3.

22.3K 1.4K 57
                                    

Aerin tak jadi pulang bersama kak Galih. Tiba-tiba saja roda ban mobil cowok itu kempes dibagian depan. Entah siapa yang usil, karena setau Aerin tadi pagi mobil cowok itu baik-baik saja.

"Sorry ya Rin ga jadi balik bareng" Ujar kak Galih dengan raut wajah menyesal.

"Iya gapapa, gue naik bus aja kak"
Balas Aerin santai.

Sebenarnya dalam hatinya Aerin tengah bersorak, hanya saja terasa tak sopan jika Aerin melakukan itu terang-terangan.

"Kedepan gerbang dulu ya kak"

"Oke, hati-hati cinta" Cowok itu melambaikan tangan lalu menggerakkan jarinya berbentuk saranghae yang hanya dibalas Aerin dengan mengacungkan jempol.

Dengan perasaan senang, Aerin menuju ke gerbang sekolahnya.

Namun saat sudah sampai di halte hus, 10 menit Aerin menunggu, tak juga lewat satu bus pun. Adiknya Nio yang biasanya pulang bersama Aerin jugA tak bisa pulang bersama dengan dirinya karena sedang ada kerja kelompok, lagi pula Aerin juga sudah mengabarkan bahwa ia akan pulang bersama dengan kak Galih.

Akhirnya, Aerin mengambil ponsel di saku, iseng mencoba mengecek harga gojek menuju ke rumahnya.

"20rb mahal banget, bisa buat makan sehari" batin Aerin menangis.

Saat matanya masih menatap nominal uang itu dengan meringis, tiba-tiba dirinya dikejutkan dengan bunyi klakson dari arah sampingnya.

Disana, terlihat sebuah motor sport hendak mengarah keluar gerbang.

Aerin mengernyitkan kening saat melihat sang empu berhenti didepannya.

Namun saat pengendara itu membuka visor helmnya, Aerin langsung memasang raut terkejut.

"Eh yang kemarin ya?" Tanya Aerin sedikit kaget.

Didepan sana, cowok itu terlihat mengangguk.

"Ohiya, maaf gue belum bisa balikin uangnya, uang di saku gue kurang."
Aerin meringis, dirinya merasa sangat tak enak hati mengutang seperti ini.

"Gue kemarin mau transfer, tapi lo ga ngasih nomor ATM masalahnya" Aerin menjelaskan lagi dengan detail saat merasa cowok didepannya hanya diam menatap Aerin.

Dirinya seperti merasa tengah disalahkan sekarang.

"Bentar, pakai mbanking aja nih"
Ucap Aerin, mencoba mencari jalan keluar.

Aerin mengotak-atik ponselnya sebentar sebelum menyodorkannya ke cowok itu.

Beruntung sekolah memilik wifi. Aerin tak bisa langsung mentrafser cowok ini kemarin karena sebenarnya dirinya tak mempunya kuota.
Maklum, akhir bulan.

Melihat ponselnya tak kunjung di terima, Aerin akhirnya mendongak menatap cowok dihadapannya ini dengan raut wajah bertanya.

"Gue mau cash"
ucapnya.

"Duit gue kurang masalahnya" Aerin menggaruk dahinya bingung.

Dirinya lalu mengambil uang dikantung sakunya dan menghitung jumlah uangnya.
"Tinggal 12 ribu hehe" Aerin dengan jujur menunjukkan beberapa uang kertas lecek itu ke laki-laki didepannya.

"Naik"

"Hah?"

Naik? Naik apa?

Jangan bilang naik ke pengadilan?!

Aerin benar-benar sudah suudzon didalam hatinya, namun kalimat cowok ini sesudahnya membuat Aerin terdiam.

"Kerumah Lo ngambil uang"

Somewhere in Neverland [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang