1. Impromptu Raid 🚬

5K 108 2
                                    

Kelas XII MIPA 6 kedatangan tamu yang sama sekali tak mereka undang. Telah berjajar rapih di depan kelas satu barisan yang memakai jas biru serta aksen berwarna gold di pinggirnya.

"Maaf mengganggu waktu belajar kalian, disini kami hanya ingin mengadakan razia bagi seluruh murid yang ada di sekolah ini. Mohon untuk kerja samanya." Ujar Rayhan selaku wakil ketua Osis.

Terlihat beberapa di antara mereka yang berwajah panik namun langsung menetralkan ekspresi raut wajahnya.

"Untuk semuanya tolong kalian kedepan tanpa membawa apapun." Sambung wakil ketua Osis.

Murid-murid sudah berkumpul di depan dan tiba saatnya untuk anggota Osis mulai bekerja.

Hanya sedikit yang didapat anggota Osis saat menggeledah tas mereka, hanya alat make up yang biasa ditemukan setiap kelasnya.

"Tas siapa ini?!" Seorang gadis berdiri dengan menenteng tas yang telah di geledahnya.

Tanpa ragu Zevanya maju dan mengambil tasnya. "Punya gue, kenapa?" Tanyanya.

Gadis yang bertugas itu geram karena bahan rampasannya masih ada didalam sana.
"Cari ketos sekarang!" Ujarnya pada anggota Osis yang lain.

Zevanya hanya melengos sambil membawa tas dipundak, namun sayang tertahan oleh tangan gadis yang merazianya. Ia hanya bisa menghela nafas, hal kecil saja di besar-besarkan.

Beberapa teman-temannya saling berbisik, mereka memang kurang dekat dengan Zevanya sebab gadis itu tipe penyendiri dan sulit untuk didekati.

Tak lama ketua Osis datang dengan langkah gagahnya yang membuat sebagian orang terkesima. Ketua Osis itu adalah Arsen, ia telah menjabat sebagai ketua osis yang dipilih langsung oleh guru-guru karena prestasi. Lagi-lagi prestasi.

Arsen sempat terkejut melihat Zevanya tangannya tertahan oleh Olin, sekretaris yang menjabat di Osis.

'Apa yang terjadi?', batin Arsen tak senang melihat itu.

"Kenapa?" Tanyanya pada Olin.

"Dia membawa rokok ke sekolah, Arsen!" Ujar Olin menggebu-gebu. Terdengar suara teriakan tertahan dari beberapa teman-teman sekelasnya.

"Benar?" Tanya Arsen memastikan.

"Iya, nih di tas gue. Jadi hukumannya apa? Atau langsung di Do?" Jawab Zeva dengan lantang.

"Pulang sekolah lo keruangan gue." Arsen dengan tenang berkata seperti itu.
Di sekolahnya terdapat ruangan khusus untuk ketua dan wakil ketua berdiskusi, ruangan itu bersampingan dengan ruang Osis.

"Terserah!" Ujar Zeva lalu pergi meninggalkan kelasnya.

"Jangan sampe gak datang." Ujar Arsen bersuara keras agar Zeva mendengar.

"Sen?! Kok gak langsung dibawa ke BK aja sih!" Kesal Olin saat ada mangsa razianya lepas begitu saja.

"Nanti gue yang urus dia." Ucapnya final.









.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
_o0o_

To Be Continue

Backstreet || Kang Ketos Arsen (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang