31. Masa kecil

669 22 2
                                    

"Nah, mereka baru pulang tuh!" Ujar  Rachel Mama nya Arsen menunjuk pada Zeva dan Arsen.

Yang datang ke rumah Arsen adalah Aldi dan Akbar, niatnya mau mengajak main ps bersama tapi yang dilihatnya justru malah membuat mereka melongo, ternyata benar ya dugaan mereka berdua kalau Arsen dan Zeva itu ada apa-apanya.

"Ngapain kalian dirumah gue?" Tanya Arsen masih menggenggam pergelangan tangan Zeva.

"Niatnya sih mau main PS, tapi kita ganggu ya ternyata?" Ujar Aldi sembari melirik Akbar.

"Gue pulang ya?" Ujar Anya. Belum saja gadis itu sampai pintu tapi mama nya Arsen keburu datang dan memintanya untuk membuat kue bersama.

"Gak ganggu, yuk main ps!" Ujar Arsen. Dia kalau udah ada yang ajak main PS pasti semangat.

"Jadi bener ya kalian pacaran?" Tanya Akbar.

"Iya, kenapa? Kaget ya gue bisa dapetin gadis cantik secantik pacar gue?"

Mereka berdua langsung memutar bola matanya malas.

"Pantes aja disekolah banyak yang suka malah acuh, ternyata udah ada pawang!" Ujar Aldi heboh.

Merek langsung ke kamar Arsen yang berada dilantai dua.

"Udah lama?" Tanya Akbar.

"Apanya?" Jawab Arsen bingung.

"Pacarannya lah!" Ujar Akbar sewot.

"Kira-kira dari awal kelas dua belas lah ya." Ujar Arsen mengingat-ingat kejadian tempo dulu ketika ia dan mama nya meneror Zeva agar mau menjadi pacarnya.

"Gila!! Udah lama lah anjir! Dan lo bisa baik-baik aja gak ada pergerakan saat disekolah?"

"Bisa-bisanya lo berdua backstreet." Aldi hanya menggelengkan kepalanya.

"Dia yang mau, gue mah ogah sembunyi-sembunyi."

"Itu tandanya Lo kurang ganteng!" Ujar Akbar.

"Heh! Gue itu cowok ganteng!" Ujar Arsen membela diri.

Arsen dan kepedeannya itu patut di acungi jempol.

_o0o_

"Udah jadi nih cookies nya!" Ujar Mama Arsen.

"Iya, tante.." Ujar Zeva, ia senang bisa membuat kue bareng mama nya Arsen lagi.

"Nih, yang di loyang ini buat mama kamu ya! Risti pasti seneng!" Mama nya Arsen ini sungguh heboh, kebetulan mereka berdua ini memang berteman sejak di bangku kuliah.

"Makasih ya tante, mama pasti suka." Ujar Zeva sembari tersenyum.

"Ya tuhan.. Kamu tambah cantik ya kalau senyum."

"Zeva mah dekil gini dibilang cantik.. Tante ada-ada aja."

"Kamu yang ada-ada aja, cantik gini dibilang dekil!"

"Hahahaha.. Udah ah, Anya bungkus ya kue nya. Makasih banyak tante, dadah Anya pulang dulu!"

"Iya, salam ya buat mama mu."

"Oke siap!"

Ia menghela nafas, sungguh dirinya lebih suka Zeva yang ini. Yang banyak ceria bukan yang murung seperti sebelum-sebelumnya.

"Moga aja Anya emang jodohnya Arsen, gak bisa dibayang juga kalau anak itu jodohnya orang lain. Mana udah cinta mati lagi."

Wanita yang hampir berusia empat puluh tahun itu menghirup nafasnya lega, semoga saja mereka langgeng.

Backstreet || Kang Ketos Arsen (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang