Cup...
"Tetap di sini, duduk jangan kemana-mana ! Apa Mommy mengerti ?" Jungkook masih menundukan wajahnya, setelah mengecup bibir Jimin yang kini pasrah memangku tangan duduk di ranjang.
"Tapi Jiji mau bantuin"
"Sayang.." Jungkook berjongkok di depan Jimin. Meremas tangannya, mengecupi berkali-kali punggung tangan Jimin. "Hyung bisa melakukannya sendiri sayang, sedikit lagi" Jungkook mengusap lembut pipi Jimin. Mengecup dua mata indahnya sebelum meninggalkannya, untuk kembali merapikan pakaian Jimin. Sedikit lagi semua pakaiannya tersusun rapi di dalam koper.
Ya, Jungkook tidak main-main !
Jika keluarganya takut akan karma karena cintanya pada Jimin, ia akan pergi. Jungkook bukan ingin menjadi anak durhaka, tapi ia hanya ingin bahagia bersama Jimin.
Apa itu salah ?
Senyumnya mengembang setelah meletakkan koper di sisi sofa yang ada di sudut kamar. Jungkook menghampiri Jimin di ranjang. Berjongkok lagi, menggenggam tangan Jimin lagi. Menatap teduh paras indah yang semakin gembil. Membuat Jungkook semakin gemas.
"Saranghae.." bisik Jungkook.
Jimin suka Jungkook yang lembut seperti ini. Tangannya yang terbebas dari jemari Jungkook ia ulurkan, mengusap rambut hitam legam milik Jungkook. Meraba lembut rahang juga tengkuknya.
"Hyung tahu ?"
Jungkook menggeleng "bagaimana hyung tahu jika Jimin-ku tidak mengatakan apapun ?"
Jimin tersenyum lebar.
"Akhir-akhir ini Jiji ingin sekali tidur dengan hyung, ingin di peluk, ingin melihat gigi kelinci hyung saat bangun tidur, ingin di suapi , dan banyak lagi." Jimin menjeda ucapannya kemudian terkekeh. "Ternyata Jiji ngidam ? Bukankah itu ngidam yang aneh ?" Sambungnya lagi.
"Baby tahu Daddy-nya sangat menyayangi Mommy, maka-nya baby ingin Daddy bersama Mommy terus"
Jimin terkekeh lagi "Daddy sama baby sama-sama menyebalkan" gerutunya manja. Menepuk lengan Jungkook pelan.
Jungkook ikut terkekeh, pagi ini indah sekali.
"Apa baby juga ingin Daddy mandiin Mommy hm ?" Jungkook memainkan kedua alisnya menggoda Jimin.
"Mommy pikir Baby tidak akan membiarkan itu
terjadi""Benarkah ?" Jungkook mencondongkan badannya, reflek Jimin mundur namun Jungkook tak berhenti hingga Jimin jatuh terlentang di atas kasur.
"Hyuung"
"Heum.." Jungkook menatap Jimin tepat di kedua manik sayunya. Tubuhnya yang besar mengungkung tubuh si kecil. Dua rangkaian jemari lebar merayap, meraih kemudian memenjarakan jemari mungil Jimin, masing-masing di samping kepala.
"B-bukankah kita harus.. bberangkat ?"
"Setelah Daddy mengunjungi baby, bagaimana sayang ?" Suara Jungkook terdengar deep mengalun lancang membuat tubuh Jimin menegang.
Jimin meremang seketika. Merasakan tangan Jungkook yang mulai menyentuhnya, lengan, bahu dan lehernya yang jenjang. Memelintir ujung cuping yang putih dan kecil itu. Jungkook menunduk lalu mengulumnya.
"Hyung-ie, ja-jangan... eungh" Jimin mengepalkan tangan saat Jungkook menggigit daun telinganya. Ia sensitif di sana, Bulu halus di tengkuknya semakin tegak. Menantang Jungkook melakukan yang lebih.
"Eng.. hyu.. unghh"
Jungkook tuli, ia semakin semangat menggigit kecil telinga Jimin. Mengulumnya rakus, menusuk lubang kecil itu dengan lidahnya yang basah. Geli, namun membuat Jimin bergairah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD DADDY
FanfictionJeon Jungkook, pria tampan nan mapan. namun sikapnya sangatlah kejam. ia sangat membenci putri semata wayangnya. buntalan menggemaskan itu seperti seonggok kotoran bagi Jungkook. kenapa Jungkook begitu membenci malaikat mungil itu ? ...