chapter 22

1.9K 146 4
                                    

"ngak abang bangun" teriaknya

"Aaaa" ia terbangun dari tidurnya

Nafasnya tak beraturan "hanya mimpi" gumamnya

Setelah shalat tadi ia tertidur, dan yg terjadi hanyalah mimpi

"Kenapa terasa begitu nyata?" Monolognya

Ia bergegas menuju ke ruang operasi

"Uma" panggil nya karna hanya ada umanya di di sana

"Eh kamu udh bangun,tadi Uma ga tega buat bangunin kamu"

"Hiks Uma kiya bermimpi abang, Abang pergi"

Ira memeluk tubuh Adzkiya "sutt tenang ya kita berdoa yg terbaik untuk faiz ya"

"Tapi Abang ga akan pergi kan?"

"Ga sayang"

Ceklek dokter keluar dari ruang operasi

"Bagaimana dok?" Tanya ir

"Alhamdulillah, atas mukjizat Allah operasi nya lancar, dan pak faiz selamat"

"Alhamdulillah"

Adzkiya sangat bersyukur mimpinya tak menjadi kenyataan

Kini mereka sudah berada di ruang inap Rafaizan

"Abang bangunn" ucapnya menggenggam tangan kekar Rafaizan

"Ini berkat doa kamu adz" ucap ira tersenyum

"Ga uma ini juga berkat doa uma" katanya

"Kamu belum makan kan uma pesenkan makanan dulu ya"

"Ga usah uma kiya ga lapar" jawabnya

"Loh ko gitu makan ya nanti sakit"

"Yasudah iya uma"

"Nah gitu dong"

Adzkiya terus memandangi wajah tampan suaminya

"Kenapa Abang selalu membahayakan keselamatan abang sendiri cuman gara gara aku" monolognya

"Bangun bang jangan merem Mulu" katanya

Bukan Adzkiya kalau tidak bar bar

Perlahan Rafaizan membuka matanya

"Abang" serunya

"Alhamdulillah Abang akhirnya sadar" Rafaizan tersenyum tipis

"Kiya ga tau lagi kalau sampai abang ga bangun lagi"

"Abang kan mau launching debay masa kiya nya di tinggal"

"Lebih baik kiya ikut kan"

Adzkiya terus mencerocos

"Ga lupa ya selalu bawel". Kata Rafaizan dengan nada serak

"Ihh abangg kalau ga bawel bukan kiya namanya"

"Tadi bilang apa mau launching debay yukk sekarang"

Plak

"Aws, sakit ini bru aja di jahit lohh"

"Eh astagfirullah kiya khilaf" katanya

"Lagian ga sadar diri lgi sakit minta launching debay" Rafaizan terkekeh

"Itukan nanti setelah abang sembuh, harus launching 30 debay okay?"

"Enak aja tuh ngomong" kata Adzkiya

Rafaizan tertawa kecil

"Abangg" panggil nya

"Kenapa hm?"

RAFAIZAN RAKHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang