BAB 42 : Berdansa Bersama

227 31 0
                                    

Setelah harapan dan ucapan selamat dipanjatkan kepada Yeva, pesta akhirnya secara resmi dimulai. Pesta formal seperti ini biasanya mulai dengan pesta dansa, pembuka dari pesta dansa umumnya adalah kaisar dan permaisuri atau kadang pasangan yang dipilih langsung oleh kaisar untuk melakukan dansa pertama.

“Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Permaisuri dipersilahkan untuk melakukan dansa pertama!”

Tanpa disangka, Yeva malah bergeming di kursi singgasananya dan tidak memiliki niatan untuk turun ke aula.

“Aku tahu kalian sudah menantikanku dan permaisuri untuk membuka pesta dansa malam ini. Namun, sayangnya aku tidak bisa melakukan hal itu, karena kandungan permaisuri sudah mulai membesar sehingga tidak baik untuknya apabila bergerak terlalu banyak.”

Yeva melanjutkan, “Oleh karena itu, malam ini aku akan memilih pasangan lain yang akan membuka pesta dansa.”

Suara bisikan sontak terdengar di seluruh penjuru aula, mata mereka lantas mengarah kepada Rhaella yang saat ini menampakkan ekspresi masam.

Pesta dansa yang diselenggarakan oleh pihak istana hanya mampu dibuka oleh keluarga kerajaan sendiri. Apabila Yeva tidak mampu melakukannya, maka orang yang harus membukanya adalah Erik atau Rhaella. Akan tetapi, Rhaella tidak melihat Erik membawa pasangan, sehingga satu-satunya kemungkinan akan jatuh kepada Rhaella dan Rullin.

Pada titik ini, Rhaella mulai berpikir kalau pesta ini memang dirancang khusus untuk mempermalukan dia.

Putri-putri dari negara lain hanya boleh berdansa dengan bangsawan pilihan kaisar atau suaminya, tetapi Rhaella diharuskan berdansa dengan seorang selir sehingga membuat martabatnya jatuh.

“Malam ini, aku memilih adikku, Rhaella Rhoxolany dan Rullin Vedenin untuk membuka acara pesta dansa.”

Rhaella memendam seluruh kekesalannya dan tetap memasang wajah tersenyum. “Suatu kehormatan bagi saya untuk bisa membuka acara pesta Yang Mulia Kaisar.”

“Anggaplah ini sebagai permohonan maafku karena sudah membuatmu repot tadi, adikku,” kata Yeva.

Pelayan yang memimpin pesta lantas menyambut Rhaella dan Rullin. “Maka pasangan yang akan membuka pesta malam ini adalah Yang Mulia Putri dan selirnya. Saya persilahkan untuk memulai dansa di tengah aula.”

Di mata para bangsawan yang ada di aula, Rhaella sedang menahan kekesalannya karena harus berdansa dengan seorang budak rendahan yang sebelum ini membuatnya malu.

Akan tetapi, kenyataannya Rhaella sama sekali tidak merasa malu.

Jika Rhaella uraikan satu-persatu, maka berdansa dengan Rullin bukanlah sebuah kemunduran.

Bagi Rhaella, Rullin terlihat sangat rupawan malam ini. Aura yang dipancarkan oleh pria itu juga dipenuhi oleh pesona sampai-sampai beberapa bangsawan wanita tiada henti melirik ke arahnya.

Ketika Rhaella dan Rullin berjalan ke tengah aula, seluruh pasang mata terarah kepada mereka, memperhatikan penampilan keduanya dari atas sampai bawah. Mereka sedang berusaha mencari celah untuk mencerca penampilan Rhaella dan Rullin, tetapi sekeras apapun mereka berusaha, pasangan itu terlihat sangat indah tanpa celah.

Alih-alih terlihat sebagai tuan dan budak, Rhaella dan Rullin malah terlihat seperti sepasang bangsawan yang serasi.

Tatkala keduanya sudah berada di tengah aula, Rullin mundur beberapa langkah ke belakang dan membungkukkan punggungnya di hadapan Rhaella. Orang lain tidak bisa melihat wajah Rullin karena pria itu membelakangi kerumunan, tetapi Rhaella bisa melihat pria itu tengah tersenyum lembut kepadanya.

“Yang Mulia, bersediakah Anda berdansa bersama budak rendahan ini?”

Rhaella berusaha keras supaya tidak tersenyum saat mendengar pertanyaan Rullin. Dia lekas meletakkan tangannya di atas tangan Rullin, kemudian berkata dengan ketus, “Kau tuli? Jelas-jelas Yang Mulia Kaisar sudah memerintahkanku untuk berdansa denganmu.”

My Fallen KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang