Ding.. dong.. ding.. dong...Suara bel rumah berbunyi membuat Jimin bangun dari duduknya yang nyaman. Perlahan berjalan sembari menyangga perutnya dengan tangan.
Segera Jimin membuka pintu utama,Ceklek....
Mata Jimin membola, tangan mencengkeram perutnya kuat mengalihkan rasa terkejut yang membuatnya hingga bergetar dan kakinya terasa lemas.
"Jimin" tamunya berucap lirih masih berdiri tegak di depan pintu. Menatap Jimin dengan mata berkaca-kaca.
Lidah Jimin terasa kelu tak mampu hanya sekedar mengucapkan selamat datang lebih lagi menyusun kaliamat mempersilahkan tamunya masuk ke dalam rumah lalu menjamunya.
Pria paruh baya yang Jimin tahu adalah Appa kandungnya itu mulai meneteskan air mata meski tak ada pergerakan dari tubuhnya.
Apa Tuan Kim sudah mengetahui jika Jimin adalah putranya ?
Pikiran Jimin berkecamuk. Bergelut hebat antara kesal dan juga keluh.
Jimin kesal pria ini yang sudah mencampakkan Eomma dan juga dirinya.
Jimin ingin berkeluh, mengapa Kim Junmyeon begitu tega tidak mencari mereka di masa lalu. Apa yang Tuan Kim lakukan terhadap Eomma-nya hanya permainan saja. Sebuah nafsu tanpa rasa cinta ?
Jimin pun berderai air mata.
Tuan Kim melangkah pelan mendekati pria manis perut buncit yang mulai terisak di depannya. Beberapa langkah dapat ia raih dengan payah. Sangat berat dua kaki yang masih terlihat kokoh itu menopang beban tubuhnya.
"Nak.." lirih suaranya namun begitu lembut.
Mengapa terdengar sangat berbeda setelah semua terungkap ?
Seperti suara ayah. Tegas namun melindungi.
Jimin limbung, beruntung Jungkook menopang tubuhnya dengan sigap.
Jimin tersentak kaget, tersadar dari segala carut marut gundah hatinya.
"Hyung" menoleh ke samping, mendapati wajah tampan suaminya tersenyum tipis. Tanpa bicara Jungkook mengangkat tubuh sang istri lalu membopongnya ringan.
"Silahkan masuk Tuan Kim"
Tak perlu menunggu jawaban dari tamunya, Jungkook berlalu meninggalkan Tuan Kim yang dengan tertatih mengikuti langkah Jungkook menuju ruang tamu.
Tubuh Jimin ia dudukan dengan hati-hati di atas sofa. Jungkook menghapus air mata yang masih mengalir membasahi pipi gembil kesayangannya. Jungkook mengecup dahi lalu menyatukan dengan dahinya.
"Jangan menangis sayang" bisiknya lembut, namun Jimin seperti terisi penuh dengan energi.
Jimin mengangguk.
Mengundang senyum tipis dari Jungkook, merasa sang istri sudah tenang Jungkook melepas tangannya dari bahu Jimin. Menatap Jimin lembut sebelum mengalihkan pandangannya pada pria yang berdiri di sisi sofa lain.
Tuan Kim Junmyeon, masih berderai air mata di sana. Berdiri dengan kaki bergetar. Dua ice cream di tangannya terlihat sudah mencair. Tetesan es yang meluruh membasahi sepatu yang ia pakai dan juga lantai.
Sebenarnya Pria Kim itu sudah berapa lama berada di depan pintu rumah Jungkook ?
"Silahkan duduk Tuan Kim" Jungkook menawarkan sofa di samping tuan Kim.
Pria itu tersenyum kaku lalu mengusap pipinya dengan lengan, kemeja putihnya sampai basah. Pria itu banyak menangis.
"Ah.. maaf nak ice cream ini membuat rumah kalian kotor" tuturnya penuh sesal. Tangannya yang gemetar itu ia angkat menunjukkan dua ice cream yang ia bawa sebagai buah tangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD DADDY
FanfictionJeon Jungkook, pria tampan nan mapan. namun sikapnya sangatlah kejam. ia sangat membenci putri semata wayangnya. buntalan menggemaskan itu seperti seonggok kotoran bagi Jungkook. kenapa Jungkook begitu membenci malaikat mungil itu ? ...