chapter 39

1.5K 105 2
                                    

Baca bismillah dulu sebelum baca ygy....
.
.

"iz plis ko harus bertahan" gumamnya

Ia menatap nanar Rafaizan yg terbaring lemah di sana wajahnya yg sangat pucat, badanya yg kurus

Dengan perlahan Rafaizan membuka matanya

"Iz Alhamdulillah lo sadar, gue mau lo lakukan transplantasi ginjal"

Rafaizan menggeleng lemah "gue ga butuh itu za" ucapnya suaranya serak layaknya orang sakit

"Plis iz gue mohon lo nurut sama gue, gue ga mau kehilangan satu satunya sahabat kayak lo"

Rafaizan memejamkan matanya "gue ga akan pernah bisa sembuh za" ucapnya

"Lo ga boleh gitu iz, mana mana faiz yg gue kenal, faiz yg gue kenal ga pernah berputus asa kayak gini"

"Tapi penyakit gue udah ga bisa di sembuhkan lagi za, ini terlalu s-sakit gue udah ga kuat"

"Lo kuat iz lo kuat" ucapnya

Ia tak akan pernah ikhlas jika Rafaizan benar benar pergi

"G-gue minta panggil orang tua gue dan Adzkiya ke sini" ucapnya

Fahreza mengangguk

Ia keluar dari ruangan itu

"Tan om, adz ay kalian masuk" ucapnya

"Abang sadar?" Fahreza mengangguk

Adzkiya berlari ke dalam ia memeluk Rafaizan

"Abang kenapa ga pernah bilang kalau abang sakit?" Ucapnya

Rafaizan tersenyum di balik rasa sakitnya "abang ga mau buat bidadari abang khawatir" ia tersenyum

Adzkiya menangis ia tak sanggup sungguh ia takut Rafaizan akan meninggalkan dirinya

"Tapi bang, kalau abang  bilang sama kiya, kiya ga akan biarin abang kayak gini kiya akan urus abang dengan sebaik-baiknya"

Rafaizan terkekeh "iya abang tau sayang, ingat pesan abang yaa jangan pernah menyerah dengan keadaan, la tahzan innallaha ma'ana. Jadi hamba yg selalu mengingat Allah ya"

Rafaizan melihat Haidar yg diam tak mengerti apapun

"Haidar sayang kemari" katanya

Rafaizan memejamkan matanya menahan rasa sakitnya "b-baba titip p-pesan sama haidar, jadi anak yg selalu berbakti sama orang tua ya sayang, haidar harus semangat jadi Hafiz Qur'an ya sayang"

"Baba kenapa, baba baik baik aja kan?" Katanya matanya sudah berkaca-kaca

"Baba baik ko sayang, jaga umi ya nak jangan bandel, b-baba m-minta m-maaf karena belum bisa menjadi baba yg b-baik untuk haidar"

Semua tak tahan menahan air matanya, terutama Adzkiya yg sudah menangis sedari tadi

"K-kalau b-baba udah ga sama k-kalian lagi jangan sedih ya janji?"

"Tapi baba pergi kemana haidar ga mau jauh dari baba" ucapnya

"Uma, Abi f-faiz minta maaf ya, s-selama ini iz belum bisa menjadi anak yg berbakti dan anak yg membanggakan"

Ira menggeleng "enggak nak kamu adalah anak paling hebat kamu putra uma yg selalu membanggakan"

Rafaizan tersenyum  menyembunyikan rasa sakit nya

"Bang ada cara untuk abang sembuh kan? Ah iya transplantasi ginjal kiya akan donorkan ginjal kiya untuk abang"

Rafaizan menggeleng "ngak sayang, di sini ada malaikat kecil di sini"

"Maafkan abang yaa abang ga bisa temenin kamu s-saat lahiran nanti"

Air matanya mengalir deras ia menggenggam tangan Rafaizan kuat

" Abang kiya mohon abang harus kuat, abang ga boleh nyerah"

"S-sakit sayang" lirihnya

Adzkiya menggeleng kuat "abang kuat kiya yakin itu abang kuat abang pasti sembuh, abang harus kembali sama kiya kita besarkan anak anak kita sama sama bang"

"A-abang minta m-maaf karena abang ga bisa nepatin janji itu"

Rafaizan menatap aydan yg tertunduk  dalam, ya dia menangis

Sebandel apapun aydan jika ini menyangkut  dari orang yg ia sayangi ia akan berubah menjadi cengeng

" Ay abang titip kelurga kita ya, abang titip Adzkiya dan haidar ya, gantiin abang sebagai anak pertama di rumah ya"

"Ga!!" Tolaknya

"Ay abang mohon y-ya"

"Lo harus sembuh gue ga mau lo harus sembuh"

"Udah g-ga bisa ay p-penyakit gue ga akan pernah bisa sembuh"

Nafasnya tersengal "i-iz m-minta k-kalian j-jangan menyesali k-kepergian iz"

"Iz!!" Panggil Fahreza

Rafaizan menggenggam kuat kuat tangan mungil istrinya ia menarik pipi Adzkiya mengecup kening nya

Rafaizan mengusap air mata Adzkiya "Ingat selalu raga a-abang mungkin g-ga ada di sini t-tapi a-abang akan s-selalu di hati kamu" setelah mengucapkan itu tanganya terjatuh bersamaan dengan matanya yg terpejam sempurna

Tiiit .....

Suara mesin EKG (elektrokardiograf) menyala

Garis lurus terpampang jelas di sana

"Abangg!!!!" Ucap Adzkiya memeluk tubuh Rafaizan

"Ga ini ga mungkin abang ga mungkin pergu ninggalin kiya ga ga mungkin!!" Ucapnya parau

"Bang mungkin ini menyakitkan tapi gue harus ikhlas" gumam aydan

"Thanks iz lo adalah sahabat gue yg paling baik, terimakasih atas segala kenangan yg akan selalu gue ingat"

"Mas ini mimpi kan ini ga nyata ini cuman mimpi" ucapnya pada Fahreza ia masih tak percaya apa yg terjadi di hadapannya

"Maafkan abi, nak mungkin kalau abi ga tuntut kamu waktu itu kamu ha akan kayak gini" ucap Abian penuh penyesalan

Kini nama Rafaizan hanyalah sebuah kenangan

"Anak uma kenapa pergi, anak uma udah janji kan sama semuanya biar tetap ada bersama kami"
____

Happy kiyowokk 🙆

Jangan lupa vote coment yaw

Jangan marahin author oke😫👍🏻

Janji ga nangis?

RAFAIZAN RAKHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang