CHAPTER 14

2.6K 174 17
                                    

Kini mereka sudah sampai di rumah ira.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab mereka

Di dalam semua sedang berkumpul

"Sudah sampe nak" Rafaizan mengangguk lalu menyalami tangan ira dan juga abian

"Masyaallah anak uma" katanya seraya memeluk Adzkiya

Adzkiya hanya tersenyum

Mereka berbincang bincang

"Kapan nih kasih cicit buat nenek" kata maryam

"Doakan ya nek" jawab Rafaizan

"Cepet ya uma juga pengen gendong cucu" katanya Rafaizan terkekeh

"In sya Allah uma, masih launching" katanya mendapatkan geplakan dari Adzkiya

______

Kini mereka kembali kerumah setelah acara selesai

"Cape ya" katanya mengusap pelan pipi chubby Adzkiya

"Abang juga pasti cape ya" katanya, Rafaizan tersenyum

"Cape abang hilang saat melihat kamu"

"Ihhh gombal terus"

"Abang serius lohh" katanya

"Terserah abang aja deh" katanya

Setelah mandi dan shalat  kini Rafaizan tengah duduk di pinggiran kasur sembari membaca kitab

Jangan tanya Adzkiya dimana, ia sedang berada di kamar mandi ntah sudah berapa lama

"Berhasil ga ya" katanya menatap dirinya di pantulan cermin memakai baju yg di berikan oleh mamahnya

"Tapi ini bju ko kebuka bngt ya" katanya

"Ah bodo pokonya harus selesai in misi" katanya

"Selain jadi istri Solehah harus jadi istri solehot jg"

Adzkiya keluar dengan pakaian itu, ia melihat abian dengan sarung dan kaos polos serta peci sedang fokus pada kitab

Di kamar mandi Tadi Adzkiya sudah ber make up dan memakai parfum

Ia berdiri tepat di depan Rafaizan

"Wangi banget tumben" katanya masih fokus pada kitabnya

"Abangg" panggil nya

Rafaizan menutup kitabnya saat mendengar suara manis dari istrinya

"Ke-" belum selesai berbicara Rafaizan keburu menutup mata seraya beristighfar tak henti henti

Ia pun punya hasrat melihat Adzkiya seperti itu sungguh godaan yang cukup besar

"Ih abangg kiya cape cape dandan malah tutup mata"

Rafaizan membuka matanya ia memberanikan diri untuk melihat Adzkiya saat ini

"Kiyaa" panggil nya pelan

"Iyaa"

"Bolehkah abang memberi nafkah batin untuk mu" tanyanya

Seketika nyalinya menciut jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya

Dengan sedikit ragu ia mengangguk

Rafaizan menggendong Adzkiya dan membawanya ke ranjang

_______

Keesokan paginya Adzkiya masih tertidur

"Kiya bangun yu" katanya lembut

Adzkiya terbangun

RAFAIZAN RAKHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang