CHAPTER 15

2.6K 161 9
                                    

Adzkiya menangis sejadi jadinya, ntahlah hatinya begitu hancur sekarang

"Kiya" panggilnya lembut tatapan mata yg begitu teduh

"Sayang" panggilnya lagi

Adzkiya masih menangis tanpa menoleh ke arah Rafaizan

Rafaizan menghela Nafasnya ia mendekati Adzkiya lalu memeluknya

"Maafkan abang" lirihnya

Adzkiya mendongkak "aku ikhlas jika abang mau poligami tapi aku akan pergi dari kehidupan abang aku memang ga pantes buat abang aku sadar itu aku---"

"Suttt jangan bicara seperti itu abang tidak suka"

"Dengarkan abang tidak akan pernah berpoligami" katanya

"Tapi"

"Tidak usah memikirkan Arini ya, percayalah abang tidak akan pernah menduakan kamu, kamu adalah satu satunya wanita saya" katanya menatap lekat manik mata itu

Rafaizan kembali membawa Adzkiya dalam pelukannya

"Sudah ya, abang  ga suka liat air mata ini jatuh"

"Makasih" gumamnya

Rafaizan tersenyum

_______

Karena lama menangis Adzkiya tertidur di pangkuan Rafaizan

Rafaizan menatap gadisnya itu lalu mengusap air mata yh berjejak di pipi gadis itu

"Aku ga akan biarin ini terjadi lagi" lirihnya masih menatap lekat Adzkiya

Rafaizan membawanya ke ranjang dan menidurkan nya

Cup

Kecupan lembut mendarat tepat di dahi Adzkiya

Rafaizan pergi ke bawah untuk memasak makanan untuk Adzkiya

Ia sibuk di dapur dengan berbagai alat masak

"Wangi" gumamnya ketika sup ayam buatan nya jadi

Setelah selesai ia kembali ke kamarnya dengan membawa makanan itu

Terlihat Adzkiya baru saja bangun

"Makan dulu yaa" menghampiri Adzkiya

Adzkiya menggeleng

"Nanti sakit kalo ga makan" katanya

Aaa

Rafaizan menyuapkan seseuap nasi pada Adzkiya dengan sedikit keterpaksaan ia menerima suapan itu

"Enak?" Tanyanya

Adzkiya mengangguk

"Abang ga makan?" Kini Adzkiya yg bertanya

"Yg penting kamu makan dulu" ucapnya, "ih ko gitu abang juga harus makan" ucapnya mengambil alih sendok dari tangan Rafaizan

Ia menyuapi Rafaizan

Setelah selesai makan Rafaizan menaruh piring kotor ke dapur dan mencucinya

Tiba tiba sebuah tangan mungil melingkar di lehernya

Rafaizan berbalik lalu membalas pelukannya

"Gemes banget sih" ucap Rafaizan

"Abang mau ke asrama putra dulu kamu tunggu di rumah okey?"

Adzkiya menggeleng cepat

"Ga nanti ketemu ustadzah Arini lagi" katanya

"Ya Allah ga sayang kan ke asrama putra"

RAFAIZAN RAKHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang