29. Publish?

855 24 0
                                    

Akhirnya masa ujian selesai, kini kelas dua belas sudah dibebaskan mau datang ke sekolah atau tidaknya. Kemungkinan jika ada remedial untuk ujian praktek mereka harus datang jika tidak ada maka boleh dirumah saja.

Setelah beberapa bulan yang lalu Arsen melepas gelar ketua osis ia kira pamornya akan turun namun nyatanya masih sama saja, apalagi setelah insiden ia ditembak adik kelas di lapangan tempo lalu.

Ramai yang membicarakan itu sampai Arsen saja sudah kebal mendengar nya. Perihal sifat Arsen yang sekarang jadi cuek dan menghindari perempuan juga masih melekat sempurna, sepertinya ia memang nyaman seperti ini.

Hubungannya dengan Zeva juga berjalan baik dan puncaknya ketika dua hari lalu mereka berangkat bersama menggunakan motor Arsen, banyak yang bertanya-tanya mengenai hubungan keduanya.

Tak ada angin tak ada hujan mereka sangat dekat begitu pemikiran siswa-siswi yang ada disekolahnya. Zeva dan Arsen bahkan sampai saat ini masih menjadi topik hangat untuk dibincangkan alias digosipkan.

"Kayaknya salah kalau gue bareng lo mulu." Ujar Zeva yang sedang berjalan beriringan dengan Arsen.

Arsen paham kemana maksud yang Zeva bicarakan.

"Biarin aja udah, toh kita bentar lagi lulus."

"Yakin lo bakal lulus?" Ujar Zeva menaikkan alisnya.

"Kalau gak lulus ya tinggal pake orang dalam." Ujar Arsen menyeringai.

"Ampun bos.. Yang banyak harta mainnya serem." Ujar Zeva meninggalkan Arsen.

Lelaki itu terkekeh lalu menyusul Zeva dan melingkarkan lengannya di  pundak gadis itu. Alih-alih romantis mereka malah terlihat seperti sahabat.

Melihat Arsen yang tersenyum dan tertawa lagi seperti dulu karena cewek tomboy yang sialnya cantik membuat para perempuan yang lain tentunya iri, praduga yang mereka sangka jelas sekali terjawab melihat keakraban dua manusia yang berbeda gender itu.

"Mereka jadian ya?" Ujar salah seorang perempuan yang menyaksikan kejadian itu.

"Gak tau, kabarnya banyak banget. Ada yang bilang pacaran, ada yang bilang sahabatan ada juga yang bilang sepupuan." Jawab perempuan satunya.

"Agak gak rela gimana gitu liatnya, padahal gue udah rajin ngasih coklat ke Arsen tapi gak pernah dilirik."

"Makannya kalau ngasih jangan coklat, tapi jampi-jampi aja biar langsung dapet."

"Gila, lo! Yang ada gue ditendang dari sekolah ini."

"Hahahaha.. Susah ya kalau suka ke orang yang kastanya di atas kita, udah beda perasaan, beda agama pulak!"

"Diem deh.." Ujarnya mendelik.

"Sadar, dia anak tuhan lo anak pungut." Ujarnya becanda.

"Enak aja! Gue anak kandung mama papa ya!"

"Haiii.." ujar seseorang kepada dua perempuan tersebut.

"Owh halo Nara, ada apa nih?" Tanya perempuan yang memakai bando ungu.

"Liat Zeva gak?" Tanya Nara langsung.

"Owh liat! Barusan aja dia kesana." Tunjuk perempuan satunya.

"Oke makasi yah." Ucap Nara.

"Iya sama-sama. Tapi dia bareng sama Arsen." Ujar perempuan bando ungu.

"Hah.. oke deh, kalian mau ke kelas juga?"

"Iya.." Jawab mereka kompak.

"Yaudah bareng yuk?!"

"Okee."

Backstreet || Kang Ketos Arsen (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang