chapter 26

1.8K 129 3
                                    

Rafaizan dan Adzkiya sudah sampai di bandara

Rafaizan melihat gadis kecil nya yg begitu senang, layak nya anak kecil mendapatkan sebuah permen

"Seneng banget hm?"

"Iya dong seneng, aaa abangg makasih!!"

"Sama sama sayang"

"Eh trus kerjaan abang gimana?"

"Tenang kan ada--"

"Iya tau abang banyak asistennya tapi kerjaan di rumah sakit maksud aku"

"Udh abang atur tenang aja "

Butuh waktu 12 jam kurang lebih mereka sampai di Mesir

"Oh iya abang dulu mondok di sini kan?" Rafaizan mengangguk

"Oh ya ikut abang dulu yu"

"Kemana?" Tanya nya

"Ikut saja, okey"

"Okedehh"

Mereka menuju ke suatu tempat

Busrain caffe

Sebuah kedai coffe yg berdesain sangat estetik

"hi how are you, long time no see" ucap pemuda  yg sepertinya seumuran dengan Rafaizan

"Alman, kabar ane baik ente sendiri" ucap Rafaizan

"Duhh makin kerenn sahabat ane" ucapnya dengan sedikit logat arab

" Oh ya kenalin, Adzkiya istri ane"

"Adzkiya" ucap nya

"Alman" ucap nya tersenyum tipis

"Kerenn dehh usaha ente ini jaya, sukses khan" ucapnya

Rakhan panggilnya jika di Cairo

"Ini cafe abang?" Tanya nya

"Cafe kami berdua bukan hanya abang alman juga berjasa dalam membangun usaha ini"

"Bisa aja oh ya resto yg di indo gimana?" Tanya Alman

"Sangat baik, aman terkendali"

"Resto? Abang punya resto emang?"sungguh Adzkiya di buat bingung

"Ga tau ya, Rakhan ini pengusaha muda ustadz muda, pemotivator muda wahh pokonya multitalenta" ucap Alman

"Biasa aja man"

"Eh iya sampe lupa tuan muda ga di tawarin minum"

Alman menyiapkan makanan dan minuman khas Mesir

_____

Selesai dari cafe mereka sampai di apartemen

"Ini apart pribadi abang?" Rafaizan mengangguk

"Serius? Abang punya apart di Cairo?"

Rafaizan mengangguk "ini hasil tabungan abang, abang sengaja membeli apart ini untuk abang sewaktu abang harus kembali ke sini"

"Aaaa suami kiya hebat bangett sihhh"

"Trus di Jakarta Abang punya resto?"

"Yg sering kita kunjungi ya soalnya beda banget pelayanan nya, trus para pegawai takut banget sama abang"

Rafaizan memperhatikan gadis kecilnya yg tengah berbicara

"Bukan takut sayang tapi, mereka menghormati, menghargai"

"Abangg tau siapa wanita paling beruntung di dunia ini?"

"Siapa?"

"Kiya, kiya itu beruntung banget bisa memiliki sosok pria seperti abang"

RAFAIZAN RAKHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang