chapter 34

1.1K 93 4
                                    

Adzkiya sedang mengobati luka memar pada wajah Rafaizan

"Ko bisa gini sih bang sebenarnya apa yg terjadi"

"Udah kamu ga usah terlalu cemas Abang akan baik baik aja" Rafaizan tersenyum tipis

"Abang tenang ya kiya akan selalu temenin abang dalam keadaan apapun, kiya yakin abang ga pernah melakukan hal seperti itu"

"Shhh" ringisnya memegangi perutnya, ia memejamkan matanya menetralkan rasa sakit nya

Sebenarnya rasa sakit akibat pukulan tadi sudah membaik sakit nya itu di sebabkan oleh penyakit nya ini sudah sering ia rasakan

"Arghh" ringisnya lagi

"Bang  kenapa?"

Rafaizan menggeleng

"Gapapa mungkin efek pukulan tadi" ucapnya

"Yakin"

Rafaizan tersenyum "abang mau ke toilet sebentar"

Darah segar keluar dari hidung Rafaizan

"Jangan lagi"gumamnya

"Arghh jangan sekarang" gumamnya lagi

Pening di kepalanya kian menyerang bersamaan dengan pinggangnya yang begitu nyeri

"Bang ko lama?" Teriak Adzkiya dari luar

Secepat nya ia menghapus darah dari hidung nya 

"Aba--" ia ingin berteriak namun Rafaizan sudah membuka pintu

"Kenapa sih ko teriak teriak" ucapnya, walau ia menyembunyikan rasa sakitnya namun Adzkiya bisa merasakan nya

"Bang ko pucet" paniknya

"H-hah ngak ko mungkin kecapean aja" ucapnya

"Bener abang---"

"Sutt ini udah malem mending istirahat ya"

"Ya udah deh"

_____

Keesokan paginya Rafaizan menemui keano

"Maaf tuan saya juga tidak tau ini bisa terjadi"

"Saya minta tolong, selidiki semuanya"

"Baik tuan"

Setelah menemui keano Rafaizan kembali ke rumah sakit

"Iz jangan lupa lusa lo harus--"

"Gue ga bisa, gue harus anter Adzkiya check kandungan"

"Tapi iz kalo lo ga cuci darah lo bisa--"

"Mati, gue tau itu za, gue udah cape sama semua nya gue ga tau sampai kapan harus terus bergantung sama obat obatan gue udah kayak Manusia ga berguna"

"Lo ngomong apaan sih, lo udah janji sama gue kalo lo ga bakal nyerah"

"Cepat atau lambat gue bakal nyerah za" dia hendak pergi

"Oke kalo gitu gue akan kasih tau nyokap bokap lo kalo lo sakit"

Rafaizan membalikkan badanya "jangan za, lo ga usah macem macem"

"Makanya lo harus tetap melakukan pengobatan"

"Hm"

"Bener"

"Ya"

"Nah gitu dong baru namanya Rafaizan"

"Terserah" ucapnya

Fahreza menatap kepergian Rafaizan "iz lo sahabat gue gue ga akan biarin lo pergi selamanya ninggalin gue" gumamnya

____

RAFAIZAN RAKHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang