Suprised

557 64 9
                                    

"Aku pergi dulu, hyung. Jangan lupa obatnya di minum. Nanti sore aku ke sini lagi..." tukas Taehyun, seraya menyampirkan selimut pada tubuh Yeonjun yang terbaring tak berdaya di tempat tidur. Sakit doi.

"Kamu nggak mau sekalian nginap di sini?" pinta Yeonjun dengan wajah memelas.

Taehyun melotot.

Yeonjun auto mingkem.

Padahal niat hati doi pengen diperhatiin dan dimanjain Taehyun mumpung lagi sakit begini. Taehyun ih, jahat bener nda peka..

"Kamu sakit bukannya istirahat malah banyak maunya. Sana tidur.."

Ibu Yeonjun, Choi Ara, masuk ke dalam kamar dengan sekeranjang baju dari jemuran milik Yeonjun. Tadi niatnya pengen mampir melihat-lihat apartemen si anak satu-satunya itu karena sudah lama nggak berkunjung ke rumah dan mendapati sang anak yang tengah bergelung di atas tempat tidur dengan keadaan rumah berantakan. Jadi mau nggak mau, niat berkunjungnya jadi sedikit lebih lama. Dirinya harus berbenah-benah dulu, membersihkan apartemen yang seperti kapal pecah. Sebelum akhirnya Taehyun datang membantunya, beberapa saat lalu.

"Nak Taehyun hati-hati ya. Jangan khawatir, serahin aja Yeonjun sama tante. Semoga sukses ujiannya.."

"Ah iya tante. Kalau begitu saya pergi dulu..." pamit Taehyun, sekali lagi menengok kekasihnya, sebelum beranjak pergi dari apartemen Yeonjun.

Seperginya Taehyun dari apartemen membuat Yeonjun cuma bisa menghela nafas panjang. Niat hati pengen kekasihnya itu berlama-lama di sini. Tapi apa daya keadaan nggak mendukung, kekasihnya itu tengah sibuk dengan ujian akhir. Padahal mereka baru bertemu setelah dia pulang dari Jerman beberapa hari yang lalu bersama Soobin. Urusan pekerjaan.

"Makanya buruan lamar Taehyun, biar kamu bisa tinggal 24 jam sama dia.." celetuk sang ibu, yang tengah merapikan pakaian milik Yeonjun ke dalam lemari.

"Aku minta dia nginap aja dia nolak mentah-mentah, apalagi kalau sampai minta dia menikah sama aku. Bisa-bisa dia langsung kibarin bendera putus sama aku, Ma.."

"Ya kamu usaha lah. Gimana pun caranya biar dia mau menikah sama kamu. Bukannya kamu penakluk cinta yang terkenal itu? Masa lamaran gitu doang nggak bisa.."

"Lah ini sebenarnya yang ngebet menikah aku atau Mama sih?" tukas Yeonjun, membuat sang ibu terkekeh.

Bukan hal baru. Yeonjun tahu kalau ibunya itu sangat menyukai Taehyun. Bahkan kalau diingat-ingat, ibunya lah yang duluan mengusulkan doi untuk segera melamar Taehyun sejak tahun lalu.

"Habisnya kamu geraknya lambat banget. Kamu nggak takut Taehyun duluan dilamar orang?" celetuk Nyonya Choi, membuat Yeonjun bangun dari posisi berbaringnya.

"Bukannya lambat, Ma. Aku masih mikirin gimana caranya buat lamar dia tanpa harus bikin dia nggak nyaman.."

"Lah kenapa harus nggak nyaman? Bukannya Taehyun juga cinta sama kamu? Masa dia nggak mau menikah sama kamu?"

Yeonjun menggigit bibir.

Ya, benar. Taehyun mencintainya bukan? Yeonjun tahu itu. Tapi dia nggak tahu apa perasaan cinta Taehyun sama seperti perasaan cintanya pada kekasihnya itu. Cinta setengah mati. Cinta yang membuat Yeonjun merasa nggak bisa hidup kalau nggak ada Taehyun di sisinya. Dia membutuhkan Taehyun di hidupnya. Yeonjun bahkan nggak pernah tahu kalau ungkapan 'cinta mati' yang dulu dia umbar-umbar kepada pemuja-pemujanya sekarang terasa berat untuk diucapkan pada kekasihnya sendiri.

"Kalau kamu sudah menikah sama Taehyun, Mama bisa tenang. Ada orang yang jagain dan ngurusin kamu setiap harinya. Dan lagi ada yang ngurusin rumah juga...." Nyonya Choi menghela nafas melihat gulungan kemeja anaknya di dalam lemari.

Waste It On Me (Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang