25. Flashback

709 24 0
                                    

Terhitung sudah dua minggu Arsen menjalankan perannya bak orang yang cuek dan tidak peduli terhadap sekitar. Ia juga merasa hubungannya dengan Zeva hanya jalan di tempat, ia merasa sia-sia saja melakukan ini untuk Zeva kalau respon gadis itu masih tetap sama seperti dulu.

Karena sifatnya yang berusaha cuek untuk Zeva malah kini ia sedikit nyaman dengan itu, ia jadi bisa menolak keinginan orang-orang yang ingin memanfaatkannya, ia juga bisa tegas kepada semua orang kalau dirinya ini tidak mudah untuk dikendalikan.

Perlahan Arsen mulai nyaman dengan sifat barunya yang dibentuk dari ke egoisan Zeva.

"Sen! Si Salsabila nitipin ini ke gue." Ujar Aldi menghampiri Arsen yang sedang duduk di depan kelas.

Ia melirik sekilas kotak nasi itu tanpa minat. "Buang aja." Ujarnya singkat.

"Hah? Buang?.. Daripada dibuang buat gue aja ya? Kebetulan belum sarapan hehehe.." jawabnya.

"Boleh, dimakan aja sana." Ujarnya.

"Heheheh thanks ya, gue makan dulu." Ujar Aldi sambil ikut duduk disebelah Arsen.

"Btw, lo banyak berubah ya sikapnya ke cewek-cewek."

"Nggak juga, gue cuma gak mau orang-orang salah paham aja." Ujarnya melamun.

"Masa sih?" Tanya Aldi sambil memakan nasi goreng buatan Salsabila.

"Iya."

"Bukan karena ada hati yang lo jaga?" Tanya Aldi memastikan.

"Ya sebenernya itu juga." Jawab Arsen acuh.

"Owh.. Hah?? Apa Sen apa?! Gak salah denger kan gua? Siapa cewek lo?!" Tanya Aldi masih sambil makan namun nasi nya sudah ada yang muncrat keluar mulutnya.

Arsen yang baru tersadar langsung menggelengkan kepalanya.

"Ahh itu.. Gak ada anjir gue cuman ngigau." Ujarnya panik, takut jika temannya ini mengetahui hubungan Arsen dan Zeva.

"Mana ada ngigau! Lo gak lagi tidur anjir!"

"Gue.. gue salah ngomong kali soalnya gue lagi ngelamun."

"Bohong kan lo? Ngaku sama gue cewek mana yang udah bikin lo kepincut?" Tanya Aldi tak sabaran.

"Gak ada Aldi, lo jangan rese deh.." Ujar Arsen mendelik sambil berdiri lalu masuk kedalam kelas.

Bukan tak ingin berbicara namun ia takut di interogasi dan keceplosan, gini-gini ia juga sering keceplosan tentang hal penting.

"Heh Arsen! Gue belum selesai ngomong. Ah elah ini lagi nasi goreng belum abis mau dibuang sayang. Mana enak lagi, dia gak ngasih pelet kan?" Tanya nya entah kepada siapa.

_o0o_

"Kenapa ya Arsen bisa berubah gitu? " Ujar Nara tiba-tiba.

Zeva menghentikan tulisannya dan memandang rumit ke arah Nara.

"Kenapa? Lo suka Arsen?" Tanya Zeva.

"Eh?.. Nggak ya ampun mana mungkin aku suka dia, tapi banyak yang gosipin kalau Arsen jadi ketus gitu ke cewek-cewek." Ujarnya.

"Owh.."

"Iya, apa dia lagi ada masalah ya?" Tanya Nara.

"Mana gue tau."

"Iya ya, mana mungkin kamu tau." Jawab Nara, ia memang polos tapi kalau sudah ada gosip telinga nya selalu ingin ikut mendengar berita terkini yang terjadi di SMA nya.

"Gak kerasa ya ujian praktek udah beres aja, minggu depan kita udah ujian. Deg-degan gak sih?" Ujar Nara sambil menerawang.

"Nggak." Jawab Zeva cuek.

Backstreet || Kang Ketos Arsen (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang