Sunshine in New York (12)

47 1 166
                                    

Sa-Ya kembali melirik ke arah Sorin Clark. Ia tidak heran melihat gadis itu masih tersenyum. Tetapi kali ini Sa-Ya memperhatikan sesuatu yang berbeda. Sorin memang tersenyum, tetapi sepertinya ia tidak benar- benar mendengarkan obrolan teman-temannya. Ia hanya mengangguk sesekali dan mendorong-dorong makanan di piringnya. Sa-Ya tersenyum samar. Sorin Clark terlihat bosan.

Sorin mendengarkan pembicaraan teman-temannya dengan setengah hati sambil bergumam sesekali untuk menunjukkan bahwa ia masih mendengarkan mereka. Teman-temannya sedang membicarakan pertunjukan yang akan diselenggarakan Dee Black Dance Company minggu depan dan Sorin sama sekali tidak ingin membicarakan hal itu.

Bunyi pendek yang menandakan ada pesan masuk di ponselnya membuat Sorin tersentak sekaligus lega, karena sekarang ia punya alasan untuk tidak mendengarkan permbicaraan teman- temannya. Ia mengeluarkan ponsel dan membuka pesan yang masuk. Alisnya terangkat heran ketika ia melihat bahwa pesan itu dari Sa-Ya Hirano.

Kau terlihat bosan

Apa maksudnya? Sorin memberengut samar dan menoleh ke arah Sa-Ya di seberang ruangan. Laki-laki itu menatapnya dan Sorin yakin ia melihat Sa-Ya tersenyum tipis sebelum menoleh dan berbicara kepada wanita berambut cokelat yang duduk di sampingnya.

Sorin kembali menatap ponselnya dan membalas.

Aku tidak bosan.

Balasan dari Sa-Ya tiba dalam waktu kurang dari satu menit.

Tidak apa-apa kalau kau tidak mengaku. Aku tahu kau bosan. Aku juga bosan. Temani aku ngobrol.

Aku yakin kau tidak kekurangan teman ngobrol di sana. Tapi, baiklah, apa yang ingin kau obrolkan?

Kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Berapa jam kau tidur semalam?

Diam-diam Sorin memutar bola matanya membaca pesan itu

Seperti biasa.

Seperti biasa? Berarti kau masih tidak bisa tidur nyenyak sampai sekarang?

Itu bukan hal baru. Aku sudah terbiasa.

Kau sudah mencoba tidur sambil mendengarkan laguku? Waktu itu kau langsung mengantuk dan tertidur begitu mendengar laguku.

Sudah. Tidak berhasil.

Sorin memberengut dan mendengus pelan.

"Sorin? Kau sedang apa?"

Sorin tersentak dan mengangkat wajah menatap Lisa. "Ya?"

"Kau sedang mengirim Chat kepada siapa?"

"Eh, ibuku," sahut Sorin cepat, lalu menyunggingkan senyum meminta maaf kepada ketiga temannya. "Dia ingin tahu aku ada di mana dan sedang apa. Maaf."

"Orangtua memang selalu mencemaskan anak mereka," komentar V sambil mengangkat bahu maklum, "terutama anak perempuan. Orangtuaku juga sangat mencemaskan keadaan adikku, padahal..."

Sorin tidak lagi mendengarkan kata-kata V selanjutnya, Diam-diam ia menoleh ke arah Sa-Ya dan menatap laki-laki itu dengan tajam. Tetapi Sa-Ya hanya mengangkat alis dan menatap Sorin dengan tatapan seolah-olah bertanya. "Memangnya apa yang kulakukan?"

Sorin tidak membalas pesan Sa-Ya dan memaksakan diri mendengarkan pembicaraan teman-temannya. Tetapi tidak lama kemudian ponselnya bergetar lagi.

Oh, ya, Clark, jangan buat janji kencan dengan penggemarmu besok malam

Sorin menggigit bibir dengan jengkel.

Kenapa? Kau ingin mengajakku kencan?

Aku tidak tahu ternyata kau ingin aku mengajakmu kencan.

Season Of LoveWhere stories live. Discover now