BAB 24 : Asap Pengendali Pikiran

285 41 0
                                    

Allen bahkan belum mempersiapkan diri di saat Horus memutar katrol yang membuat duri-duri kayu pada bagian bawah dan atas bergerak, secara perlahan menekan tulang lutut Allen sampai pria itu berteriak kesakitan.

“Bara, alat siksaan ini mungkin tidak terlihat menyeramkan bagimu. Tapi, percayalah padaku, benda ini mampu menghantarkan rasa sakit seratus kali lipat ke orang yang menggunakannya,” peringat Rhaella, berusaha menakut-nakuti Bara.

Sejak tadi, Bara tidak pernah melirik ke arah Allen, seolah putranya itu adalah sesuatu yang tak pantas memasuki pandangannya.

Rhaella yang sejak tadi hanya berbicara tanpa menyentuh Bara, akhirnya memutuskan untuk mengarahkan kepala pria itu menuju Allen, supaya Bara mampu melihat putranya secara jelas.

“Lihatlah, Bara. Saksikan segala rasa sakit yang harus putramu alami. Tangan dan kakinya sudah berlumuran darah, sedangkan lututnya sebentar lagi akan hancur. Bara, ayah macam apa kau sampai tega-teganya membuat putramu menjadi cacat?” kata Rhaella.

Horus semakin menekan duri-duri kayu ke lutut Allen, menyebabkan tulang lutut pria itu mulai bergeser secara perlahan-lahan. Ujung dari duri itu tumpul, sehingga rasa sakit yang dialami oleh Allen lebih menyakitkan dibandingkan langsung ditusuk menggunakan pisau.

“Bara, dengarkan aku, Paduka Kaisar tidak akan pernah mau menyembuhkan Allen apabila dia sampai cacat. Tapi, aku mampu memberikan tabib terbaik untuk menyembuhkan putramu.”

Ratapan penuh kesakitan dari putranya itu mampu menusuk telak ke hati Bara. Sebagai seorang ayah yang telah bertahun-tahun membesarkan putranya, jelas dia merasa sakit hati tatkala melihat Allen harus menghadapi siksaan demi siksaan.

Tatkala Horus menekan duri di lutut Allen lebih keras, teriakan Allen terdengar semakin memekakan telinga, membuat Bara akhirnya berteriak, “Hentikan! Saya akan menjawab semua pertanyaan Anda, karena itu tolong hentikan!”

Senyuman terangkat di wajah Rhaella, kemudian dia mengangkat tangannya di hadapan Horus dan berkata, “Cukup, lepaskan alat itu dari Allen.”

Setelah memerintahkan Horus, Rhaella menyeret kursi ke hadapan Bara supaya dia bisa duduk di hadapan pria itu. “Bahan apa saja yang kamu gunakan untuk membuat pil?”

“Tulang binatang iblis dan tulang anak-anak.”

Keheningan jatuh di antara mereka. Tatapan Rhaella berangsur-angsur menggelap, seakan ada amukan badai yang menghinggapi hati Rhaella.

“Darimana kamu mendapatkan tulang anak-anak?” tanya Rhaella dengan penuh penekanan di setiap katanya.

Bara tidak membalas, kepalanya bahkan bergerak ke samping untuk menghindari tatapan Rhaella.

Sayangnya, Rhaella tidak mau membiarkan Bara mengalihkan pandangan lagi. Wanita itu segera mencengkram dagu Bara dan berdiri sehingga dirinya tampak mendominasi. “Jawab pertanyaanku, Bara! Darimana kau mendapatkan tulang anak-anak?!”

Ada kegusaran yang bermuara di hati Rhaella tatkala melihat terdapat banyak poster anak-anak yang hilang di kota.

“Earl Farrand selalu mengirimkan anak-anak ke tempat saya setiap dua minggu sekali.”

Rhaella menggertakan giginya saat mendengar nama Earl Farrand. Jika Earl Farrand bisa menyerahkan anak-anak untuk dijadikan bahan pembuatan pil, maka Earl Farrand juga bisa memperdagangkan anak-anak itu sebagai budak ke negara lain.

“Apa Paduka Kaisar tahu tentang penculikan anak-anak yang dilakukan oleh Earl Farrand?”

“Tidak. Paduka Kaisar tidak tahu. Karena Paduka Kaisar bahkan tidak tahu bahan-bahan apa saja yang saya gunakan untuk pembuatan pil.”

My Fallen KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang