"Uweeekk..""Uweeekk.. umh.. aakh, perutku"
"Cucuku benar-benar menyiksa Mommy-nya"
"Uweekkk... uweeekk,.." entah sudah berapa kali pria manis itu memuntahkan isi perutnya, hingga semua isinya terkuras habis, membuat tubuhnya semakin lemas.
Kini ia membersikan bibirnya dengan air, menatap dirinya di pantulan cermin sebelum menjauh dari wastafel yang ada di dalam kamar mandi."Sudah lebih baik ?"
"Eum.." ia mengangguk pelan.
"... Eomma bantu sayang" Seokjin membimbingnya keluar dari kamar mandi lalu mendudukan tubuh lemah menantunya di ranjang. Mengusap peluhnya yang membasahi dahi. Wajahnya semakin pucat, tubuhnya semakin kurus. Tapi tidak untuk perutnya.
"Terima kasih Eomma"
"Ck.. bayimu benar-benar seperti Daddy-nya, dulu waktu Eomma mengandungnya juga ngidam seperti yang kau alami sampai saat usianya hampir 8 bulan"
Pria manis itu tersenyum tipis kemudian mengusap perutnya "mungkin baby juga akan seperti Daddy-nya, tak apa aku menikmatinya Eomma"
"Itulah indahnya menjadi seorang ibu nak"
Menantunya hanya mengangguk kemudian tersenyum kecil. Kepalanya masih sangat pusing.
"Tetap tinggal di sini sampai bayimu lahir, Eomma tidak mau kau sendirian di apartemen saat Taehyung sedang di kantor"
"Nee Eomma,"
"Sekarang tidurlah, nanti maid akan mengantarkan makan siang untukmu"
"Bolehkah Jimin yang mengantarkan makan siang untukku, aku ingin sekali makan sambil ngobrol dengannya" pintanya lemah.
"Tentu saja boleh nak" jawab Seokjin lembut, ia mengusap kepala suga lembut sebelum pergi meninggalkan pria manis yang kini perutnya sudah mulai buncit. Kehamilannya sudah memasuki usia 5 bulan.
"Aku ingin sekali makan sambil melihat bulan sabit di matanya, hah.. kau yang ingin kan sayang ?" Suga mengusap perutnya seraya terkekeh. Semakin hari Bayinya semakin ingin sesuatu yang aneh-aneh.
"Apa karena kau benih si alien aneh itu hm" monolognya sambil terus mengusap perutnya yang buncit.
"Alien aneh itu suamimu hyung, ck... kau ini !" Jimin masuk tanpa permisi, membawa nampan berisi makan siang untuk suga.
"Ah, kau sudah datang Jiminie"
"Umm" Jimin duduk di sisi ranjang, memangku nampan yang ia bawa.
"Eomma bilang keponakan Jiji ingin di temani makan siang, jadi Jiji cepat-cepat kesini" ucapnya kemudian tersenyum manis.
"Jungji ?"
"Sedang minum susu, Eomma menjaganya jangan khawatir"
Suga tersenyum kemudian mulai meraih sendok di atas nampan. Menyusun nasi, sayur dan juga udang goreng di atasnya.
Jimin hanya memperhatikan.
"Jiji ?"
"Mau aku suapi ?"
Suga menggeleng "Baby ingin melihat bulan sabit" cicitnya. Sendoknya masih melayang di depan bibirnya yang mengerucut.
Jimin terkekeh "aigoo.. keponakanku menggemaskan sekali eoh ?" Ucapnya seraya menutupi mulutnya dengan telapak tangan.
"Uumh kau juga menggemaskan asal kau tau !" Suga juga terkekeh karena melihat bulan sabit di mata Jimin. Satu sendok penuh kini masuk dengan lancar ke dalam mulutnya. Keinginannya terpenuhi.

KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD DADDY
FanfictionJeon Jungkook, pria tampan nan mapan. namun sikapnya sangatlah kejam. ia sangat membenci putri semata wayangnya. buntalan menggemaskan itu seperti seonggok kotoran bagi Jungkook. kenapa Jungkook begitu membenci malaikat mungil itu ? ...