BDpart25

4.2K 334 93
                                    

Setiap manusia terlahir dengan alasannya. Begitu juga dengan Jimin, Jeon Jimin. Pria itu terlahir dengan wajah rupawan, manis dan menggemaskan dengan satu alasan. Jungkook, agar netra pria itu melihatnya dengan puja dan akan terselip rasa syukur dalam hati. Berterimakasih pada sang pencipta karena telah memberinya mahkluk yang indah ini.

Dulu Jungkook hanya ingin bintang, tapi kini Tuhan memberinya Galaxy.

Indah tak tersentuh sedikitpun cela, sempurna.

Sering kali Jungkook tidak rela jika harus berkedip saat menatapnya. ia tidak ingin sebentar saja melepas pandang dari mahkluk yang amat dalam menempati relung hati.

Terlebih saat ini, saat semua drama nyata yang membuatnya begitu lara. Tersiksa dan merana. Dapat menikmati wajah indah Jimin-nya saat bangun tidur adalah suatu yang ajaib.

Oh, puja pria tan berwajah rupawan bak dewa yunani itu.

Si idiot Jeon Taehyung.

Jungkook harus berterima kasih kepada hyung-nya yang entah dari planet mana itu. Alien absurd yang kini sangat berjasa padanya. Membuatnya kembali bersatu dengan Jimin-nya, dalam cinta meski berlimbah dosa.

Satu kilo obat perangsang mungkin pantas sebagai imbalan.

Jungkook terkekeh pelan memikirkannya.

Manik kembarnya menelisik turun, melintasi leher jenjang yang penuh gurat merah bersemu ungu. Jungkook tersenyum tipis. Dada berisi berpuncak merah jambu yang juga penuh tanda darinya, tanda cinta.

Cinta terlarang,

persetan.

Jungkook tidak bisa menahan nya. Bukan, Jimin yang terus menggodanya. siapa yang akan sanggup jika si mungil itu terus mengecupi area sensitif seorang Jungkook ?

Si Jeon ini hanya pria biasa, lemah, yang penuh nafsu birahi, terlebih Jimin dan segala keindahannya adalah yang tersaji. Mustahil Jungkook dapat menahan diri.

Jungkook menaikkan pandangannya saat obyek seputih susu selembut keju mulai menggeliat. Rangkaian jemari mungil terangkat naik, mengusap kelopak sipit yang menyembunyikan sorot indah, sayu, candu.

"Eungh... ssshh.. aaah" bibirnya lebih dulu terbuka sebelum sipit di atas. Mendesis dan mengaduh, tak heran 'kenikmatan' miliknya pasti sangat sakit. Nyeri dan perih.

Salahkan little ? Jeon. Itu hanya kata kiasan. Antonim. Dan sejenisnya. Nyatanya, lengan Jimin ber-sinonim ukurannya. Jangan di bayangkan, tak akan baik untuk iman yang lemah.

Si gagah kebanggaan Jeon Jungkook itu menghancurkannya semalam. Menusuknya tak terhitung jumlahnya, membuat si mungil bergetar hebat, mencapai puncak kenikmatan berkali-kali.

Sekali lagi, puja pria berkulit tan.

Jungkook tak bisa untuk tidak mengulurkan tangannya, membelai pipi gembil yang merona karena terpaan suhu pendingin ruangan. Semalam panas jadi benda itu Jungkook nyalakan, terlalu lelah untuk mematikannya saat panas mulai mereda.

Pukul empat pagi tadi. Hebat, entah berapa dosis perangsang sialan yang Taehyung masukan hingga si polos mungil indah ini menjadi begitu binal.

Berbeda seratusdelapanpuluhderajat dari sekarang. Lugu, begitu polos.

"Hyung" see ? Matanya mengerjap seperti Jungji.

"Sudah bangun ?"

Cup.

Rupanya bilah tipisnya pun tidak bisa menahan. Mengecup dahi si mungil lembut.
Membuat pemilik netra indah itu berkaca-kaca. Bibirnya yang manis lembut itu membuat garis lengkung, kebawah dua sisinya.

BASTARD DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang