SMA Rajawali dikejutkan dengan sosok gadis cantik pindahan dari SMA sebelah yang kini tengah ramai dibicarakan kaum adam.
Rambutnya yang menjuntai disertai jepitan bunga kecil menambah kesan manis untuk dipandang.
Kulit seputih susu, tinggi dan juga mempunyai badan yang ideal bagi anak seusianya.
Salsabila namanya, ia baru kelas sebelas dan akan ditempatkan di kelas IPS dua.Saat jam istirahat berbunyi Zeva langsung menuju perpustakaan, tentu saja untuk tidur tidak mungkin untuk baca buku.
Kebetulan ia berpapasan dengan Arsen yang hendak keluar perpustakaan namun niat lelaki itu ia urungkan ketika melihat pacarnya masuk kedalam.
Tanpa basa basi ia langsung duduk dihadapan Zeva namun berbeda meja, ia memberikan senyum kepada gadis itu yang tentu saja dibalas dengan delikan mata.
'Nggak apa-apa, kamu kayak gitu tambah cantik kok. Gue suka!' Batin Arsen sambil terus memandang Zeva.
Bruk..
"Anjing.. " Arsen langsung menoleh ke arah bawah dan melihat buku sejarah kelas sebelas yang tebalnya setebal make-up bu Devi terjatuh mengenai kepalanya dan itu disebabkan oleh gadis di sampingnya.
"Eh sori kak! Aduh.. aku gak sengaja ini bukunya berat banget. " Ujarnya sembari memungut buku itu.
"Lain kali hati-hati." Ucapnya dingin.
Gadis itu mengangguk dan menatap Arsen agak lama, sumpah ia baru melihat cowok seganteng ini.
"Emm.. kak?"
Arsen hanya diam mengabaikan gadis itu, sebab sekarang kepalanya terasa sedikit nyut-nyutan.
Merasa di abaikan ia pun memberanikan diri memegang bahu Arsen.
Lelaki itu menoleh " apa?""Nama kakak siapa? Aku murid baru disekolah ini, aku Salsabila. Panggil aja Sasya." Ujarnya dengan senyuman.
"Arsen." Ia langsung berdiri dari duduknya lalu keluar dari perpustakaan tak lupa ia memberi kedipan pada Zeva yang sedari tadi melihat kejadian itu.
Gadis yang diketahui bernama Salsabila itu memandang Arsen terus menerus hingga Arsen tiba di pintu keluar.
Ia langsung tersenyum malu-malu seperti anak anjing nemu tulang, itu yang dilihat oleh Zeva.
Nambah satu yang suka sama Arsen, dia ramah banyak yang suka, dia kasar masih sama, dia pendiam juga masih banyak yang naksir,entah bagaimana ia saat dalam kandungan sehingga diberi ketampanan yang sungguh membuat iman para perempuan tergoyahkan.
_o0o_
Seluruh isi kantin menatap kepada gadis dengan hoodie pastel yang sedang berjalan dengan gadis berkacamata namun terkesan imut.
Zeva dan Nara, mereka heran dengan perubahan Zeva yang tiba-tiba ini, ia yang malas bergabung dengan temannya tiba-tiba ikut bergabung, ia yang malas ke kantin sekarang coba lihat? Ia malah ke kantin.
'Tumben dia ke kantin?'
'Semenjak bareng Nara dis emang udah mulai terbuka.'
'Owh ya bagus sih kan gak salah kalau berbaur.'
'Iya, tapi tetep aja mukanya kenapa nyeremin anjir.'
'Kalau senyum aja dikit wah pasti cantik banget si Zeva.'
Terdengar sahutan yang sedang menggosipkan dirinya kini, memang suatu kesalahan ia menjadikan Nara sebagai temannya.
Mereka duduk di bangku pojokan yang ada colokannya, biasa numpang ngecas kalau Nara.
"Zeva, kalau ada yang bikin kamu gak enak hati jangan di dengerin ya."
"Kalau kamu terlanjur ngedengerin anggap aja mereka spesies ubur-ubur." Lanjutnya.
Entahlah Zeva bisa bertahan atau tidak dengan Nara yang makin sini makin kesana, tapi dibalik semua itu ia sedikit senang karena ada yang mau berteman dengannya. Walaupun ia cuek tapi didalam hatinya ia ingin berteman dengan siapapun.
"Kamu mau pesen apa?" Tanya Nara.
"Samain aja."
"Oke, tunggu sebentar."
Nara melangkah pergi untuk membeli makanan yang akan mereka makan, ada desas-desus entah darimana kalau Zeva sengaja memanfaatkan Nara yang lemah lembut sebagai babu nya, padahal ia saja tak pernah menyuruh anak itu untuk berbuat apa-apa.
Memang yang namanya gosip cuman gosip, realitanya jauh banget.
Riuh teriakan kini terdengar dari arah depan kantin, kalian masih ingat dengan siswi baru disekolah mereka? Iya, dia Salsabila. Sekarang ia tengah menjadi pusat perhatian karena sedang memberikan sebuah coklat dengan pita merah di atasnya.
Banyak yang menggoda dan kesal secara bersamaan, para lelaki yang menggoda dan perempuan yang kesal dengan tingkah laku Salsabila kepada Arsen lelaki incaran mereka.
"Kak, ini buat kak Arsen tolong terima ya." Ujarnya.
Hening, Arsen hanya memandang tangan itu tanpa niat mengambilnya. Matanya tak sengaja bertatapan dengan manik mata sebening embun kekasihnya, sadar Arsen kalian lagi backstreet jangan sampai Zeva menjauh lagi gara-gara ke-egoisanmu.
Arsen kemudian menatap Salsabila sebentar dan mengambil coklat dari tangannya lalu mengucapkan terima kasih.
Warga kantin yang melihat adegan itu langsung heboh, apakah kini gadis itu akan berhasil menjadi kekasih Arsen?
Zeva tersenyum sinis, dia nggak berubah. Sekali buaya tetaplah buaya dan tidak akan pernah menjadi anjing.
Anehnya gadis itu yang ingin backstreet tapi gadis itu juga yang marah ketika hal seperti barusan terjadi. Cemburu heh?
_o0o_
Arsen menatap coklat ditangannya dengan enggan. "Nih buat lo." Ujarnya pada Akbar selaku teman sebangkunya.
"Gak dulu, Sen. Gigi gue sakit terlalu banyak makan coklat."
Betul, setiap Arsen diberi hadiah pasti ia akan memberikannya pada orang lain.
"Buat lo aja, Di?" Ujarnya pada Aldi.
"Sebenernya gue masih ada sisa lolipop yang lo kasih kemarin, tapi yaudah thanks ya. Lain kali kalau ada yang ngasih sesuatu ke lo baiknya itu buat diri sendiri Sen."
"Gak akan pernah bisa."
"Sekalipun lo dikasih mobil?!" Tanya Akbar.
"Yap. Mobil modal dikasih orang lain buat apa? Bokap gue kaya tinggal minta."
"Dahlah ngomong sama anak yang gak pernah makan nasi sama garem doang mah susah pahamnya." Ujar Aldi.
"Emang lo pernah makan nasi sama garem doang?" Tanya Arsen balik.
"Ya.. gak pernah tapi kan seumpama nya."
"Berisik lo, sok tau banget umpama-umpamaan." Ujar Akbar menimpali.
"Eh btw, lo udah punya pacar ya, Sen makannya tiap ada anak yang ngasih lo sesuatu selalu dikasih sama gue atau Akbar."
"Kepo banget sih lo kek cewek!"
"Ahh.. pasti dia dah ada nih, Di. Cuman di umpetin takut di embat kayaknya."
Arsen memutar bola matanya dengan malas. Walaupun yang dikatakan sahabatnya ini benar tapi ia tak akan membenarkan dan membuat Zeva marah lagi, lagi dan lagi padanya.
Cukup bermain apik dan cerdik seperti sekarang ia melihat gadisnya melewati lapangan yang pas sekali dekat dengan kelas Arsen. Tanpa tahu malu ia langsung mengedipkan mata genit pada Zeva saat gadis itu tak sengaja melihat ke arah kelas Arsen.
Hal yang paling sering dilakukan Arsen memang mengedipkan mata genitnya, namun ketika berpapasan dengan Zeva ia akan sangat nakal sengaja mepet ke arah gadis itu dan memegang tangannya sambil lalu.
Sederhana tapi menurut nya itu sangat spesial karena dilakukan kepada orang yang tentunya spesial juga.
Tbc
Jangan lupa vote, komen dan share yaa..
Thankss^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet || Kang Ketos Arsen (TAMAT)
Ficção AdolescenteBackstreet itu untuk menutupi gengsi bukan membuat langgeng. _Zevannya Christianne_ Bilang aja sama-sama suka kenapa harus dipersulit? Nanti pas ketauan cemburu malah gengsii _Arsen Dionis Asterion_ Kok bisa ya ketos yang terkenal ramah dan baik ha...