BAB 18 : Prajurit-Prajurit yang Terbakar

307 46 0
                                    

Cahaya keemasan yang melingkupi Zephyr perlahan mulai meredup, pertanda bahwa energi spiritual yang disimpan sudah menipis. Rullin tidak mau menyia-nyiakan sisa kekuatan yang ada, sehingga dia bergerak semakin cepat seiring meredupnya Zephyr.

Saat ini, kondisi tubuh Rullin sudah sembuh sepenuhnya, sehingga dia mampu bergerak dengan leluasa tanpa mengeluarkan energi spiritual.

Akan tetapi, anehnya Rhaella merasa bila gerakan bertarung Rullin terlalu cepat dan kuat untuk ukuran seseorang yang inti spiritualnya sudah rusak. Jika Rhaella perhatikan lebih seksama, maka Rhaella mampu menangkap ilusi tentang Rullin yang masih memiliki inti spiritual.

Meski kenyataannya itu tidak mungkin.

Rhaella sudah berulang kali memeriksa kesehatan tubuh Rullin dan ia tidak lagi mampu merasakan adanya inti spiritual di dalam tubuh Rullin.

Kecuali, bila pria itu memang menyembunyikannya.

Seketika Rhaella meragukan pemeriksaannya dan juga menaruh curiga kalau Rullin berpura-pura bersikap seakan inti spiritualnya memang rusak.

Sepulang dari Kota Araya, mungkin Rhaella akan memeriksa Rulliin lagi dan memastikan keadaan inti spiritualnya. Karena, sepertinya sang kaisar masih menyembunyikan banyak hal dari Rhaella.

“Nino, kamu tidak perlu ada di sebelahku sepanjang waktu. Aku tidak bisa bergerak, sehingga tidak mungkin bisa pergi,” kata Rhaella.

Nino, “Karena Anda tidak bisa bergerak, makanya saya ingin menjaga Anda.”

Rhaella tertawa sebagai tanggapan. “Rullin dan Horus sudah hampir selesai membunuh prajurit-prajurit yang kehilangan akal itu, sehingga kamu tidak perlu menjagaku lagi. Aku ingin memerintahkan kamu sesuatu.”

“Katakan perintah Anda, Yang Mulia.”

“Tangkap Bara dan Allen, buat mereka lumpuh untuk sementara karena aku ingin membawa mereka ke Istana Barat,” perintah Rhaella.

“Anda tidak ingin membunuh mereka sekarang juga?” tanya Nino heran, sebab dia berpikir Rhaella pasti sangat marah sampai ingin meremukkan seluruh tulang Bara dan Allen.

Rhaella membalas, “Aku harus menginterograsi mereka berdua, aku harus tahu bahan-bahan apa saja yang mereka gunakan untuk membuat obat terlarang itu.”

Nino akhirnya tidak bertanya lagi, dia segera menghilang seperti hembusan angin, kemudian secara diam-diam menekan titik akupuntur dari Bara dan Allen supaya mereka tidak bisa bergerak dan berbicara.

Sedangkan Rhaella masih terpaku pada Rullin yang baru saja menebas kepala dari prajurit terakhir. Darah mengalir dengan derasnya ke permukaan tanah, menciptakan genangan darah yang bercampur dengan mayat.

Sebuah pemandangan yang mungkin akan selalu menjadi mimpi buruk untuk Rhaella Rhoxolany.

“Maafkan aku,” bisik Rhaella seraya memejamkan matanya.

Tombak Zephyr di tangan Rullin akhirnya kehilangan energi spiritual dan berubah kembali menjadi sebuah kipas yang biasa Rhaella gunakan.

Pria itu menyeka wajahnya yang kotor oleh darah, sebelum melangkahkan kaki menuju ruang bawah tanah untuk mengambil tag-tag militer yang tergeletak di lantai. Setelah itu, Rullin membawa tag-tag militer yang bisa dia pungut ke hadapan Rhaella.

“Para prajurit yang ada di ruang bawah tanah berada di antara hidup dan mati. Mereka adalah produk gagal yang dianggap sampah oleh Bara. Jika kamu ingin menyelamatkan mereka, maka kita bisa membuat tempat penampungan lain yang lebih layak,” kata Rullin seraya menekan titik akupuntur Rhaella kembali supaya wanita itu dapat bergerak.

My Fallen KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang