12. Uninvited Guests ✖️

812 28 1
                                    

Setelah Zeva selesai mandi ia langsung pergi ke meja makan, kemarin dan hari ini adalah jatah libur bi Ratih dan Mang kasim. Jadi tak ada orang di rumah selain dirinya, ia lalu memasak mie instan dan memakannya. Tentu saja pakai nasi.

Makan mie instan dengan nasi sudah beres lalu dilanjut merokok, biasalah kalau sudah makan tidak merokok berasa kurang untuk Zeva.

Jgn bls
|Ayang? Pulang kok gak bilang-bilang, gue kan bisa anter meskipun pusing sih wkwk

Zevanya
Dpn rmh lo jg tu rmh gue. So so'an antr|

Jgn bls
|Demi lo
|Sinii lagii dongg

Apasih Arsen ini, se enaknya saja menyuruhnya. Gadis itu rebahan dulu di kasur setelah makan dan merokok.

Ia sedikit terlelap ternyata, mengambil ponsel yang ada di sebelahnya lalu mengecek waktu. Pukul dua siang, Zeva ke kamar mandi untuk mencuci muka agar lebih segar, gadis itu segera pergi ke rumah Arsen ketika Rena mamanya Arsen mengirim pesan jika lelaki itu tak mau makan kalau bukan bubur yang ia buat. Menyusahkan orang saja. Pasti akal licik Arsen ini agar ia mau datang.

Zeva tiba diruang tamu Arsen dan melihat lelaki itu sedang menonton tv, Arsen yang melihatnya langsung tersenyum. Ingin menghampiri namun ia urungkan ketika wajah datar Zeva menghampirinya duluan.

"Gak mau makan kalau bukan buburnya yang gue buatin. Halah tai, lo cuma modus aja biar gue kesini lagi." Zeva bersidekap dada memandang Arsen dengan jengah.

Arsen hanya mendengus, ia kan ingin dimanja oleh Zeva. "Ayang ma gitu." Ujarnya mengerucutkan bibir. Ia kira Zeva adalah perempuan diluar sana yang tergila-gila dengan Arsen gitu? Nggak sama sekali. Cara itu gak bakalan mempan bagi Zeva.

Zeva lalu meninggalkan Arsen dan langsung membuatkan lelaki itu bubur, ia takut jika Arsen kecanduan masakannya. Bisa repot kalau lelaki itu meminta Zeva untuk membuatkan makanan setiap hari. Lebih repot jika lelaki itu sudah meneror dengan mengganggu Zeva sampai gadis itu ingin mencekik lehernya hidup-hidup.

Setelah selesai membuat bubur, ia langsung membawanya kedepan untuk Arsen. Namun seperti ada suara seseorang yang sedang berbicara dengan ibunya Arsen.

"Ah tante bisa aja, cantikan tante tau." Ujar Olin yang seperti tersipu malu.

"Kamu di Osis ngejabat sebagai apa?"

"Sekretaris tante, jadi aku suka deket sama Arsen. Makannya kesini soalnya tau Arsen sakit."

"Oh gitu, baik ya kamu sama temen sendiri mau nengokin."

"Iya tante." Ujar Olin tersenyum, padahal dia ingin lebih sekedar dari teman.

"Tante ke atas dulu ya?" Ujar Rachel kepada Olin, ia tak tau jika ada Zeva dibelakangnya.

Setelah Rena berbalik, "padahal gak usah bikinin Anya, dia cuma modus." Ujar Rachel pelan sembari terkekeh. Ada-ada saja kelakuan putranya itu.

"Iya emang tan, Arsen suka licik." Tambah Zeva.

"Maklum aja ya sayang." Rena langsung memberi kode kalau ia mau masuk kamar.

Zeva hanya mengangguk. Ia menaruh bubur itu dihadapan Arsen.
"Buburnya." Ujar Zeva, perempuan itu ingin kembali ke dapur sajalah. Bingung juga ia mau kemana.

"Tolong ambilin minum sekalian buat Olin ya, Anya?" Ujar Arsen.

Tak salah tuh ia menyuruh Zeva mengambilkan minum untuk Olin? Haishh.. menyebalkan sekali, Arsen pikir ia pembantu apa?

Backstreet || Kang Ketos Arsen (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang