Rafaizan membawa Adzkiya ke belakang rumah
"Bang ngapain sih"
Rafaizan memberikan sebuah kotak sedang kepada Adzkiya
"Simpan ini ya, jangan di buka sekarang, bukanya nanti jika abang pergi jauh dari kalian"
"Emang abang mau kemana?"
Rafaizan menggeleng kecil "abang ka akan kemana mana ko"
"Kata kata abang kayak abang ingin pergi meninggalkan kiya"
Rafaizan tersenyum lalu memeluk Adzkiya "Abang akan tetap bersama kamu" ucapnya
"Bang"
"Sutt diam, biarkan abang memeluk kamu lebih lama" ucapnya, suaranya serak dan berat
Cup
Rafaizan mengecup lama kening Adzkiya lalu kembali memeluk nya
Sepertinya ia enggan melepaskan pelukan itu ia takut tak bisa memeluk istri kecilnya lagi
"Ana uhibu kafilah ya Zawjati" ucapnya, setelah itu tanganya terjatuh sempurna dengan mata yg ikut terpejam
Adzkiya menyadarinya dan ia melepaskan pelukannya
Degg
"Abang!!!!"
Rafaizan pingsan dalam pelukannya, wajahnya pucat
"Bang bangun!!" Ucapnya menggoyang tubuh Rafaizan yg lemas
"Abang plis jangan bikin kiya khawatir abang kenapa!!" Ia tak kuasa menahan air matanya ia menangiss
"Abang bangun bang"
"Aydan!! Umaa!! Abi!!" Teriaknya membuat semuanya terkaget
"Itu Adzkiya kenapa?" Tanya ira
"Lebih baik kita liat ke sana"
Mereka bergegas kesana, setelah tiba sekua membulat kan matanya melihat Rafaizan yg tak sadar kan diri
Fahreza tentu tak kalah terkejut, dia menggelengkan kepalanya kuat lalu berlari menuju Rafaizan
"Iz sadar iz!!" Katanya
"Faiz kenapa nak?" Tanya ira
"Ini kenapa ka?" Tanya aydan
"Lebih baik kita kerumah sakit sekarang" ucap abian
Fahreza mengangguk "ya kita harus Kerumah sakit" ucapnya, ia begitu panik
"Iz gue mohon lo bertahan, semua kata kata lo ga akan pernah terjadi kan?" Batinnya
Aydan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi
"Bang lo harus kiat, gue mohon jangan nyerah" gumam aydan dalam hati
"Hiks abang bangun kiya mohon"
"Tenang ya nak in sya Allah akan baik baik saja"
"Baba kenapa umi?" Tanya Haidar dengan polosnya
"Syutt Haidar diam ya baba ga papa" kata ira
Mereka sampai ke rumah sakit, Fahreza bergegas memakai jas dokter nya
"Kalian tunggu di sini, iz akan eza periksa" ucapnya
"Mas Abang akan baik baik aja kan?"
Fahreza mengangguk ragu "akan gue usahakan"
"Tenang ya nak kita doakan yg terbaik untuk faiz"
"Tapi ma abang hiks" ucapnya
"Berdoa ya nak semoga faiz baik baik aja"
Di dalam sana Rafaizan sedang berjuang melawan rasa sakitnya
"Iz gue mohon lo harus bertahan" gumamnya
Beberapa serang berada di tubuh Rafaizan
"Dok detak jantung nya sangat lemah"
Disisi lain Adzkiya melaksanakan shalat agar perasaannya jauh lebih tenang
"Ya Allah, semoga suami ku baik baik saja ya Allah, lindungi dia ya Allah jangan sembuhkan suami hamba ya Allah" ucapnya sembari mengadahkan tanganya meminta pertolongan pada sang maha kuasa
Setelah itu ia kembali ke ruang dimana Rafaizan sedang di periksa
"Ay kamu bisa diem ga jangan mondar mandir terus" kata abian
"Ga bisa bi, kenapa bang eza lama bangett" ucapnya, sungguh ia takut jika Rafaizan benar benar pergi dari kehidupannya
Ia teringat kata kata yg Rafaizan bilang padanya
"Gantiin abang sebagai anak pertama di rumah ya"
"Abang cape, abang mau nyerah"
"Plis bang jangan nyerah gue mohon" gumamnya
Mendengar penuturan itu membuat Adzkiya, ira dan abian menatap ke arahnya
"Maksud kamu apa ay" tanya Adzkiya
Aydan terdiam ia bingung harus cerita atau tidak
"Jawab aya jawab apa maksud nya"
"Sebenarnya--" ia menggantung kan bicaranya
"Apa ay jawab"
"Abang sakit gagal ginjal kronis" ucapnya sambil menunduk
Adzkiya syok tubuhnya limbun untung saja ira menahanya
"A-apa? Gagal ginjal kronis?" Adzkiya menggeleng cepat
"Kamu becanda kan ay?"
"Gue serius ka, gue aja baru tau kemarin saat gue pinjam laptop abang"
"Gue nemuin ini" ucapnya memberikan jasil lab milik Rafaizan
Adzkiya menutup mulutnya dengan tangan nya
"Kenapa abang sembunyikan ini semua dari aku?"
"Kenapa kami juga ga tau?" Ucap abian
"Sebenarnya ay ingin bilang sama abi saat abang di dalam penjara agar abi membebaskan abang tapi bang faiz ga izinin dia bilang dia ga maj membebani kalian semua dengan penyakitnya, sekarang yg ay takutkan abang benar benar menyerah" ucapnya
Adzkiya menggeleng kuat "ngak, abang ga akan nyerah, abang akan sembuh" ucapnya
" Kita doakan ya nak" ucap ira lagi
Adzkiya teringat kata kata Rafaizan saat ia bersamanya tadi
"Buka ini setelah abang pergi ya"
Ga itu ga akan terjadi, ia akan terus bersamanya bukan
"Abang kiya mohon, abang harus tepatin janji abang untuk membesarkan anak kitaa"
Ia menatap nanar pintu ruangan Rafaizan, ntah sudah berapa lama Fahreza tak kunjung keluar
______
Jangan lupa vote coment yaw
Terus ikuti kisahnya bestiee
Pokonya makasih banget buat kalian yg udah mau baca hehe happy reading gais
Baiklah bkl selesaikan hari ini juga, ramein ya guys
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAIZAN RAKHAN (END)
Teen Fiction⚠️tidak ada unsur menjiplak ini murni Karya saya, jika ada kesamaan nama, tempat itu adalah ketidak sengajaan⚠️ Rafaizan Rakhan Rasya dia adalah seorang ustadz sekaligus dokter muda, lelaki yg menjadi idaman para kaum wanita memiliki wajah tampan, b...