Hangover

617 68 6
                                    

Yeonjun menghela nafas panjang begitu Soobin datang ke ruang kerjanya membawa beberapa map tebal di tangannya.

"So, presentasinya besok?"

Soobin mengangguk seraya menaruh map-map itu di atas meja sofa di ruangan kerja Yeonjun.

"Sepertinya harus lembur malam ini. Besok kita presentasi jam 9 pagi," tukas Soobin lagi.

Baiklah.

Yeonjun meraih ponselnya, mengetikkan sesuatu di sana sebelum beranjak menyusul Soobin di sofa.

"Coba kita lihat..." tukas Soobin seraya membuka laptopnya. "Aku sudah buat kerangka presentasinya, kita tinggal isi sama materinya aja.."

Yeonjun bertepuk tangan.

"Bravo, bravo! Seperti biasa CEO kita ini sangat bisa diandalkan," tukasnya penuh drama.

Soobin mengabaikannya.

Tiba-tiba Yeonjun teringat sesuatu. Hal yang ingin dia tanyakan pada Soobin sejak tadi malam.

Yeonjun berdehem sebelum membuka suara.

"Soobin, semalam aku menemukan pil penenang dalam saku celanamu.."

Yeonjun melihat tubuh Soobin menegang.

"Ya, aku tahu. Kita akan membicarakannya nanti setelah slide presentasi kita selesai."

"Baiklah.."

***

Kepala Yeonjun rasanya sudah mau pecah. Kemarin dia meng-handle hampir semua pekerjaan Soobin. Ditambah pekerjaannya sendiri. Dan hari ini, dia punya banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dia selesaikan sehabis meeting bulanan tadi siang. Dan sekarang, dia dan Soobin harus lembur lagi mengerjakan proposal presentasi untuk klien besok. Klien yang mau memakai salah satu perangkat yang dibuat oleh perusahaan IT, tempatnya bekerja.

Tanpa sadar Yeonjun membuang nafas keras.

"Are you okay, bro? Wanna some coffee?" tawar Soobin yang menyadari sahabatnya itu sedikit kurang fokus.

"Yes, please,"

"Okay," Soobin meraih ponselnya dan menghubungi salah satu kedai kopi langganan mereka.

Dua puluh menit kemudian. Pesanan kopi mereka datang. Yeonjun merasa sedikit terbantu setelah tubuhnya menyesap sedikit kafein.

"Bukannya klien ini kemarin salah satu klien dari perusahaan sebelah?" tanya Yeonjun, menyebut nama rival perusahaan mereka.

"Iya, review buruk. Jadi si klien mutusin kontrak, ada banyak data yang kesebar lewat perangkat yang mereka buat," jelas Soobin, sambil menyesap kopinya.

"Itu sih karma karena mereka kemarin monopoli klien langganan kita.." ujar Yeonjun, tertawa.

Yeonjun dan Soobin tertawa mengingat awal mula mereka bekerja bersama. Waktu itu, mereka baru dalam masa promosi jabatan dan kebetulan dapat tugas buat menarik klien langganan yang berubah haluan ke rival perusahaan mereka. Niatnya begitu, tapi mereka keduluan sama sebelah jadi gagal deh. Padahal klien mereka ini salah satu klien penting.

Yeonjun masih asyik tertawa sambil bercerita tentang nasib-nasib apes mereka dulu, ketika tahu-tahu salah satu teman Yeonjun, yang merupakan pemilik sebuah klub terkenal di Seoul, mengirim chat padanya.

Bro, ada pacarmu di klub sama Beomgyu dan temennya.

"WAIT, WHAT!?" Yeonjun terkesiap keras, membuat Soobin nyaris jantungan.

"Apaan sih! Bikin kaget aja!"

"Nih lihat..!" Yeonjun menunjukkan pesan yang dikirimkan teman mereka, karena Soobin juga kenal si pemilik klub.

Waste It On Me (Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang