BDpart15

6.6K 392 77
                                        

Warn 🔞


Sentuhan tangan lebar yang mengambang di atas perut ratanya membuat Jimin terusik. menggelitik tapi terasa hangat membuat mata indah yang semula terpejam rapat kini terbuka perlahan.

"Eng..."

Lenguhan kecil keluar dari bilah tebalnya, di iringi mata sipitnya yang semakin terbuka lebar.
Samar ia melihat wajah tampan sedang menikmati wajah manisnya. Wajah tampan itu berada tepat di atas wajahnya. Menatap begitu dekat hingga Jimin merasakan hembusan nafas Jungkook. Hangat menerpa hidungnya.

"Tuan.."

"berhenti memanggilku Tuan" bisik Jungkook.

"Eum, hyung... ssudah bangun ?" Cicit Jimin, sungguh manik legam Jungkook membuatnya ciut.

Pria itu hanya mengangguk, Jungkook masih betah menikmati wajah Jimin. Setiap inci dan lekuk sempurna yang sejak tadi ia kagumi.

"Selamat pagi, Mommy Jiji" kali ini Jungkook tersenyum tipis seraya mengusap pipi Jimin.

Cup..

Satu kecupan di dahi, lembut. Jimin tidak menyangka Jungkook akan bersikap manis seperti ini.

"Jiji cantik, maaf baru sekarang aku menyadari perasaanku"

"Apa itu sebuah pengakuan ?" Jimin tersenyum menggoda Jungkook.

"Apa kau meragukan pengakuan cinta seorang Jeon  Jungkook ?"

Jimin terdiam sesaat, manik mereka saling menatap.

"Kenapa hyung menyukai ku, dan sejak kapan ?"

"Cinta itu tidak dapat memilih atau di pilih Jimin, jika memang cintaku akan mengukir namamu, sejauh apapun aku menghindar akan semakin cepat dia mendekat." Jungkook berucap tulus dari dalam hati.

"Tapi kalau boleh jujur, keindahan Jimin yang membuat Jungkook jatuh hati"

Jimin tersipu sekarang, pandangannya ia alihkan dari wajah tampan yang terlihat sangat memujanya.

"Gembel" lirih Jimin, pukulan kecil mendarat di dada bidang Jungkook. Pria itu tak bergeming, masih dengan senyuman menatap Jimin.

"Dan, kapan aku mulai menyukaimu ? Mungkin sejak pertama kali kau tinggal di rumahku. Aku sering melihatmu mengurus bayi yang sangat aku benci. Kau begitu menyayangi Jungji. Aku tersentuh, mungkin." Jungkook diam sesaat membuat Jimin menarik kembali pandangannya, menatap Jungkook.

"Dan, hati ku mulai tidak tahan memendam semuanya saat kau dekat dengan Taehyung. Aku sangat cemburu melihat kalian dekat." Ucap Jungkook lagi.

"Bolehkah aku besar kepala ?" Jimin terkekeh, hanya sebentar. kemudian terbungkam oleh ciuman Jungkook.

"Eemh..." Jimin menghindar namun Jungkook lebih cepat menindihnya. Mengunci kedua tangan Jimin di sisi wajahnya. Jungkook benar-benar membuat Jimin tidak berdaya di bawah sana.

Lumatan lembut yang sesekali menjadi sesapan liar itu membuat Jimin kehabisan oksigen. Ia membuka mulutnya berharap bisa meraup udara lebih yang ia butuhkan.

Jungkook tak menyia-nyiakan kesempatan untuk melesakkan lidahnya. Masuk kedalam mulut hangat Jimin dan menjamah semua isinya.  Mengajak lidah Jimin untuk bergelung, saling melilit dan membelit.

"Eenghh" Jimin kembali melenguh karena Jungkook, bibir tipisnya begitu menikmati bibir Jimin.

"Sshh... jangan berisik sayang, nanti Jungji bangun" bisik Jungkook setelah melepas pagutannya.

Jimin hanya mengangguk mata indahnya tengah memuja paras tampan yang ada di depannya. Entah sejak kapan Jimin jatuh kedalam pesona Jeon Jungkook. 

"Sejak semalam, ini..." Jungkook menjeda ucapannya  yang berbisik. ia mengusap bibir Jimin dengan jari telunjuknya. "Benar-benar menggodaku, kau cantik Jimin. Dirimu benar-benar indah. Aku mencintaimu Jeon Jimin" lanjutnya.

BASTARD DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang