Bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit yang lalu. Gadis yang dikenal dengan nama Zeva itu sedang berbaring di kursi rooftop sekolahnya.
Zevanya Christianne, hari ini ia merasa sial karena ketahuan membawa rokok ke sekolah. Terlebih yang membuat ia malas karena harus mendatangi Arsen yang jika disekolah seperti bunglon.
Dia tentunya akan datang, tak takut juga dengan Arsen. Toh, si ketua Osis yang so berkarisma itu adalah pacarnya. Ya.. pacar, gila memang alasan Zeva mau menerimanya. Hanya karena ia di teror setiap hari oleh Arsen yang terus mengganggunya sampai meminta tolong pada ibunda tercinta untuk membujuk Zeva menerima cinta anaknya. Ibu dan anak sama saja.
Terjebaklah ia dengan Arsen, entah sampai kapan. Pastinya Arsen tak akan meninggalkan Zeva begitu saja setelah dua tahun lamanya menjadi pengagum Zeva. Malah Arsen yang menjadi bucin akut pada Zeva, kalau kata Arsen, 'Pelet terkuat dibumi jatuh pada senyuman Zevanya. Bidadari Arsen.'
Brak
"Gak ketuk pintu dulu? Gak punya tang.." ucapannya terhenti ketika melihat siapa yang datang. Gadisnya, pacarnya, belahan jiwanya.
"Tutup pintunya." Ujar Arsen dengan menahan senyumnya.
Brak
Untuk yang kedua kalinya, pintu ruangan Arsen terbanting.
Zeva duduk di depan Arsen dan membuka kotak yang berisi rokok.
Arsen tau gadisnya akan merokok, ia langsung berujar cepat."Jangan dulu ngerokok, nanti lo gak fokus sama gue." Ujarnya panik, karena kalau Zeva sudah merokok mau segimana kerasnya ia berbicara tak akan Zeva dengar.
Zeva memandang datar Arsen. Ia langsung memasukkan kembali rokok itu kedalam tasnya.
" Makasih Anya nya Arsen." Ujar Arsen dengan tulus.
"Gue di DO nih?" Tanya Zeva langsung, kalau tidak seperti ini Arsen akan terus melenceng dari topik utama.
"Ngada-ngada aja, gak ada yang berani DO lo dari sini." Ujar Arsen.
Arsen anak pemilik yayasan tempat ia dan Zeva bersekolah. Pantas ia berani berkata seperti itu.
"Mengandalkan jabatan orang tua itu layaknya seorang pecundang." Zeva melirik sinis Arsen.Arsen merasa tertohok dengan pernyataan Zeva barusan.
"Hufft.. sayangg.. udah ah jangan marahh.. gue gak mau yaa lo kayak gini." Arsen sudah memelas pada Zevanya."Siapa sih yang marah? Kan harusnya lo yang marah!" Zeva kesal, mana ada ketos kaya begitu di sekolah lain. Zeva jadi tak yakin Arsen terpilih itu karena prestasi atau karena orang dalam.
"Eh? Iya ya, kan harusnya gue yang marah. Lo sih ngalihin fokus gue." Arsen mengerucutkan bibirnya.
"Ih Asen! Yang bener dong gue di hukum apa di DO nihh?!" Zeva sudah geram menghadapi tingkah pacarnya. Sungguh, jika membunuh itu tidak dosa ia akan menghajar langsung muka Arsen sampai tak berbentuk, sampai fans nya lari karena liat muka jeleknya Arsen.
"Iya iyaa, lo gak di DO kok. Tapi lo dapet hukuman." Ujar Arsen dengan senyum misterius.
"Guru BK yang tentuin?" Tanya nya dengan malas.
"Bukan dong, hukuman lo ya gue yang tentuin."
"Dih mana ada kayak gitu, lo pasti udah ngerencanain sesuatu yang jahat buat gue." Zeva tidak terima, dia kan warga sekolah dan melanggar aturan BK masa yang ngehukum Arsen bukan pihak sekolah langsung.
Lelaki itu speechless dengan perkataan Zeva yang menganggap hukumannya itu sebuah tindak kejahatan. Padahal setiap ia menghukum gadis itu tak pernah sekalipun Arsen memberikan hal yang berat bagi Zeva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet || Kang Ketos Arsen (TAMAT)
Teen FictionBackstreet itu untuk menutupi gengsi bukan membuat langgeng. _Zevannya Christianne_ Bilang aja sama-sama suka kenapa harus dipersulit? Nanti pas ketauan cemburu malah gengsii _Arsen Dionis Asterion_ Kok bisa ya ketos yang terkenal ramah dan baik ha...