Beach

605 69 11
                                    

Sudah satu jam lebih Beomgyu menghabiskan waktu di cafe dekat apartemennya untuk mampir menikmati kafein sebagai sarapan pagi di hari weekend-nya. Yah sekalian cari spot nyaman buat nongkrong.

Beomgyu menyesap iced macchiato tanpa mengalihkan pandangan dari laptop di hadapannya. Tangannya bergerak lincah di atas keyboard mengetik laman job seeker di situs naver. Sekarang doi harus nyari kerja supaya bisa dapat duit untuk biaya hidup doi ke depan tanpa black card-nya.

Ya, beberapa hari yang lalu dia dan Soobin menemui ayahnya untuk memberitahu perihal pernikahan mereka yang batal. Tanpa ragu, Beomgyu menyebutkan alasan sebenarnya kenapa dia merencanakan pernikahan dengan Soobin. Yang membuat ayah Beomgyu nyaris meledak. Untung saja ada Soobin di sana, membantu menjelaskan semuanya baik-baik. Walau akhirnya mereka bisa pulang dalam keadaan damai hari itu, tapi esoknya, ayah Beomgyu mendatangi apartemen Beomgyu dan meminta kembali semua fasilitas yang pernah dia berikan. Termasuk black card kesayangannya.

Dan di sinilah Beomgyu, berakhir menjadi yatim pengangguran-yah mengingat Choi Jiho bukan ayah kandungnya, apalagi ibunya sudah meninggal. Dia bahkan nggak tahu apa keluarga ibunya masih ingat dan menganggapnya keluarga, karena dia sama sekali nggak pernah menjenguk mereka ke Daegu. Setidaknya saat ini dia bebas dari larangan ayah tirinya. Dalam hati Beomgyu bertekad, dia harus mendapatkan pekerjaan sebelum akhir bulan supaya bisa berkunjung ke Daegu secepatnya.

Menghela nafas, Beomgyu kembali menfokuskan mata membaca persyaratan kerja yang ditawarkan beberapa laman di browser navernya. Dia menggigit bibir, sibuk mempertimbangkan beberapa tempat kerja yang bisa dia aplikasikan berkas lamaran sambil menyesuaikan dengan waktu kuliah. Maklum, minggu depan dia sudah masuk masa ujian sebelum menapak di semester terakhir dengan tugas akhirnya untuk kelulusan. Jadi sedikit lebih ekstra memilah waktu kerja yang tepat.

Sebenarnya Beomgyu bisa saja meminta bantuan pada Soobin atau Yeonjun untuk mencarikan pekerjaan untuknya. Tapi doi nggak mau merepotkan teman-temannya itu, lagian dia juga pengen orang menerima dia tanpa embel-embel koneksi, relasi atau semacamnya. Nanti kalau doi kepepet lah baru minta tolong sama kedua sobatnya itu atau sama kenalannya.

"Ahh, nanti lagi aja cek di rumah." Beomgyu menutup laptopnya, lalu meraih ponsel, membuka akun twitter untuk jeda sejenak melepas suntuk.

Tangannya menscroll time lime dengan cepat melihat tweet apa saja yang bertebaran hari ini. Kemudian terpaku pada postingan sebuah akun yang di retweet salah satu followernya, dengan id @ real.me lima belas menit yang lalu, yang menulis sedang mencari pekerja part-time untuk jasa kebersihan. Bukan karena pekerjaannya, Beomgyu tertarik karena alamat si pemilik akun, yang tinggal di daerah Gangnam.

Wow, pasti orang kaya.

Tanpa ragu, Beomgyu menulis reply di utas twitter pengguna itu. Beomgyu menggigit bibir menunggu balasan.

Beberapa detik kemudian ada balasan. Pemilik akun itu melampirkan emailnya, meminta Beomgyu untuk mengkonfirmasi lamarannya lewat email.

AHA! LUCKY ME!!

Beomgyu berseru girang.

***

"Hyung! Pantai...pantai!! Singgah ke pantai dong!"

Kai menunjuk keluar jendela mobil dengan antusias. Soobin cuma menggelengkan kepala. Padahal tadi adem banget tuh anak pas tidur selama mereka di perjalanan ke Busan. Soobin sampai ngerasa sepi banget karena ditinggal Kai tidur. Padahal niatnya pengen banyak ngobrol apa daya si pacar ternyata lebih duluan kelelep tidur.

"Mau mampir dulu? Atau mau langsung ke rumah nenekku aja? Nggak jauh kok, tuh di belokan di depan sana.."

"Mau mampir dulu hyung!" seru Kai, membuat Soobin gemas akan tingkah pacarnya yang seperti anak kecil baru mendapat mainan kesukaannya.

Waste It On Me (Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang