"Hah!? Beomgyu kabur dari rumah karena dipukulin ayahnya!??"
Mata Yeonjun nyaris meloncat keluar begitu Soobin menceritakan semua yang terjadi beberapa tahun belakangan tanpa sepengetahuannya. Dia nggak bisa berpikir. Perasaannya campur aduk, kesel dibohongin, kesel pengen nabok bapaknya Beomgyu (nabok Soobin juga...), gregetan sama Beomgyu yang nggak mau ngasih tahu dia tentang ayahnya itu karena takut dia ngamuk (dan doi memang ngamuk, untungnya Soobin berhasil nenangin dia karena nggak mau buat masalah tambah kacau), tapi nggak urung juga dia sedih, selama ini dia ternyata masih kurang peka dengan kondisi sahabat yang sudah seperti adiknya sendiri itu.
"Jadi Beommie sejak kabur dari rumah tinggal di mana?"
"Dia tinggal di apartemen, nggak jauh dari apartemen Taehyun.."
Yeonjun memijit kepalanya yang mendadak pening. Dia merasa menjadi sobat yang jahat, nggak menyadari keadaan Beomgyu yang kacau itu.
"Jadi sebenarnya kapan rencana kalian mau cerita soal ini sama aku? Atau memang kalian nggak niat cerita sama sekali?"
Soobin menggeleng.
"Aku sudah pengen cerita semuanya dari waktu kamu tanya soal obat penenang waktu itu, tapi aku lupa..."
Yeonjun mendesah frustasi. Astaga, dia sendiri bahkan hampir lupa soal obat penenang yang dia temuin di saku celana Soobin waktu sobatnya itu pingsan di jalan. Dia benar-benar teman yang nggak berguna.
"Soobin, aku minta maaf, aku sama sekali nggak peka sama kondisi kamu, sama Beomgyu...ugh, aku benar-benar teman yang nggak berguna.." ucap Yeonjun, raut penyesalan benar-benar terpampang pada wajahnya. Dia benar-benar nggak habis pikir selama ini dibalik keceriaan mereka, ternyata dua temannya itu sedang dalam kesulitan.
"Hey! No!" Soobin menepuk pundak Yeonjun. Doi malah ngerasa lebih nggak enak. Selama ini merahasiakan semuanya dari Yeonjun, yang sebenarnya berhak tahu soal keadaan dia sama Beomgyu.
"Beommie tahu kamu pasti nggak bakalan tinggal diam kalau tahu dia sering dipukul ayahnya, makanya dia minta aku untuk nggak bilang apa-apa soal ini ke kamu, dia nggak mau kamu berurusan sama ayahnya itu, dia juga ngelakuin hal yang sama denganku, dia nggak mau merusak hubungan keluargaku yang sudah terjalin baik sama ayahnya..." jelas Soobin, kemudian menghela nafas panjang. Jauh di lubuk hatinya, dia merasa menjadi seorang pengecut, nggak bisa membela temannya itu (Huhu Soobin no, kalian teman yang baik untuk Beommie, kamu bukannya nggak bisa bela kok, tapi karena permintaan Beommie..huhuhu Soobiniee Yeonjunieee... *jsjsjjs author kenapa sih).
"Anak itu benar-benar! Harusnya dia tetap ngomong dan minta sendiri ke aku buat nggak menghajar ayahnya itu! Sekarang kan aku malah tambah niat pengen hajar ayahnya..." Yeonjun bangkit dari duduknya, menggulung lengan kemejanya dan bersiap pergi.
"Heh mau kemana! Jangan macam-macam! Beomgyu bisa ngamuk nanti..." Soobin ikut berdiri, tangannya sigap menarik lengan Yeonjun, menahannya pergi. Bahaya kalau temannya ini lepas kendali. Bisa-bisa nanti malah bikin masalahnya semakin kacau.
"Lah aku cuma mau ambil minum kok.." sahut Yeonjun polos.
"Oh kirain..." balas Soobin lega.
"Nanti lah kalau lagi bad mood, aku ke sana buat hajar si Choi Jiho itu.."
"Heh dibilangin jangan macam-macam juga!"
"Lah aku nggak macam-macam! Satu macam doang, pengen hajar dia.."
Soobin mendecak jengkel.
"Karena kamu sudah tahu, nanti kita omongin lagi soal ini sama Beomgyu.."
"Ya, aku juga pengen minta ijin buat kasih satu-dua tonjokan gitu sama si Choi Jiho..."
"HEH!"
Soobin menabok punggung Yeonjun cukup keras. Sampai buat doi meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste It On Me (Series)
Fiksi PenggemarAnd I know there's no making this right And I know there's no changing your mind But we both found each other tonight so if love is nothing more than just a waste your time Waste it on me..