Setelah puas melihat-lihat pemandangan Arsen mengajak Zeva untuk makan camilan agar perutnya tidak kelaparan.
Arsen sudah lebih dulu mengambil roti tawarnya dan memberikan olesan coklat lebih banyak pada rotinya.
"Gue juga mau roti, Sen." Ujarnya.
"Ambillah, gue udah nata tinggal oles pake selai coklat. Kesukaan lo."
"Dasar emang cowok gak peka." Ujarnya ketus.
Zeva mengambil satu slice roti dan melumurinya dengan coklat, sangat banyak karena ini adalah selai coklat kesukaannya.
Sebelum Zeva memasukkan rotinya ke mulut Arsen lebih dulu memberikan roti tawar ditangannya ke mulut Zeva dan roti tawar Zeva dimakan oleh Arsen. Jadilah mereka seperti suap-suapan.
"Ohokk! Gue keselek bangsat!" Zeva lalu menjauhkan wajahnya dari roti Arsen dan membiarkan roti yang berada ditangannya dipungut Arsen, untung sempat telat sedikit saja rotinya bakalan jatuh.
"Ini minum nih minum!" Arsen memberikan air mineral pada Zeva.
"Rotinya belum semua ketelen, ohok!"
"Aduh, maaf ya.. Tadinya gue mau romantis-romantisan ngga taunya malah gitu." Ujar Arsen sedikit meringis.
"Lo niat nyuapin gue atau nyuapin sapi?!" Zeva mendengus lalu meminum airnya.
"Takut ngga keburu makannya gue cepet-cepet eh taunya malah kelebihan." Arsen meringis melihat Zeva.
"Emang ya kata nyebelin itu cocok buat lo!"
"Iyaa maaf, marah-marah mulu nanti cepet.." Arsen melihat Zeva yang sudah melotot ke arahnya.
"Nanti cepet kaya maksudnya.. Iya, kaya.. Hehehe."
"Dah lah, emosi gue lama-lama." Zeva memilih diam dan memakan roti dari Arsen yang sempat ia pegang.
"Jangan marah ya, ini kencan pertama kita loh." Bujuknya.
"Ya tapi lo nya nyebelin."
"Iya, aku minta maaf. Udah ya jangan marah?" Arsen lalu ikut duduk disebelah Zeva dan merangkul gadis yang tengah makan roti itu.
Tiba-tiba saja entah ada angin darimana bahu gadis itu bergetar.
"Hiks.. hiks .. Dari kecil lo selalu jailin gue, udah gede lo nyebelin, Sen.. hiks.."
Arsen mendengarkan dan menggumamkan beribu-ribu kata maaf, ia melakukan itu agar dirinya di respon oleh Zeva bukan maksud benar-benar niat menjahili gadis itu.
Arsen mengusap punggung Zeva pelan dan menyenderkan kepala Zeva pada bahunya.
"Maaf ya kalau selama ini perlakuan aku bikin risih."
"Hiks.. Jangan gitu lagi.." Ujar Zeva sesenggukan.
"Makannya terbuka ya sama aku? Jangan cuek-cuek, jangan kayak cuma aku doang yang berharap sama hubungan ini."
"Jangan mikir gitu, Sen.. Gue .. Gue mau coba bareng sama lo " Ujar Zeva kemudian menatap Arsen dengan hidung yang memerah dan pelupuk mata yang basah.
Arsen masih mendengarkan, mendebarkan sekali hatinya ketika Zeva mengatakan itu. Hal yang selama ini Arsen inginkan, yaitu di anggap olehnya.
"Kita coba lagi sama-sama ya? Janji mau terbuka dan terima aku tanpa paksaan?" Arsen mengulurkan jari kelingkingnya ke arah Zeva.
Zeva tersenyum dan menyambut hangat tautan kelingking mereka. "Janji." Ujarnya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet || Kang Ketos Arsen (TAMAT)
Teen FictionBackstreet itu untuk menutupi gengsi bukan membuat langgeng. _Zevannya Christianne_ Bilang aja sama-sama suka kenapa harus dipersulit? Nanti pas ketauan cemburu malah gengsii _Arsen Dionis Asterion_ Kok bisa ya ketos yang terkenal ramah dan baik ha...