saat hendak memasuki pagar tiba tiba saja ada yg mencekal tangannya

"Ustadz?" Kagetnya lalu menarik tangannya agar terlepas dari Rafaizan

"Ish ustadz ngapain pegang pegang bukan mahram" ucapnya

"Kenapa ada di luar pesantren?"

"Habis cari angin"

"Angin ko di cari" ucapnya pergi begitu saja

RAFAIZAN RAKHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang