Langkah kaki Jimin mengendap di sepanjang jarak yang memisahkan kamar nya dan juga kamar Jungkook. Sebenarnya Jimin sangat malas harus masuk ke dalam kamar Jungkook, apa lagi jika manusia bergigi kelinci itu ada di dalamnya. maka dari itu Jimin memilih mengembalikan pakaian Jieun saat Jungkook belum pulang dari kantor.
Jungji juga sedang terlelap di kamarnya, jadi saat ini lah waktu yang tepat untuk mengembalikan pakaian Jieun.
Ceklek..
Jimin meringis mendengar suara pintu yang ia buka. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri memeriksa keadaan kamar Jungkook.
Meski Jungkook belum pulang namun waspada itu perlu."Aman" ucapnya lega seraya mengelus dada.
Langkah kakinya pun berjalan mendekati lemari besar di sisi kanan kamar Jeon Jungkook itu.
Membuka perlahan pintu yang sisi depannya full kaca, Jimin sempat tersenyum melihat pantulan dirinya di dalam cermin.Sreeettt..
Jimin memindai setiap barisan baju yang tersusun di sana. Bibirnya mengerucut kesal karena susunan baju Jieun berada di rak paling atas.
"Sial !" Jimin merutuki dirinya sendiri yang bertubuh minim tulang itu. Otaknya mulai berpikir bagaimana cara agar baju Jieun bisa berada di posisi semula. Mata Jimin berpendar mengitari semua sudut kamar Jungkook. Pergerakan manik itu berhenti setelah pandangannya menangkap sofa bulat kecil di sudut ruangan dekat jendela.
Jimin bergegas mengambilnya lalu memposisikannya tepat di depan lemari. Perlahan Jimin naik, tangan kanannya membawa tumpukan baju Jieun sementara tangan kiri berpegangan pada lemari.
"Sedikit lagi" Jimin berjinjit agar tumpukan baju itu tersusun rapi. Tangannya terus berusaha memposisikan kain itu di atas sementara kakinya berpijak di atas sofa semakin menepi.
"Yeayy.. rapih.." ucapnya senang baju Jieun sudah kembali ke tumpukannya. Namun tubuhnya oleng dan keseimbangan sudah tidak dapat Jimin pertahankan lagi.
"Uwaaaaa... Jiji.. jatoohh" Jimin pasrah, matanya terpejam erat bersiap merasakan pantatnya akan bersilaturahmi dengan lantai yang keras.
"Uh.. apa Jiji.. langsung mati ? Kenapa tidak terasa sakit ?" Ucapnya yang setelah beberapa detik tidak merasakan sesuatu yang menyakiti asetnya.
"Bantet ! Ceroboh pula !"
Seketika Jimin membuka matanya, melotot yang ia lakukan. Tubuhnya berada di gendongan Jungkook. Tuan nya itu menangkap nya ?
Beberapa saat tatapan mereka saling bertemu, jujur saja Jimin terpesona dengan wajah tampan Jungkook. Lalu Jungkook ? Otaknya sedang berusaha menolak pesona pria manis berbibir tebal, sexy dan mata yang sayu, oh.. hati Jeon Jungkook merasa di rayu sekarang.
"Turun bodoh ! Kau pikir tubuhmu yang berlemak ini tidak berat !" Bentak Jungkook.
Jimin pun merosot dengan cepat turun dari gendongan Jungkook. Merapikan kaos oblong nya yang sedikit tersingkap.
"Maaf tuan"
"Sedang apa kau di kamar ku !"
"Mengembalikan baju Nyonya Jieun" Jimin menjawab dengan wajah menunduk.
"Em.. ya sudah sana keluar !"
Jimin mengangguk lalu menutup pintu lemari. Setelah itu mengambil sofa yang tadi ia gunakan, Jimin akan mengembalikannya.
"Itu berat, biar aku saja" Jungkook berucap tanpa melihat wajah Jimin. Pria itu sedang membuka kemejanya namun sedikit kesulitan.
"Tuan perlu bantuan ?" Jimin berjalan mendekati Jungkook. Tuannya itu sejenak menatap Jimin tajam, namun kemudian mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD DADDY
FanfictionJeon Jungkook, pria tampan nan mapan. namun sikapnya sangatlah kejam. ia sangat membenci putri semata wayangnya. buntalan menggemaskan itu seperti seonggok kotoran bagi Jungkook. kenapa Jungkook begitu membenci malaikat mungil itu ? ...