Soobin baru melangkah keluar mobil ketika tahu-tahu rintik hujan mulai turun. Dia bergegas ke teras rumah menghindari curah hujan yang sudah mulai deras, kemudian masuk ke dalam rumah.
Baru beberapa langkah, dia bertemu ibunya.
"Soobin, bisa kita bicara sebentar?"
Dahi Soobin mengerut, sebelum mengangguk dan mengikuti ibunya naik ke atas menuju kamarnya sendiri.
"Kenapa, Ma?"
"Soobin, duduk di sini..." sang ibu menepuk pinggir kasur tepat di sebelahnya.
"Apa ada hal buruk yang terjadi?" tanya Soobin sedikit khawatir karena raut wajah yang ditampilkan ibunya.
"Nggak. Mama cuma mau tanya sesuatu sama kamu," sang ibu menatap anaknya. "Kamu tahu kan Mama sudah merawatmu selama lebih dari 20 tahun. Jadi kalau ada sesuatu yang membuat kamu nggak nyaman kamu bisa cerita sama Mama..."
"Maksud Mama?"
Nyonya Choi tersenyum lembut.
"Soobin, Mama tahu kamu lagi banyak pikiran. Kamu sering mengunjungi dokter Dongjoo kan akhir-akhir ini?"
"Ma...aku..."
"Mama tahu semuanya dari dokter Dongjoo..."
Soobin terdiam. Perasaannya campur aduk, ada rasa nggak enak karena menyembunyikan perihal traumanya dari sang ibu.
"Mama nggak akan maksa kamu buat cerita. Kamu bisa cerita semuanya sama Mama kalau kamu sudah siap. Kamu tahu kan Mama akan selalu dukung kamu, hmh?"
Soobin lagi-lagi hanya bisa diam.
"Oh iya, gimana rencana pernikahan kamu sama Beomgyu? Apa kalian siap menikah tahun ini?" Nyonya Choi mengganti topik, nggak ingin membuat Soobin semakin tertekan.
"Aku nggak tahu, Ma.."
Nyonya Choi menatap lurus Soobin yang tampak frustasi sembari menutup wajah dengan kedua tangannya. Sepertinya bukan hanya satu masalah yang sedang membuat galau anak lelaki satu-satunya ini.
"Soobin, apa kamu serius akan menikahi Beomgyu?"
DEG.
Soobin merasa jantungnya mencelos. Mulutnya hendak mengatakan sesuatu, tapi nggak ada satu kata pun yang keluar.
"Soobin, Mama nggak tahu bagaimana perasaan kamu dan nggak ingin ikut campur dalam urusan pribadi kamu. Tapi kalau boleh Mama mau kasih saran sama kamu.."
Soobin masih terdiam.
"Mama nggak melarang kamu menikah dengan siapa pun. Kamu berhak menentukan pilihan kamu sendiri. Tapi nak..."
Kepala Soobin terangkat menatap ibunya. Wajah ibunya tersenyum lembut.
"Menikah bukan soal pencapaian aja. Ada tujuan bersama dan perasaan yang sama. Mengikat janji hidup bersama karena punya visi untuk hidup bersama hingga tua. Itulah kenapa pernikahan hanya dilakukan satu kali, kan?"
"Aku tahu..." gumam Soobin.
Nyonya Choi menepuk punggung anaknya seolah menyalurkan support dari sana untuk sang anak.
"Kapanpun kamu siap. Kamu bisa cerita sama Mama.." tukas Nyonya Choi, sebelum beranjak pergi dari kamar.
***
"Nyonya Han..kau tidak apa-apa? Apa kau mau aku pesankan taksi untukmu?"
"Tidak, aku baik-baik saja, Soobin. Aku bisa pulang sendiri.."
"Tapi kau terlihat mabuk, Nyonya Han.."
"Tidak, aku tidak minum alkohol. Aku seperti ini karena banyak pikiran. Semua ketakutan muncul di kepalaku, aku tidak mabuk dan aku baik-baik saja.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste It On Me (Series)
FanfictionAnd I know there's no making this right And I know there's no changing your mind But we both found each other tonight so if love is nothing more than just a waste your time Waste it on me..