Acara prom night ini digelar dari mulai jam empat sore sampai selesai, biasa awalanya pasti pembukaan dan sambutan-sambutan dan membuat siswa-siswi yang akan lulus ini bosan.
Di adakan di lapangan sekolah yang sudah tersulap menjadi tempat yang mewah untuk pelepasan dan perpisahan angkatan mereka.
Arsen masih menunggu Zeva untuk bersiap, ia sudah disuguhi martabak keju buatan Mama Risti. Sayang kalau gak dimakan pikirnya.
"Zeva masih belum turun ya, Arsen?" Ujar Ristiani.
"Belum nih, tan."
"Bentar lagi kali ya, tunggu aja yang sabar." Ujar Ristiani tertawa pelan.
"Pasti, eh Alden mana tan?" Tanya Arsen.
"Dia main sama temen satu SMP nya. Katanya mumpung masih disini, nanti kan dia harus balik ke london."
"Oh gitu, padahal sekolah disini aja ya." Ujar Arsen.
"Gak tau tuh, mentang-mentang duit ayah nya banyak jadi dimanfaatin sebaik mungkin." Ujar Ristiani.
Arsen mengangguk dan mengambil martabaknya lagi.
Setelan yang Arsen kenakan cukup simpel namun terlihat keren jika lelaki itu yang memakainya.
Setelan jas berwarna biru tua dengan mawar putih terselip di sakunya sungguh membuat lelaki itu terlihat jauh lebih dewasa ketimbang anak SMA seusianya.
Tak.. tak.. tak..
Bunyi heels yang menuruni tangga membuat Arsen memalingkan wajah dari martabak ke arah suara sepatu yang beradu dengan tangga.
Arsen masih diam dengan martabak ditangannya, matanya sampai lupa berkedip karena memandang wajah gadisnya.
Gaun yang menjuntai dengan lengan pendek ditambah gemerlap dari aksen gaun berwarna senada dengan Arsen membuat perempuan itu sangat cantik. Riasan kepala seperti jepitan mawar kecil menghiasi kepalanya, rambut yang di gerai dengan ujungnya bergelombang menambah kesan manis.
Makeup tipis dengan bibir yang dipoles seadanya menjadikan lebih segar saat dipandang. Ditambah kulit putih Zeva yang terlihat sekali terawat menambah kesan seperti tuan putri yang baru keluar dari istana.
"Yuk? Maaf gue lama." Ujar Zeva.
Arsen tersadar dari pandangannya." Gak usah ikut acara aja gimana?" Tiba-tiba sekali lelaki ini berbicara seperti itu setelah beberapa minggu ini dia meneror Zeva untuk ikut dan menjadi pendampingnya.
"Enak aja! Gue udah siap-siap masa dibatalin!" Jawab Zeva ketus.
"Ya ampun.." Arsen terlihat frustasi dengan perempuan ini. Ia sampai memegang rambut yang sudah ditata rapih beberapa jam yang lalu demi terlihat keren dimata Zeva.
"Batalin aja ya?" Tanya Arsen sembari memegang lengan Zeva.
"Gak! Lagian gue juga udah janjian sama temen-temen. Kenapa sih? Gue malu-maluin lo emangnya?" Tanya Zeva bersungut-sungut.
"Gak anjir! Lo cantik banget! Mana rela gue kalau nanti lo jadi bahan perhatian cowok disana!" Ujar Arsen menggebu-gebu.
Zeva hanya diam masih mau mendengarkan ucapan Arsen.
"Lagian lo juga kenapa tiba-tiba dandan cakep banget kayak gini? Biasanya kalau sama gue kaosan mulu, itu juga sandal biasanya swallow sekarang pake heels, emang gak pegel tuh kaki?!"
"Hahh.. Ya tuhan, kenapa engkau memberi hamba cobaan seberat ini."
"Saya frustasi tuhan, takut pacar saya di ambil orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet || Kang Ketos Arsen (TAMAT)
Teen FictionBackstreet itu untuk menutupi gengsi bukan membuat langgeng. _Zevannya Christianne_ Bilang aja sama-sama suka kenapa harus dipersulit? Nanti pas ketauan cemburu malah gengsii _Arsen Dionis Asterion_ Kok bisa ya ketos yang terkenal ramah dan baik ha...