BDpart34

3.5K 321 89
                                    

"Silahkan cium pengantin anda Tuan Jeon"

Senyum Jungkook seketika melebar. Tangan lebarnya merengkuh pinggang ramping Jimin di kedua sisi. Kakinya melangkah sekali sembari tangannya menarik pinggang yang sudah ia cengkeram.

Wajahnya mendekat lalu menunduk perlahan. Manik legamnya semakin tenggelam di dalam iras cantik yang kini telah resmi menjadi istrinya.

Jungkook semakin dekat, bibirnya hampir sampai pada warna pink yang terlihat sangat menggiurkan itu. Sedikit berkilau karena lipbalm aroma stroberi. Jungkook dapat mencium aromanya.

"I love you" aroma mint segar menusuk hidung Jimin, menyusul labium hangat yang melumat bilah atas miliknya. Perlahan bergerak menyesap bagian bawah dengan kuat. Netra Jimin menutup rapat. Mulai mengimbangi ciuman suaminya. Pinggangnya yang semakin di remas kuat membuatnya terjinggat lalu memukul bahu Jungkook.

Jungkook terkekeh setelah melepas bibir tebal yang kenyal. Menyatukan kening mereka lama, saling menatap.

Jimin tersipu.

Bergerak gelisah karena mengingat mereka sedang di lihat orang tua dan keluarga.

"Jeon Jimin, istriku" ucap Jungkook dengan nada bangga.

Meraih tangan kanan Jimin lalu mengecupnya, tepat di atas lingkar cincin bunga edelweys yang beberapa detik lalu ia sematkan.

Tak ada tepuk tangan meriah untuk menyambut setelah sakralnya janji suci mereka yang terlontar. Hanya hening, hikmad karena tak ada tamu yang di undang. Hanya Seokjin, Namjoon dan Hoseok juga Taehyung beserta istrinya, suga.

Si kecil Jungji dan juga babysitter.

Tak masalah bagi Jungkook, yang terpenting adalah ia resmi mempersunting pujaan hatinya. Mengucap janji suci di hadapan Tuhan. Jikalau orang tuanya tak ada niat hadir pun Jungkook akan baik-baik saja.

Seperti janjinya kala itu, Jungkook hanya butuh Jimin dan juga putri kecilnya. Jeon Jungji.

Tapi, orang tua mana yang akan mengabaikan hari  bahagia anak-anak mereka. Meski jalinan suci yang mereka ikat adalah terlarang, Seokjin tetap dengan rasa bahagia datang. Toh Jimin memang menantu idamannya.

Ia pun memeluk menantunya erat.

"Selamat ya nak, semoga kalian selalu bahagia."

"Terima kasih Eomma"

"Segera pulang hm, Eomma merindukan kalian. Eomma juga ingin melihatmu setiap hari saat perutmu buncit nanti" ucapnya masih memeluk Jimin. Air matanya tak dapat ia tahan.

Jimin hanya mengangguk pelan, ia pun sama rindunya dengan Seokjin. Sosok lembut yang sedari awal  menginginkannya untuk mendampingi Jungkook.

Tubuhnya kini bersandar di bahu sang ibu. Merasakan getaran hebat dari pria manis yang sudah melahirkannya di dunia ini.

Jimin merasa bersalah.

"Maafkan Jiji Eomma"

"Bukan salahmu nak, Eomma yang salah. Maafkan Eomma, Jiji. Semoga kau selalu bahagia bersama Jungkook" bisik Hoseok. Ia mengecup pucuk kepala Jimin sebelum membiarkan putranya menjauh untuk menghambur kedalam pelukan Namjoon.

Tak ada kata yang bisa Namjoon ucapkan. Pria gagah itu hanya mengulum bibirnya yang terasa amat getir bahkan membuatnya sakit kepala.
Nalarnya berkelana, dua putranya mengingat janji suci pernikahan ?

Tapi Namjoon tak bisa berbuat sedikit untuk mencegahnya. Cinta keduanya terlalu sulit untuk di hentikan. Meski dengan keadaan garis darah di antara mereka.

BASTARD DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang