BAB 63 : Perselisihan Kecil

213 36 1
                                    

“Seperti yang sudah kalian ketahui, kutukan iblis yang kuderita semakin parah dari hari ke hari, dan tidak mampu disembuhkan oleh obat biasa.” Rhaella mengetukkan jarinya ke atas meja saat ia berkata, “Karena itu, aku dan Rullin ingin bernegosiasi dengan Negara Hali untuk menyembuhkan kutukanku.”

Ketika Rhaella berkata demikian, tidak ada satu orang pun di dalam ruangan yang terkejut, seakan mereka sudah bisa menduga maksud kedatangan Rhaella ke Hutan Lanthe.

Lenya dan kedua wakil jenderalnya lebih dari tahu bahwa panglima mereka tidak akan sembarangan melakukan tindakan ekstrem seperti melarikan diri dari Milana apabila Rhaella tidak memiliki rencana.

“Apa Anda ingin pergi menggunakan kapal perang yang sempat kita sembunyikan?” tanya Lenya langsung pada intinya.

Rhaella mengangguk, “Ya, aku akan menggunakan kapal itu untuk pergi ke Negara Hali, makanya aku berusaha untuk mencarimu di sini. Jenderal, apa kapal itu sudah bisa berlayar?”

Lenya, “Seperti perintah Anda waktu itu, saya sudah memperbaiki kerusakan kapal. Namun, jika Anda ingin menggunakannya sekarang, maka kita harus membeli barang-barang kapal terlebih dahulu, seperti layar dan tali kapal. Karena, saya hanya memperbaiki kerusakan pada kapal, tapi belum membeli kebutuhan berlayar.”

“Kita bisa membelinya di Negara Derron. Kebetulan aku tahu beberapa toko yang menjual peralatan kapal di kota,” kata Nino.

Kening Rhaella berkerut saat mendengar ucapan Nino. “Kamu adalah mata-mata Derron yang kabur, tidakkah berbahaya untukmu kembali ke sana?”

Suara tawa keluar dari mulut Nino. “Yang Mulia, Anda pasti pernah mendengar pepatah bahwa mata-mata adalah orang yang paling bagus dalam bersandiwara dan berganti wajah. Karena itu, masuk kembali ke Negara Derron bukanlah masalah untukku asalkan aku mengganti penampilanku.”

“Saya dan Clayton bisa menemaninya jika Anda merasa khawatir,” kata Alberich.

Rhaella menghembuskan napas pendek sebelum akhirnya menyetujui, “Baiklah, bila kamu merasa sanggup, maka aku akan menyerahkan tugas ini kepadamu, Nino.”

“Jika Anda memang ingin pergi ke Negara Hali, Anda juga harus membawa prajurit untuk melindungi Anda,” peringat Lenya.

“Terlalu banyak prajurit akan membuat Negara Hali menjadi waspada. Sebab itu, aku hanya akan membawa sepuluh prajurit dan mereka tidak akan kuizinkan untuk menginjakkan kaki di Negara Hali.”

“Yang Mulia, terlalu bahaya apabila Anda datang ke Negara Hali seorang diri,” tukas Clayton dengan khawatir.

Rhaella menggelengkan kepalanya, kemudian meraih tangan Rullin. “Aku tidak sendirian, aku akan pergi bersama Rullin.”

Ekspresi Lenya tidak terlalu baik, begitupun dengan Alberich dan Clayton. Mereka bukannya meragukan kemampuan bertarung Rullin, karena mereka juga tahu bila kaisar dari Alcander itu memiliki kemampuan bertarung yang memumpuni. Namun, kenangan lama mengenai Negara Hali yang menjadi titik awal kehancuran mereka masih meninggalkan trauma mendalam untuk sebagian dari prajurit Rhaella.

Lenya bahkan takut Rhaella akan terluka untuk yang kedua kalinya, sehingga tidak ingin Rhaella menghadap ke kaisar Hali seorang diri.

“Tolong pikirkan lagi, Yang Mulia. Kalau dipikir-pikir, rasanya sulit untuk meminta bantuan kepada Negara Hali, mengingat Anda pernah menjadi bagian dari Milana,” kata Lenya.

Tatkala para prajurit itu mulai meragukan keinginan Rhaella untuk datang ke Negara Hali, Rullin akhirnya buka suara. “Tidak perlu khawatir, selama Rhaella datang bersamaku, tidak akan ada prajurit dari Negara Hali yang bisa menyakitinya.”

My Fallen KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang