Sudah berapa lama sosok manis yang sangat ceria itu meninggalkan rumah Jeon Jungkook ?
Meninggalkan ruang hampa yang kembali sunyi di sana.Cukup lama, terbukti saat ini si pria manis sudah mulai menata hidupnya yang baru. Jimin sudah terlihat tenang dan senyumnya pun kini adalah nyata kebahagiaan bukan sekedar pura-pura agar orang sekelilingnya tidak mencemaskan dirinya.
Semua memang bukan tanpa sebab.
Pria tampan berusia matang ini lah penyebabnya. Sosok dewasa yang mampu membuat Jimin sedikit demi sedikit melupakan kejadian kelam kala itu.
Hanya kejadian kelam saja garis bawahi itu !
Kalau urusan hati dan seluruh isinya, Jungkook lah yang masih menguasai.
Butuh waktu yang lebih banyak lagi, mungkin.
Jimin tidak tahu, yang jelas hatinya masih utuh mengukir nama Jeon Jungkook.
Meski pria bermata sipit ini sudah dua kali mengutarakan perasaannya, berniat ingin memiliki hati si pria manis namun Jimin masih terus menghindar.
Bukan pria yang pernah gagal membangun rumah tangga ini tidak baik, justru sebaliknya hanya saja Jimin masih menutup hatinya.
Tak semudah itu keluar dari rasa yang dalam, terlebih jika rasa itu bercampur dengan goresan luka.Tapi Song Joong ki tidak menyerah begitu saja, ia terus berusaha untuk medapatkan hati Jimin dengan segala usahanya.
"Apa hari ini aku cukup membuatmu senang Jimin-ah ?" Tanya yang lebih tua, senyum ia ulas sehangat mungkin.
"Eum.. terima kasih hyung"
Pria Song itu mengangguk senang, keraguannya menguap. Keyakinannya semakin tinggi, ia optimis. Tangannya terulur meraih tangan Jimin lalu menggenggamnya erat. Lembut kulit jemari si pria manis mampu membuat hatinya berdebar keras.
Menyuarakan kemenangan.
Tak ada penolakan membuatnya tersenyum tipis lalu menarik si mungil lebih dekat lagi dengan langkahnya. Keduanya menyusuri jembatan kayu berwarna coklat tua itu. Berteman sejuknya udara dan kicauan burung yang bertengger di atas pohon rindang yang berjajar rapi di kedua sisi sepanjang jembatan.
Kilauan sinar matahari pagi yang menerpa danau mampu membuat suasana semakin hangat.
Seperti hati si pria sipit.
"Apa kau lapar ?"
"Sedikit hehe" senyum manis Jimin yang menimbulkan sabit indah itu membuat pria di sampingnya pun mengukir senyum.
"Sebaiknya kita mencari makan dan setelah itu kita pulang, Eomma-mu pasti butuh bantuan untuk menjaga kedai" ucapnya kemudian menarik tangan Jimin agar langkahnya semakin cepat.
.
.
.
.
Seperti yang sudah Song Joong ki janjikan, setelah makan di restoran dekat danau gwangjuho ia mengantarkan Jimin pulang.
Mobilnya berhenti tepat di depan kedai milik Orang tua Jimin.
"Hyung langsung ke kantor ?"
"Masih ada sedikit waktu untuk minum teh dulu, jika kau mengizinkannya"
"Tentu saja hyung, Eomma juga pasti senang kalau hyung mampir dulu"
Song Joong ki mengangguk kemudian turun dari mobil, begitu juga Jimin.
Keduanya kemudian berjalan beriringan menuju kedai. Terlihat sepi karena waktu makan siang sudah berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD DADDY
FanfikceJeon Jungkook, pria tampan nan mapan. namun sikapnya sangatlah kejam. ia sangat membenci putri semata wayangnya. buntalan menggemaskan itu seperti seonggok kotoran bagi Jungkook. kenapa Jungkook begitu membenci malaikat mungil itu ? ...