"Hyung! Soobin hyung!"
Soobin setengah sadar saat merasakan tepukan samar di wajahnya. Perlahan matanya terbuka dan mendapati selusinan kepala menatapnya.
"Aaaaaa..." jerit Soobin yang langsung terduduk, membuat kepala-kepala yang mengerumuninya tadi ikutan menjerit karena kaget.
Setelah suasana tenang. Sebuah suara menyela pelan.
"Soobin hyung nggak apa-apa?"
Soobin tadinya hendak membentak orang yang bertanya itu. Apanya yang nggak apa-apa ditimpuk keras begitu. Mana dia sampai pingsan pula. Tapi kata-kata itu nggak bisa keluar dari mulutnya setelah melihat siapa gerangan yang membuka suara itu.
"Hyung?"
Suara itu menggema lagi. Sementara Soobin masih terpaku memandangi sosok berpakaian putih itu. Cahaya matahari yang terik menerpa dan menyatu menjadi background yang cantik bagi sosok di hadapannya. Membuatnya terlihat seperti sesosok malaikat.
"Heh! Soobin! Heh sadar!"
Sebuah guncangan keras di bahunya membuat Soobin harus melepas pandangan dari malaikatnya. Rupanya guncangan itu dari Yeonjun. Hah? Ngapain Yeonjun ada di sini? Soobin jadi bingung.
"Heh! Soobin! Lihat ini, jarinya ada berapa?"
Yeonjun melambai-lambaikan jari-jarinya depan wajah Soobin. Berharap Soobin sudah sadar dan nggak amnesia.
"Heh! Malah diem aja! Jawab ini jarinya ada berapa?" Yeonjun maksa banget, sampai akhirnya sebuah tangan mendorong Yeonjun hingga doi hampir tersungkur ke samping.
Yeonjun sudah siap buat berantem, tapi begitu sadar ternyata yang nyingkirin dia ternyata pacarnya sendiri. Doi diam pasrah. Pacarnya itu langsung mengambil alih tempatnya.
"Soobin hyung, bisa lihat jelas tanganku kan?" tanya Taehyun, memastikan korban tendangan maut Kai telah sadar.
"Iya..." akhirnya Soobin buka suara juga. Desahan lega langsung menyeruak kerumunan di pinggir lapangan itu.
"Kepalanya dikompres dulu ya, hyung.." Taehyun memberikan kompresan es di tangannya pada Soobin.
Soobin refleks mengambil kompresan itu lalu meletakkan pada pusat nyeri di kepalanya. Beomgyu yang tadinya cuma diam turut buka suara.
"Hyung, nggak apa-apa? Mau ke rumah sakit buat check up?" tanyanya cemas, takut kalau Soobin mendadak lupa ingatan.
"Ah, aku nggak apa-apa. Masih agak pusing aja.."
"Soobin hyung..maaf.."
Kai turut bersuara. Dia bersimpuh di depan Soobin memohon pengampunan.
"Maafin aku, hyung..." Kai mengangkat wajahnya menatap mata Soobin. Yang ditatap langsung salah tingkah. Soobin berdehem mencoba memasang poker face karena salting sama Kai.
"Iya nggak apa-apa," ucapnya sambil masang tameng senyum mautnya yang langsung buat kerumunan di situ mendadak bertaburan bunga.
Ganteng banget, kampret! Kai pun nggak bisa nggak menyumpah dalam hatinya.
"Lagian kamu juga nggak sengaja, hyung aja yang nggak hati-hati dan nggak lihat-lihat sekitar makanya jadi kepentok.." Soobin berusaha mengurangi perasaan bersalah Kai.
"Kepala hyung masih pusing? Mau aku antar ke rumah sakit buat cek kepalanya?" tawar Kai masih merasa luar biasa bersalah.
"Haha..nggak apa-apa kok. Palingan bentar lagi juga hilang pusingnya, ini juga sudah mendingan dikompres.." senyum Soobin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste It On Me (Series)
FanfictionAnd I know there's no making this right And I know there's no changing your mind But we both found each other tonight so if love is nothing more than just a waste your time Waste it on me..