"Sayang..."Jimin tersenyum tipis setelah baru saja matanya terbuka. Suara lembut suaminya membuatnya merasa lebih baik.
Kecupan hangat di dahi dan tangannya yang di remas pelan oleh Jungkook seolah obat mujarab untuknya.
"Hyung... baby ?" Lirih Jimin, tubuhnya masih lemah.
"Baby baik-baik saja sayang, baby hanya sedih karena Mommy menangis makannya tadi nendang-nendang perut Mommy. Jangan sedih lagi hmm" tutur Jungkook lembut begitu juga tatapannya.
Memang begitu tutur dokter tadi, hanya kontraksi karena Jimin sedang mengalami shok berat. Tidak berbahaya asalkan tidak terulang lagi. Jungkook beribu kali mengucap sukur baby baik-baik saja.
"Hiks... maaf hyung, karena Jiji sedih baby jadi ikutan sedih hiks.."
"No.. no... sayang... cupp... sudah ya jangan menangis" Jungkook mengecupi bibir Jimin agar istri manisnya berhenti menangis. Mengusap pipi Jimin lalu Jungkook naik ke atas ranjang kemudian ikut berbaring di sampingnya, memeluk Jimin erat.
Perlahan tangisnya mereda.
"Tuan Kim, Appa Jiji ?" Jimin mendongak menatap Jungkook dengan mata berkaca-kaca.
Jungkook mengangguk lalu mengusap lembut dahi Jimin.
"Apa kau membencinya sayang ?"
Setelah terdiam cukup lama akhirnya Jimin mengangguk pelan.
"Dia sudah menyakiti Eomma hyung, Jiji tidak perduli jika hanya tidak di akui mengalir darah Kim dalam diri Jiji... tapi Jiji sangat sakit mendengar cerita Eomma di masa lalu... hiks... Eomma sudah banyak menyimpan luka. Lalu bagaimana selama ini Eomma begitu pintar menyembunyikannya di balik senyuman"
"Eomma terlalu kuat sayang, dan sekarang aku tahu kenapa Namjoon begitu mencintai Eomma-mu. dia sangat baik, tuturnya dan juga sikapnya sangat lembut. Sangat berbeda dengan Eomma-ku yang sedikit cerewet dan juga keras. Mungkin Appa melihat sifat yang berbeda itu lalu jatuh cinta. Hoseok-Eomma benar-benar seperti dirimu sayang"
"Apa itu suatu pembenaran atas kesalahan yang mereka lakukan ?"
".. tentu saja bukan sayang. Apapun alasannya Namjoon tetaplah salah. Ia mengejar sesuatu yang membuatnya bahagia tapi pria itu tidak perduli jika egoisnya menumbuhkan luka"
"Apa hyung sudah tahu tentang Tuan Kim sebelumnya ? Saat Eomma bercerita hyung tidak terlihat terkejut"
Jungkook tersenyum tipis kemudian mengangguk.
"Tae-hyung, saat di Seoul hyung menanyakan tentang Kim Junmyeon padanya. Dan ternyata ingatan alien memang bagus meskipun waktu itu baru saja berusia kurang dari lima tahun, dia ingat Tuan Kim sahabat Jeon Namjoon"
"Appa sangat baik, Jiji sangat menyayanginya hyung. Jika orang bilang anak perempuan akan mendapatkan cinta pertama dari sosok ayah, Jiji juga mendapatkan cinta pertama dari Appa... aawhh" tiba-tiba saja Jimin mengaduh lalu memegangi perutnya.
Jungkook panik.
"Sayang kenapa hm ? Perutnya sakit lagi ? Katakan sayang ?" Jungkook melihat wajah Jimin dan perutnya yang ia elus bergantian.
Jimin menggeleng seraya tersenyum tipis, lalu meraih tangan Jungkook yang ada di sisi atas perutnya membawanya untuk mengusap di sisi bawah agar merasakan sesuatu di sana.
"Sayang" mata Jungkook membola ia terkejut.
"Jiji hanya terkejut karena baby menendang sangat kuat hyung"
"Eumm... hyung dapat merasakannya sayang, dia sangat kuat seperti Daddy-nya." Jungkook terkekeh lalu mengecup bibir Jimin yang juga sedang tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD DADDY
FanfictionJeon Jungkook, pria tampan nan mapan. namun sikapnya sangatlah kejam. ia sangat membenci putri semata wayangnya. buntalan menggemaskan itu seperti seonggok kotoran bagi Jungkook. kenapa Jungkook begitu membenci malaikat mungil itu ? ...