Setelah sampai dirumah Zeva mereka langsung duduk di ruang tamu, tidak ada yang berbicara karena aura suram seperti menguar begitu saja dari tubuh Arsen.
"Minum." Di dalam keheningan Arsen berucap yang membuat Zeva melongo tak percaya.
"Hah?" Tanya nya sekali lagi.
"Minta minum, gue haus habis teriak-teriak. Ceket." Ujarnya masih bernada dingin.
"O-owh.. Iya bentar, gue ambil dulu." Zeva beranjak dari sana sementara Arsen langsung menghembuskan nafas lelah. Tanpa permisi ia masuk kedalam toilet.
Setelah membuatkan es jeruk untuk Arsen ia heran, kemana perginya lelaki itu?
Arsen tiba dibelakang Zeva. "Taro aja di meja, ngapain lo planga-plongo?"
"Eh buset! Kaget anjir lo darimana?!" Ujar Zeva.
"Dari air, habis cuci seluruh muka bekas najis cewek gila tadi." Ujarnya tak ramah, bahkan ia menanggalkan seragam sekolahnya dan tersisa kaos putih polos di badan Arsen.
Zeva meletakan es jeruknya di atas meja lalu duduk, setelah dari toilet aura Arsen sedikit bersahabat. Ia jadi lebih tenang dan tentunya tidak terlalu canggung.
Arsen meminum es jeruk itu dengan khidmat, sungguh segar ditengah cuaca yang panas. "Makasih, padahal kalau lo lupa gue bisa bikin sendiri ke dapur."
Ya tentu saja, Arsen sudah menganggap rumah Zeva adalah rumah keduanya. Tetanggaan sejak kecil membuat mereka berdua sering bermain bersama walau setelah remaja Zeva berubah sikapnya.
"Langsung aja ya, gue gak mau lagi backstreet. Gue pengen orang-orang tau kalau lo punya gue, bisa jagain dan lindungi lo langsung itu keinginan gue. Bukan sembunyi-sembunyi kayak kucing yang mau maling ikan."
"Kalau bukan karena fisik dan kepintaran gue lantas hal apa yang ngebuat lo mau nutupin hubungan kita?"
Setelah mengucapkan itu Arsen lalu menatap Zeva dengan lekat.
Apa sudah saatnya ia berkata jujur pada Arsen? Apa lelaki itu akan menerima alasannya? Oke.. Tarik nafas Zeva, semuanya mungkin akan baik-baik saja, turuni gengsi lo.
"Lo ingat waktu SMP gue sifatnya gak kayak gini kan?" Tanya Zeva.
Arsen mengangguk. Kemudian Zeva meneruskan perkataannya.
"Waktu SMP kelas dua gue pernah suka sama lo."
Deg.. Apa katanya tadi? Zeva pernah memyukainya waktu SMP? Kok dia tidak tau mengenai ini.
"Waktu itu gue cerita ke salah satu temen kalau gue ada rasa sama lo. Awalnya temen gue mendukung tapi beberapa bulan kemudian dia berubah, dia ngasarin gue, dia pernah ngurung gue di gudang samping lab sambil naro kecoak yang dikeluarin dari botol terus gue dikunciin disana." Itulah kenapa ia takut kecoak terbang, karena saat dikurung dengan kecoak, hewan itu tiba-tiba terbang ke rok sekolah nya.
Zeva menghirup nafasnya pelan, kenangan buruk. Bukan itu kenangan yang sangat buruk.
"Saat itu.. Gue gak tau apa kesalahan gue sama dia sampe temen gue itu berlaku kasar. Disaat waktu itu lo ngajak pulang bareng karena gue sakit, besoknya dia nyeret gue ke gudang itu lagi..
Dia langsung nampar gue, waktu itu nyali juga masih ciut, gue masih cewek letoy yang kalau di bully diem dan cuma bisa nangis aja.""Dia bilang.."
Flashback on
"Lo tau gak salah lo apa?!" Bentak gadis yang membully Zeva.
Zeva yang saat itu masih lugu dan lemah menggelengkan kepalanya sambil terisak.
"Gue benci sama lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet || Kang Ketos Arsen (TAMAT)
Teen FictionBackstreet itu untuk menutupi gengsi bukan membuat langgeng. _Zevannya Christianne_ Bilang aja sama-sama suka kenapa harus dipersulit? Nanti pas ketauan cemburu malah gengsii _Arsen Dionis Asterion_ Kok bisa ya ketos yang terkenal ramah dan baik ha...