BAB 15 : Penemuan Benda Berkilau

293 46 0
                                    

Tatkala Allen menyeret tubuh Rullin ke ruang bawah tanah, barulah Rullin menemukan sebuah tempat yang mengerikan.

Aroma darah yang sudah membusuk tersebar dimana-mana, membuat Rullin sedikit mengerutkan kening karena belum pernah mencium aroma semengerikan itu. Ketika Rullin menggerakan bola matanya ke kanan dan kiri, dia menemukan ada banyak budak-budak yang terikat di tembok.

Jika Rullin menghitung secara kasar, mungkin terdapat sekitar lima puluhan budak yang ada di ruang bawah tanah. Mereka semua diikat berdempetan sehingga terlihat seperti kertas dinding. Tubuh budak-budak itu dibanjiri oleh peluh dan darah, sehingga tampak tidak sedap dipandang mata.

Mungkin, kondisi mereka bisa seperti itu karena pengaruh obat yang diberikan oleh Bara. Obat tersebut tampaknya memaksa tubuh pengguna obat untuk terekonstruksi secara paksa, tulang dan otot mereka dipaksa menjadi lebih kuat dan besar, sehingga menyebabkan komplikasi parah yang membuat pengguna obat menderita kesakitan.

“Kalian kedatangan kawan baru, beramah tamahlah kepada dia,” kata Allen seraya tertawa, seolah lawan bicaranya mampu membalas.

Allen lantas mengikat rantai Rullin ke besi yang ada di dinding, sehingga Rullin dipaksa untuk berdiri di samping deretan budak-budak yang dipenuhi oleh darah dan bau busuk.

“Kau takut?” Allen meledek Rullin, “Tenang saja, mereka semua hanyalah bahan percobaan yang pernah digunakan ayahku untuk menemukan obat peningkat kekuatan. Jadi, keadaanmu tidak akan seburuk mereka karena obatnya sudah berhasil dibuat.”

Jika budak-budak yang terikat itu adalah bahan percobaan, maka mereka mungkin sudah terjebak di ruang bawah tanah selama berbulan-bulan, mengalami berbagai macam siksaan yang bahkan tidak ingin Rullin bayangkan.

Beberapa saat kemudian, Bara turun ke ruang bawah tanah sambil membawa sebuah pil berwarna hitam di tangannya.

“Allen, buka mulut budak itu,” perintah Bara.

Allen segera melaksanakan perintah Bara, dia menarik dagu Rullin, sehingga Bara bisa dengan mudah memasukan pil hitam ke dalam mulut Rullin.

“Dia sudah memakannya, Ayah,” kata Allen tatkala menutup mulut Rullin dan melihat jakun Rullin bergerak sebagai tanda bahwa obat itu sudah berhasil ditelan.

“Kalau begitu, kita hanya perlu meninggalkan dia di sini. Lalu, besok baru memberikan dosis kedua untuknya.”

Allen mengangguk, “Hei budak, kamu dengar kata Ayahku, kan? Besok otot-otot di tubuhmu pasti sudah mulai besar, tidakkah itu tampak menyenangkan?”

Rullin jelas tidak menjawab, sehingga Allen kembali berkata, “Raja yang dahulu begitu berkuasa di atas takhtanya, besok akan segera berubah menjadi seorang budak yang hanya mampu bergerak atas perintah Tuannya. Sangat menyedihkan, tetapi aku tidak perduli.”

Setelah mengucapkan penghinaan itu, Allen dan Bara segera pergi dari ruang bawah tanah, meninggalkan Rullin bersama barisan budak yang dalam keadaan antara hidup dan mati.

Begitu pintu ruang bawah tanah ditutup, Rullin mengerahkan kekuatan pada tangannya untuk membebaskan diri dari ikatan rantai. Beruntung, Allen tidak mengikat tangannya dengan begitu kuat, sehingga Rullin bisa membebaskan diri dengan mudah.

Rullin lantas membuka mulut, kemudian meludahkan pil yang ia sembunyikan di bawah lidah ke tangan.

Pria itu mengangkat pil hitam tersebut ke dekat matanya guna memperhatikan lebih dekat. Namun, Rullin bukanlah ahli obat yang mampu mengidentifikasi bahan yang digunakan di dalam obat tersebut, sehingga dia memutuskan untuk menyimpan obat tersebut di kantungnya dan menyerahkannya kepada Rhaella.

My Fallen KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang