BAB 5 : Halaman Selir yang Kacau

492 48 1
                                    

Illustrasi Rullin & Rhaella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Illustrasi Rullin & Rhaella

(Art by Haniraaa_5 (IG))
• • • •

Aroma obat yang menyengat memenuhi ruangan itu. Aroma yang sangat dibenci oleh Rhaella, tetapi dia tetap duduk tanpa mengatakan apapun di kursinya seraya membaca sebuah buku. Tangan kanannya tiada henti mengipasi wajahnya yang dipenuhi oleh peluh, setelah beberapa saat menahan panas akhirnya dia melirik ke arah jendela yang langsung mengarah ke matahari barat, membuat ruangan tersebut menjadi sangat panas.

"Siapa yang mengatur ruangan ini?" tanya Rhaella tiba - tiba.

Dasha yang sedari tadi berdiri di sampingnya menjawab, "Saya, Yang Mulia."

"Di antara banyak kamar yang ada di halaman budak, kenapa kamu harus memilih kamar ini? Lihatlah, kamar ini mengarah tepat ke matahari! Aku bahkan merasa darahku sudah mendidih hanya karena duduk di dalam ruangan ini selama sepuluh menit! Aku belum mati, tapi kenapa rasanya seperti di neraka!"

Rullin mendengus di dalam hati tatkala mendengarkan ucapan dramatis Rhaella. Jika memang wanita itu tidak mau kepanasan, seharusnya dia pergi saja sedari awal.

Dasha menghela napas di dalam hati, sudah terbiasa dengan sikap Rhaella yang kadang begitu dramatis saat tidak berada di hadapan orang banyak. "Saya minta maaf, Yang Mulia. Namun kamar di halaman budak hanya tersisa lima dan semuanya menghadap ke arah matahari."

Rhaella mengerutkan keningnya. "Bagaimana bisa Istana Barat kekurangan kamar? Kemana perginya anggaran yang diberikan oleh Kaisar kepadaku?!"

Dasha berusaha menahan gejolak emosinya dan berkata dengan lembut. "Yang Mulia, anggaran Istana Barat kebanyakan dihabiskan untuk membeli pakaian serta perhiasan Anda."

Karena merasa malu, Rhaella menutupi setengah wajahnya menggunakan kipas. "Selain kamar di halaman budak, apa tidak ada kamar lain yang tidak menghadap ke arah matahari langsung?"

"Ada," Dasha berkata, "Ruangan yang tidak menghadap langsung ke matahari hanyalah ruangan yang ada di halaman utama dan halaman selir. Namun, rasanya tidak pantas bila saya mengatur kamar budak ini di halaman utama. Saya juga merasa tidak pantas untuk menaruhnya di halaman selir."

"Kenapa tidak pantas? Pindahkan saja kamarnya, aku tidak masalah."

Dasha mengangkat kepalanya dan menampakkan wajah terkejut. "Anda ingin memindahkannya ke halaman utama?"

Rhaella meringis, "Dasha, dia bisa melunjak bila aku memberikannya fasilitas mewah. Pindahkan kamar Rullin ke halaman selir."

Kali ini Dasha lebih terkejut, "Anda tidak ingin mengangkatnya sebagai selir, kan?"

Rhaella memiringkan kepalanya, kemudian menatap Rullin yang kini tengah memandangnya dengan sedikit takut. "Hmm .. tergantung. Jika dia memiliki keterampilan di atas ranjang, mungkin aku bisa mengangkatnya sebagai selir. Tapi kalau kejantannya tidak mampu berdiri, maka menjadikannya selir adalah hal yang sia - sia."

My Fallen KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang