Suasana di salah satu toko buku terbesar di Seoul itu terlihat ramai sekali. Di depan toko terpasang spanduk yang bertuliskan "Peluncuran Buku Salju di Musim Panas dan Pembagian Tanda Tangan Shin Min-Ah". Mungkin ini sebabnya kenapa buku yang paling banyak dipajang di etalase toko itu adalah Salju di Musim Panas karya Shin Min- Ah. Para pengunjung toko masing-masing memegang buku tersebut sambil berdiri berdesak-desakan sementara anggota-anggota staf toko bersusah payah mengendalikan keadaan. Selain para pengujung toko, beberapa wartawan juga tampak hadir di sana.
"Shin Min-Ah sudah datang?" seru seorang wanita berkacamata kepada salah satu anggota stafnya yang sedang berbicara di telepon.
Anggota staf tersebut menutup telepon dan menjawab, "Katanya dia akan tiba dalam dua puluh menit."
Wanita berkacamata itu memegang kening dan mengembuskan napas. "Aku tidak tahu apakah kita bakal mampu bertahan dua puluh menit lagi. Hei, semuanya sudah siap di belakang sana? Aku ingin semuanya sempurna sebelum Shin Min-Ah menginjakkan kaki di toko ini. Mengerti?"
Dua puluh dua menit kemudian, orang yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Seorang wanita cantik keluar dari mobil hitam dan berjalan masuk ke toko buku sambil tersenyum lebar dan melambaikan tangan dengan anggun.
"Itu Shin Min-Ah! Cantik sekali! Lebih cantik daripada fotonya." "Katanya dia baru pulang dari Amerika."
"Dia pulung khusus untuk menghadiri acara ini."
"Dia kelihatan masih muda ya."
"Kaulihat pakaiannya? Bagus sekali!"
"Aku sudah membaca semua buku yang ditulisnya."
Shin Min-Ah menyalami wanita berkacamata yang adalah manajer toko itu, kemudian berdiri di balik meja panjang yang sudah tersedia. Senyumnya yang tulus dan menyenangkan masih tersungging di bibir.
"Apa kabar, semuanya?" Shin Min-Ah menyapa para pengunjung dengan suaranya yang indah dan ramah. Para pengunjungpun membalas sapaannya meski dengan agak kacau-balau. Shin Min-Ah tertawa kecil dan melanjutkan, "Saya baru saja turun dari pesawat dan sepanjang perjalanan dari bandara saya merasa lelah sekali. Tapi begitu tiba di sini dan mendapat sambutan sehangat ini, tiba-tiba saya merasa segar kembali. Terima kasih banyak."
Para pengunjung pun tertawa dan bertepuk tangan.
Setelah acara penandatanganan buku itu selesai, Shin Min-Ah mengizinkan para wartawan mewawancarainya. Mula-mula para wartawan menanyainya tentang buku barunya, tentang pe penulisan bukunya, tentang ide-idenya dan hal-hal teknis lain. Sering berlalunya berbagai pertanyaan, para wartawan pun semakin berani karena meliaht sikap Shin Min-Ah yang ramah dan terbuka.
"Nyonya Shin Min-Ah, bagaimana kabar suami Anda?"
"Dia baik-baik saja, masih terus membenamkan diri dalam not-not balok seperti biasa," jawab Shin Min-Ah ceria. "Kadang-kadang dia malah melupakan istrinya yang cantik ini."
"Lalu bagaimana kabar putra Anda?"
"Vincenzo? Seharusnya dia baik-baik saja. Saya belum sempat meneleponnya. Dia bahkan belum tahu saya ada di Seoul. Mungkin saya akan meneleponnya nanti," sahut Min-Ah. "Tapi saya rasa Anda sekalian tentu sudah tahu dengan sangat jelas keadaannya. Akhir-akhir ini dia sangat sibuk dengan album barunya."
"Kabarnya dia sudah punya kekasih. Apakah Anda tahu itu, Nyonya?"
Wajah Shin Min-Ah berseri-seri. "Ah, benar. Tentu saja saya tahu. Saya pernah berbicara dengannya. Hong Cha Young ssi itu gadis yang baik. Aku berharap hubungan mereka akan berhasil."
*
Beberapa hari sudah berlalu sejak Kang Wendy tahu tentang Cha Young dan Vincenzo. Sebenarnya Cha Young ingin segera memberitahukan hal ini kepada Park Hyun- Shik dan Vincenzo, tapi belum punya kesempatan untuk itu. Kedua laki-laki itu begitu sibuk dan susah dihubungi. Kalaupun bisa dihubungi seperti sekarang, Vincenzo sedang sibuk dan Cha Young tidak bisa bicara banyak.