8 bulan sudah berlalu tanpa sosok Rafaizan bersamanya, berat? Tentu saja
Adzkiya sedang menatap foto Rafaizan di ponselnya
"Bang, Abang tau ga beratt bangett kiya menjalani semua sendirian tanpa abang di samping kiya"
Ia memeluk foto Rafaizan sambil menangis ia rindu sangat rindu
Tak lama aydan datang bersama dengan Haidar
"Assalamualaikum umi" kata bocah berusia 5 tahun itu
"Waalaikumsalam, sudah pulang nak"
"Iya umi" di balas senyuman hangat oleh Adzkiya
"Ay kaka titip Haidar ya"
"Emang kaka mau kemana"
"Mau ketemu bang faiz" ucapnya
"Maksudnya apa sih ka" jawabny
"Mau ke makamnya ay, gitu aja ga paham"
"Iya deh bumil, hati hati"
"Iya, jagain haidarnya"
"Umi pamit dulu ya sayang"
"Oke umi nanti pulangnya bawain Haidar escream yaa"
"Iya sayang"
"Dan kasih salam buat baba ya umi"
Degg
Mendengar penuturan Haidar Adzkiya sedikit terdiam. Kasian haidar di usianya yg masih kecil ia sudah merasakan kehilangan orang yg berperan penting dalam kehidupan nya
"Abang janji akan besarkan anak kita sama sama"
Adzkiya teringat perkataan Rafaizan waktu itu
"Bohong abang bohong, kenapa abang pergi" batinnya.
"Iya sayang, kamu baik baik di rumah jangan nakal oke" katanya
"Oke umi" ia meraih tangan Adzkiya dan mencium nya
Adzkiya mengusap rambut Haidar dan tersenyum
____
Sebelumnya ia mampir ke toko bunga membelikan mawar merah untuk Rafaizan
Biasanya Rafaizan lah yg sering memberikan bunga itu kepada Adzkiya namun sekarang semua sudah berbeda
Selesai membeli bunga ia bergegas pergi ke pemakaman
Sesampainya di sana ia menaruh bunga di atas gundukan tanah, ia mengusap nisan itu
"Gimana kabarnya bang?" Ucapnya dengan suara lirih
"Kiya kangenn sama abang"
"Abang tau ga, hari hari ini berat rasanya tampa abang di samping kiya"
"Bang kiya boleh balik sama abang lagi?" Lirihnya
"Kiya rindu pelukan hangat abang, kiya rindu nasihat abang kiya rindu suara abang, kiya rindu senyuman abang"
Buliran air mata jatuh membasahi pipinya
"Kiya pengen samperin abang boleh kan?"
"Bang tau ga Haidar sangat rindu sosok babanya, yg selalu ada buat dia yg selalu menasehati nya"
"Kami semua rindu abang" ucapnya
" Kiya harap kita bisa ketemu lagi di sana ya bang"
"Oh yaa ini baby kita, udah mulai tumbuh besar dan in sya Allah aman menjadi anak yg Sholehah" ucapnya mengusap perutnya
Ia tersenyum
"Tunggu kiya di sana ya bang" ucapanya mengusap nisan itu
Setelah dari sana ia berjalan mencari toko es cream di daerah sana
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAIZAN RAKHAN (END)
Teen Fiction⚠️tidak ada unsur menjiplak ini murni Karya saya, jika ada kesamaan nama, tempat itu adalah ketidak sengajaan⚠️ Rafaizan Rakhan Rasya dia adalah seorang ustadz sekaligus dokter muda, lelaki yg menjadi idaman para kaum wanita memiliki wajah tampan, b...