"Sayang"
bisikan senduktif mengalun merdu menusuk telinga Jimin, membuat si pria manis semakin sensitif. Memejamkan matanya kuat, tubuhnya semakin menggeliat seperti cacing yang tersengat sinar matahari.
"Jimiiinh.." aroma mint yang keluar dari bilah Jungkook menerpa hidung si mungil. Beberapa kecupan kecil menghujani wajahnya. Membuat Jimin semakin pasrah, menerima perlakuan Jungkook.
"Jimiin" semakin lirih nama itu Jungkook sebut. Ia semakin lemah dengan iras cantik Jimin yang ia kungkung. Pipinya semakin merona, indah. Langit senja tidak sebanding dengan yang memanjakan matanya.
"Jimin, sayang"
Kelopak sipit yang akhirnya menyerah, menampakan
Manik sayu yang berpendar mencari suara yang terus saja berbisik mengucap namanya. Seperti mantra seorang penyihir yang menghanyutkan. Lembut, senduktif, mendayu, merayu, candu.Bibir tipis berhenti bergerak, wajah tampan itu mejauh beberapa inci dari si cantik yang merona. Menatapnya penuh cinta, mengecupnya tepat di bibir yang terbuka sebelum alunan candu kembali Jimin dengar.
"Jimin"
Bibir Jimin tak mampu berbicara, hanya manik sayu yang membiarkan Jungkook mengatakan apa maunya. Mengerjap, nafasnya memburu. Perasaannya sudah di awang-awang, hanya untuk sekedar berucap pun ia sulit.
Jungkook tersenyum tipis, miliknya yang indah di terpa warna jingga lampu kamar. Terasa remang seperti menikmati langit senja. Hidungnya yang besar mendekat, menabrak yang lebih kecil lalu menggesekannya.
"Aku ingin di dalam-mu sayang" tangan lebarnya mulai merayap, menyentuh dada Jimin yang sudah terbebas dari pakaian. Semua tercerai berai di lantai.
"Eunhhh" bibir bawahnya ia gigit. "Ge-gelih.. hyu..ungh" ucapnya terbata. Sungguh sentuhan Jungkook membuat Jimin gagap.
"Panggil Daddy sayang.. hm" Jungkook mengecupi dagu Jimin turun ke leher yang sudah penuh tanda cintanya, namun Jungkook membuatnya lagi di sana.
"Nhhh..." jemari mungilnya meremas surai hitam pekat milik Jungkook. Menariknya, menyalurkan rasa nikmat yang ia terima.
"Cuph.. cuph.. cuph.." bilah tipis itu semakin turun, menikmati tulang selangka, menyesapnya sebelum menyerang nipple yang semula ia pelintir. Mengulum, menjilati lalu Jungkook menyedotnya lembut.
"Eunghh Daddyh..." wajah cantik di atas sana mendongak, afeksi Jungkook bukan main-main. Mampu membuat Jimin menggelinjang hilang kendali.
Jungkook menyeringai, menyusu semakin rakus. Setelah puas wajahnya kembali bergerak naik. Mengecupi telinga Jimin.
"Daddy ingin menghentakmu dalam sayang" Jungkook mengusap perut Jimin, Memainkan pusarnya sebelum meraba pinggang ramping di sisi kanan.
Merayap turun ke pangkal paha.
"Menusukmu keras"
"Mmhhh..." tangan Jimin mengepal, leher dan bagian bawahnya di permainkan Jungkook.
"menyentuh titik nikmat milikmu sayang" tangannya meraih twinsball milik Jimin lalu Menggenggamnya, meremas perlahan.
Ngilu namun nikmat yang Jimin rasakan.
"Eungghh" si cantik kembali melenguh, menantang libido Jungkook
"Menghentak cepat sampai tubuhmu bergetar saat spermamu keluar" Jungkook meraih penis Jimin lalu memijatnya pelan.
"Daddy... lakukan... Mommyh.. mauh.. plis Jiji tidak tahan lagi hyungh"
"Jiji mau ?"
Jimin mengangguk, matanya sayu.

KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD DADDY
FanfictionJeon Jungkook, pria tampan nan mapan. namun sikapnya sangatlah kejam. ia sangat membenci putri semata wayangnya. buntalan menggemaskan itu seperti seonggok kotoran bagi Jungkook. kenapa Jungkook begitu membenci malaikat mungil itu ? ...