Decision

202 26 5
                                    

Taehyun sedang membereskan confetti sisa-sisa pemotretan ketika mendengar suara Junhoe berteriak memanggilnya.

"Taehyun! Aku balik duluan, Beomgyu minta dijemput di rumah Minji. Kamu pulang bareng sama Kamal kan?"

"Iya, duluan aja," balas Taehyun singkat. Sebenarnya barusan Kai sms katanya kemungkinan dia bakal lama di kampus untuk membereskan semua barang-barangnya sebelum keberangkatannya ke Paris. Tapi yaudah lah, toh nggak jauh juga jalan ke rumah. Lagian dia masih sempat menyusul bus terakhir yang mengarah ke area rumahnya.

Selesai merapikan studio, Taehyun bergegas menarik tas dan mencari kunci studio, tanpa sadar tangannya menemukan kotak cincin yang diberikan Yeonjun kemarin. Hm, kenapa dia jadi membawa kotak ini kemana-mana ya.

"Apa dibalikin aja ya?"

Tepat saat itu, Taehyun mendengar suara mobil di depan studio. Apa Junhoe balik lagi? Taehyun refleks mengintip dari gorden jendela kaca dan melihat Yeonjun keluar dari mobil dengan terburu-buru.

Loh kapan ni orang datang dari Jepang?

"Kang Taehyun!"

Yeonjun setengah berlari menaiki tangga ke ruang utama studio. Nafasnya terengah ketika akhirnya dia berhadapan dengan Taehyun yang hendak keluar.

"Hyung, ngapain lari-lari begitu?"

Bukannya menjawab, Yeonjun malah menariknya dalam pelukan. Taehyun jelas kaget, mana meluknya nggak selow bikin doi sesak nafas. Tapi Taehyun nggak menampik juga kalau dia merindukan aroma Yeonjun. Hey, sudah lama dia nggak memeluk kekasihnya ini.

Sekian detik kemudian barulah Yeonjun melepas pelukannya. Matanya menatap dengan serius pada Taehyun.

"Taehyun-ah, ada yang mau aku omongin, dengarin aku dulu sebelum kamu memprotes.." tegasnya, nafasnya sudah kembali normal, nggak terengah-engah seperti tadi. Walaupun keringatnya masih nampak bercucuran.

Nih orang habis marathon kemana aja sih? Batin Taehyun.

"Aku nggak mau kamu pergi ke Jepang."

Hening.

Taehyun pun tak berniat menjawab, karena Yeonjun tampak belum menyelesaikan perkataanya.

"A-aku nggak mau jauh dari kamu. Aku bisa, t-tapi aku nggak mau, se-sebenarnya aku nggak rela kamu pergi jauh dari aku.."

Taehyun cuma diam memperhatikan Yeonjun yang tergagap-gagap. Bikin Yeonjun mendadak salah tingkah karena Taehyun natapin dia lekat banget dengan mata belonya itu.

"Aku tahu aku jadi membuat pilihan untuk kamu. T-tapi aku ingin kamu tahu kalau aku nggak mau hidup jauh dari kamu."

Hening. Yeonjun berdehem sebentar sebelum melanjutkan.

"Aku tahu aku jadi terlihat egois karena seperti menghalangi kamu meraih mimpimu. Tapi aku nggak bisa bohong kalau aku nggak siap berjauhan dengan kamu. Tapi kalau kamu tetap memilih ke Jepang, aku mensupport keputusan kamu tapi aku mau kamu janji untuk tetap bertahan denganku biarpun kita saling berjauhan. Aku nggak bisa stay 24 jam untukmu di sana. Aku akan tetap menunggu sampai kamu selesai dan kembali ke Korea. So, please dont be in love with someone else, please promise me."

"Oke, udah selesai?" tanya Taehyun melihat Yeonjun menelan ludah dan balas menatapnya dalam diam.

Yeonjun mengangguk. Tangannya terlepas dari pundak Taehyun kembali ke sisi tubuhnya. Jantungnya berdegup kencang sekali. Antara malu, gugup, lega dan perasaan lainnya bercampur aduk. Setidaknya dia sudah menyuarakan isi hatinya selama ini. Keputusan ada ditangan Taehyun, dia hanya bisa pasrah.

Waste It On Me (Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang