BDpart26

4.1K 332 73
                                        

"Awwhh..."

"Oh, sayang sakit hm ? Maafkan hyung" Jungkook terlihat sangat khawatir saat Jimin mengaduh. Padahal Jungkook sudah sangat hati-hati menurunnya dari gendongan, seperti meletakan guci mahal di atas kasur.

"Sakit.."

Jungkook mendengkus pelan, duduk di sampin Jimin dengan raut sendu. Oh, little Jeon sialan memang ! Mengapa selalu saja tak terkendali jika sudah berkunjung ke rumahnya.

Jungkook mengusapi kepala Jimin lembut, lalu menariknya perlahan untuk ia kecup. Menjauhkan wajahnya, menatap Jimin tepat di dalam manik indahnya yang sedang mengunci paras ber-rahang tegas.

"Hyung ingin kita selalu seperti ini sayang, tanpa ada jarak pemisah, tanpa ada rasa bersalah saat hyung menatapmu, mengutarakan cintaku, dan menyentuhmu" lirih Jungkook. Menarik tubuh Jimin kedalam pelukannya.

"Andai saja semua ini benar, hyung. Kenyataannya ini salah, dan suatu hal yang salah itu tidak-"

"Sshh jangan di lanjutkan sayang" sela Jungkook, memeluk tubuh Jimin semakin erat seolah esok ia tak bisa lagi merengkuhnya.

"Tetap di sisi hyung, hm.. hyung hanya minta itu, jangan menolak Jimin"

Jimin pun ingin, sangat. Tapi jika tetap bersama hanya akan membuat sebuah kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak terjadi. Semakin banyak kesalahan juga akan semakin banyak cinta. Tumbuh dan menjelma menjadi yang lebih kuat dari sekedar bersama. Menjadi magnet untuk besi, menjadi perekat kuat. Menjadi pelangi di antara rintik hujan dan gemuruh petir.

Jimin takut jika ingat hal itu.

Dia selalu menepisnya, berharap ia tidak istimewa. Hanya pria biasa.

"Kau istirahat ya, hyung akan menemui Eomma"

Yang Jungkook elus pipinya hanya mengangguk pelan, kemudian berbaring perlahan.

Jungkook menarik selimut untuk melindungi Jimin-nya dari dingin. Mengecupnya lagi sebelum benar-benar pergi.

Jungkook menemui Seokjin di taman belakang rumah. seperti perjanjian mereka saat Jungkook baru datang membawa Jimin dalam gendongannya.

Tentu Seokjin murka !

Namun ia terlalu bijaksana, tidak ingin membuat putranya semakin terpojok. Meratapi nasib dan kesalahan yang baru saja putranya lakukan.

Toh Jimin baik-baik saja. Seokjin memutuskan menunggu penjelasan Jungkook di sini. Menyesap teh hijau seraya mengamati beberapa bunga yang tadi pagi ia tanam. Sekedar menghilangkan rasa khawatir karena Jungkook dan Jimin tidak kunjung pulang.

"Eomma"

Seokjin menoleh, tersenyum tipis saat melihat Jungkook kini duduk di sampingnya.

"Jungkook minta maaf, Eomma" lirihnya. Terdengar sesal dan sendu.

"Kau mengingkari janjimu lagi nak ?" Meletakkan cangjir di tangannya untuk memfokuskan diri pada Jungkook.

Putranya mengangguk, tertunduk lesu. Menghela nafas begitu dalam lalu membuangnya kasar. Bersandar pada bahu kursi seolah bebannya bisa di topang oleh kayu itu.

"Kanapa Jungkook ? Jimin adikmu nak, tidak bisakah kau mengendalikan diri Jungkook !" Sedikit terdengar nada tinggi, giginya pun menggertak

"Jimin minum obat perangsang, Jungkook lepas
kendali" ucapnya terus terang. Menyibak rambutnya dengan dua telapak tangan.

"Kau yang mem-"

"Si idiot Jeon Taehyung" saut Jungkook.

Seokjin mengerutkan dahinya.

BASTARD DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang